Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pengelola Kantin

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pengelola Kantin

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hygiene sanitasi pada pengelola kantin di Lingkungan USU secara umum belum memenuhi syarat kesehatan. Dari 5 kantin yang di observasi, hanya Kantin I yang memenuhi syarat kesehatan sedangkan kantin II, III, IV, dan V belum memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari lokasi kantin, perlakuan pengelola kantin terhadap saus tomat dan cabai serta keberadaan vektor pada kantin tersebut. Berdasarkan perlakuan pengelola kantin terhadap saus tomat dan cabai maka dapat diketahui bahwa sebagian besar pengelola kantin tidak menyimpan saus pada tempat tertutup. Hanya pengelola Kantin I yang menyimpan saus pada tempat tertutup apabila sedang tidak digunakan oleh konsumen. Selain itu, hanya pengelola kantin I dan II yang selalu membersihkan botol terlebih dahulu bila hendak melakukan isi ulang dengan saus yang baru. Sedangkan pengelola Kantin III membersihkan botol saus 3 kali seminggu, pengelola Kantin IV dan V tidak mencuci botol saus bila hendak melakukan isi ulang dengan saus yang baru. Botol saus sebaiknya dicuci setelah saus tersebut habis pada air mengalir agar kotoran-kotoran yang melekat terlepas dan langsung terbawa air yang mengalir. Botol saus yang disimpan dalam keadaan terbuka akan memungkinkan pertumbuhan mikroba pada saus. Walaupun botol saus disimpan di dalam kardus Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. tetapi botol saus harus tertutup untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang terhadap saus tersebut. Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi dikelompokkan dalam 4 empat macam, yaitu : Depkes, 2004 a. Pencemaran mikroba, seperti bakteri, jamur, cendawan. b. Pencemaran fisik, seperti rambut, debu tanah, serangga dan kotoran lainnya. c. Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, arsen, dsb. d. Pencemaran radio aktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, dsb. Berdasarkan kualitas saus tomat dan cabai yang diambil dari 5 kantin tersebut maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat bintik-bintik hitam pada saus tomat dan cabai, saus tidak berbau dan tidak berubah warna. Hal ini merupakan faktor penting yang menandakan bahwa saus tersebut tetap terjaga kebersihannya. Walaupun saus tersebut dibeli pada pasar tradisional, pengelola kantin selalu memperhatikan masa kadaluarsanya. Tetapi karena bersumber dari pasar tradisional, label BPOM tidak tercantum pada kemasan. Saus merupakan salah satu makanan olahan pabrik. Makanan pabrik adalah makanan yang diolah oleh pabrik makanan dan biasanya dikemas dalam kaleng, botol plastik atau doos. Menurut Depkes, ciri-ciri makanan olahan pabrik yang baik yaitu : a. Terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM. b. Kemasan masih baik, utuh, tidak rusak, bocor atau kembung. Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. c. Minuman dalam botol tidak berubah warna atau keruh serta tidak terdapat gumpalan. d. Belum habis masa pakai belum kadaluarsa e. Segel penutup masih terpasang dengan baik. f. Mempunyai merk dan label yang jelas nama pabrik pembuatnya. Depkes, 2004 Berdasarkan lokasi 5 kantin yang di observasi maka diketahui bahwa lokasi kantin I jauh dari Tempat pembuangan sampah TPS dan juga dari saluran pembuangan air limbah. Lokasi kantin II jauh dari Tempat Pembuangan Sampah TPS dan juga dari saluran pembuangan air limbah. Akan tetapi kebersihan lingkungan kantin II kurang terjaga, sehingga mengakibatkan adanya kecoa disekitar lingkungan kantin II. Lokasi kantin III jauh dari Tempat Pembuangan Sampah TPS dan jauh dari saluran pembuangan air limbah, tetapi kebersihan di lingkungan kantin III kurang terjaga sehingga terdapat kecoa pada kantin III. Lokasi kantin IV tidak jauh dari TPS dan juga dari saluran pembuangan air limbah. Kebersihan dilingkungan kantin IV kurang terjaga. Lokasi kantin V tidak jauh dari TPS dan juga dari saluran pembuangan air limbah. Kebersihan dilingkungan kantin V kurang terjaga, sehingga kecoa, lalat dan tikus juga sering terlihat di kantin V. Lokasi kantin harus jauh dari Tempat Pembuangan Sampah TPS dan saluran pembuangan air limbah. Hal ini sangat penting karena sanitasi lingkungan yang bagus tidak mengundang datangnya serangga, kecoa, lalat, tikus dan Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. binatang lainnya yang bisa menjadi sumber penyakit yang dapat mencemarkan berbagai produk makanan yang disajikan seperti saus dan jenis lainnya. Kecoa sangat dekat kehidupannya dengan manusia. Siang hari kecoa akan bersembunyi di dapur dan malam hari akan hinggap di piring-piring, peralatan dapur, di lantai sambil mencuri makanan. Kecoa makan segala makanan termasuk makanan manusia. Serangga ini dapat pindah dengan cara terbawa atau terbang. Kecoa menyukai tempat yang gelap dan lembab sehingga kecoa suka tinggal di tempat sampah, maka kecoa dapat memindahkan kuman penyakit dari sampah ke makanan. Penyakit yang dapat disebarkan oleh kecoa antara lain: diare, disentri, kolera, pes, dan typhus. Depkes RI, 2004 Lokasi tempat pengelolaan makanan TPM harus jauh dan terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh bahan pencemar, antara lain : banjir, udara debu, asap, serbuk, bau, bahan padat sampah, serangga, tikus, dan sebagainya. TPM memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan dari makanan yang dihasilkannya, orang yang mengolah makanan, bahan yang diolah, dan tempat pengolahan itu sendiri. Untuk meningkatkan kualitas makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM maka pengelola TPM harus mematuhi dan memenuhi persyaratan TPM dan selalu dijaga kebersihannya setiap saat. Depkes RI, 2004

5.2. Pemeriksaan Mikrobiologi pada Saus di Lima Kantin