2.3.1 Komposisi Penduduk Menurut Etnis
Masyarakat Perbaungan
merupakan kelompok masyarakat yang dapat
digolongkan sebagai masyarakat yang hetorogen, meskipun beberapa suku yang mendiami wilayah ini adalah sebagai kelompok etnisitas yang dominant, seperti
yang diuraikan pada tabel berikut: Tabel 2: Penduduk Desa Pegajahan Menurut Kelompok Etnis
No Jenis EtnisSuku
Jumlah Dalam 1 Jawa
81 2 Melayu
2,3 3 Batak
9 4 Karo
2,1 5 Nias
0.3 6 Bali
2,2 7 Banjar
3,06 Jumlah keseluruhan
100 Sumber: Profil desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan 1990
Data kependudukan desa Pagajahan pada tahun 1980 membuktikan bahwa masyarakat Jawa adalah masyarakat yang jumlahnya sebagai kelomok yang
dominan, dengan jumlah 81. Berbeda darikelompok etnis yang lainnya yang berasal dari Sumatera Utara yaitu Batak, dengan persentase 9,0, belum termasuk
etnis Karo. Kelompok masyarakat yang posisinya posisi ketiga adalah masyarakat Banjar, yaitu etnis yang berasal dari Kalimantan. Jumlah masyarakat Banjar
sekitar 3,06, sedikit lebih besar jumlahnya dari masyarakat Melayu yaitu 2,3.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok masyarakat yang lainnya adalah masyarakat Karo yang jumlahnya hanya sekitar 2,1, kemudian disusul dengan masyarakat Bali yang jumlahnya
hanya 2,2, pada dasarnya adalah masyarakat korban letusan Gunung Agung yang bermigrasi kedaerah ini. Masyarakat Nias adalah masyarakat yang
jumlahnya paling minim, hanya sekitar 0,30.
12
Penduduk kecamatan desa Pegajahan setiap tahunnya selalu mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh etnis pendatang yang akan bekerja sebagai
buruh perkebunan. Sektor ini mengalahkan pertambahan penduduk dari proses kelahiran.
13
2.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Agama
Masyarakat yang tinggal di desa Pegajahan pada dasarnya menganut kelima agama yang diakui di Indonesia, yaitu Katolik, Islam Kristen Protestan,
Hindu dan Buda yang terbagi seperti tabel di bawah ini;
Tabel 3: Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Pegajahan No
Agama Persentase
1 Islam
90, 0 2 Kristen
Protestan 3,9
3 Katolik 3,0
4 HinduBudha 3,1
Sumber : Profil desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan 1990
12
Sekretaris Desa Pegajahan, Profil Desa Pegajahan Tahun 1990 tidak diterbitkan.1990. Hal.2
13
Wawancara dengan Sarjono, tanggal 3 Oktober 2007
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menggambarkan bahwa masyarakat yang menempati desa Pegajahan mayoritas beragama Islam dengan persentase 90. Masyarakat
penganut agama Islam di desa Pegajahan adalah etnis Jawa dan masyarakat Melayu yang jumlahnya dominan di Pegajahan, sedangkan yang terkecil
persentasenya adalah agama Katolik dengan jumlah 3,0. Masyarakat yang menganut agama Kristen Protestan berjumlah 3,9, menempati urutan kedua
setelah Agama Islam. Agama HinduBudha berjumlah 3,1. Dalam proses kehidupan keagamaan setiap harinya masyarakat terlihat
akur, sebab konflik antar sesama umat beragama belum pernah terjadi di wilayah desa Pegajahan kecamatan Perbaungan.
2.3.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani dan berkebun baik sebagai penyewa maupun pemilik tanah. Masyarakat yang lainnya ada yang
bekerja sebagai buruh dalam perkebunan yang ada di Perbaungan yaitu PTPN II kebun Melati, PT London Sumatera, PTPN IV, dan perusahaan perkebunan
lainnya. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian akan diuraikan dalam tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4: Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Pegajahan Tahun 1980
No Mata pencaharian
Persentase 1 Petani
40 2 KaryawanBuruh
45 3 Pegawai
Negri 5
4 Nelayan 0,01
5 Dagang 5,7
6 Dan lain-lain
5,29 Sumber: Profil Desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan
1980
Dengan memperhatikan tabel diatas, bahwa penduduk Pegajahan mayoritas bekerja sebagai Karyawan dan buruh di Perkebunan PTPN II dan
perkebunan Swasta sebanyak 45 dari jumlah penduduk. Masyarakat petani menempati posisis kedua yaitu sebanyak 40, disusul kelompok kerja disektor
lain sebanya 5,29. Kelompok masyarakat pedagang berjumlah 5,7 dan yang penduduk yang paling minim adalah nelayan hanya 0,01.
Jumlah masyarakat yang berpropesi sebagai nelayan di Pagajahan sangat kecil, hal ini dilatar belakngi tempat mereka nelayan hanya di sekitas sungai yang
ada di pegajahan, dan mereka masihmempunyai pekerjaan lain yang sifatnya adalah pekerjaan tambahan.
14
14
Wawancara dengan Sarjono, tanggal 3 Oktober 2007
Universitas Sumatera Utara
2.4 Struktur Pemerintahan Desa Pegajahan
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, yang didasari oleh hukum dan sistem sosial, yang dipimpin langsung oleh seorang
Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri. Sebagai unit terendah dari sistem administrasi pemerintahan, desa
dipimpin oleh Kepala Desa, dengan beberapa aturan yaitu sebagai berikut: -
Karangka atau struktur pemerintahan desa yang menjadi wadah kerja sama
- Pembagian tugas dan fungsi serta wewenang dan tanggung jawab
- Pengaturan dan penyusunan staf pelaksana
- Pengaturan hubungan kerja antara antara satuan kerja organisasi dan
suatu tata hubungan kerja
15
Desa Pegajahan juga mempunyai struktur organisasi pemerintahan yang unsur-unsurnya, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Kepemerintahan,
Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Umum, dan Kepala Dusun. Semua unsur pemerintahan desa Pegajahan ini saling kerja sama satu sama lain.
Pada pelaksanaan pemerintahan di desa Pegajahan, unsur yang sering aktif menjalankan tugasnya adalah Kepala Desa dan Sekretaris Desa, sedangkan unsur-
unsur yang lainnya kurang aktif. Bagan yang seharusnya dilaksanakan dalam suatu desa adalah sebagai berukut:
15
C. S. T Kansil, Undang-undang No 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa, Jakrta: Ghalia Indonesia, 1983, Hal.3
Universitas Sumatera Utara