Antara Transmigrasi Dan Kontrak Kerja Sebagai Pilihan

Keadaan ini akhirnya memaksa pemerintah memikirkan nasip pengungsi, dan sebagai solusinya pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, memutuskan untuk menjadikan pengungsi sebagai masyarakat transmigrasi.

3.3 Antara Transmigrasi Dan Kontrak Kerja Sebagai Pilihan

Proses pelaksanaan transmigrasi pada dasarnya dilakukan sebagai pemerataan penduduk oleh pemerintah. Daerah yang berpenduduk padat akan dikurangi penduduknya kedaerah yang tergolong penduduknya sedikit. Proses perpindahan hanya terjadi dalam satu negara. Proses inilah yang dikatakan sebagai transmigrasi. Di sisi lain kontrak kerja mengandung arti persetujuan kerja antara majikan dengan buruh ataupun karyawan. Kesepakatan yang dimaksud dalam hal ini adalah penjelasasn hak dan kewajiban antara majikan pihak perusahaan dan buruh. Perjanjian kontrak dilakukan sebelum disepakati, yang tujuannya adalah mencari kesepakatan. Kontrak kerja dan tranmigrasi menjadi solusi terakhir yang diterapkap kepada masyarakat Hindu-Bali yang masih ada di pengungsian. Proses pelaksanaan kedua program ini adalah sebagai alternatif terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Hindu-Bali. Keadaan masyarakat yang sangat tertekan di tempat pengungsian menjadi faktor utama mereka menerima program yang ditawarkan oleh pemerintah kepada mereka. Dalam waktu tiga bulan masyarakat hanya tinggal ditempat pengungsian dengan bahan makanan yang kian menipis, dan hanya mengharapkan tenaga bantuan. Penderitaan kelompok Universitas Sumatera Utara pengungsi inilah yang mendasari mereka segera menerima tawaran dari pemerintah. 26 Kontrak kerja yang sebenarnya diterapkan oleh pihak Perusahaan Negara Perkebunan II, mengarah kepada batasan waktu kerja yaitu 6 tahun. Sedangkan penggajian yang diterapkan kepada mereka, sama dengan pekerja non-kontrak. Jadi kata yang paling sesuai dengan perjanjian ini adalah perjanjian kerja antara masyarakat Hindu Bali dengan Perusahaan Negara Perkebunan II. Sebelum tawaran kontrak kerja belum dijadikan sebagai alternatif, masyarakat direncanakan akan mengikuti transmigrasi kedua daerah yang akan dituju, yaitu Kalimantan dan Sulawesi Utara. 27 Masyarakat akan mendapatkan satu unit rumah untuk, 2 hektar tanah, dan selama waktu produktif belum tiba maka pemerintah akan mengupayakan sendiri biaya operasi mereka. Saat proses administrasi sedang dilakukan, untuk pemberangkatan, pemerintah mendapat tawaran baru dari pihak Perusahaan Negara Perkebunan II, yang mempunyai lokasi tiga propinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Riau, dan Irian Jaya. Sesuai dengan rencananya, masyarakat pengungsi akan dijadikan sebagai tenaga kerja kontrak dengan lama kerja selama 6 tahun. Lokasi yang menjadi penempatan mereka adalah Sumatera Utara, tepatnya kecamatan Perbaungan. Beberapa pengungsi yang sudah lama menantikan kebijakan pemerintah, tawaran yang baru dari pihak perusahaan negara ini mendapat tanggapan yang lebih laris apabila dibandingkan dengan tawaran sebagai transmigrasi. Sebagai 26 Wawancara dengan Inengah Sumadyase, tanggal 24 September 2007 27 Wawancara dengan Ninyoman Paut masyarakat Hindu Bali di desa Pegajahan , tanggal 25 September 2007 Universitas Sumatera Utara alasan pokok dari kelompok masyarakat Hindu-Bali yang memilih sebagai kontrak kerja adalah kondisi pekerjaan itu sendiri lebih sederhana, bila dibandingkan dengan transmigrasi yang masih membutuhkan beberapa tahapan menuju masa hasil. 28 Poin yang kedua sebagai alasan lebih banyak memilih kontrak kerja adalah latar belakang lokasi transmigrasi, yang sangat jauh. Sebagai pemula di daerah yang akan mereka tempati, membutuhkan usaha yang kuat untuk mengusahai lahan yang akan mereka tempati, sedangkan sebagai tenaga kontrak, masyarakat tersebut akan segera bekerja diperkebunan PTPN, tanpa harus mengeluarkan usaha yang maksimal. Wilayah Sumatera Utara tergolong lebih memungkinkan dan faktor keramaian menjadi salah satu faktor mereka memilih wilayah Sumatera Utara. Masyarakat yang menginginkan menjadi karyawan kontrak mempunyai keyakinan bahwa lahan pertanian mereka yang tinggal ataupun harta lainnya sudah pulih kembali ketika masa kontrak akan berakhir. Mereka lebih menginginkan kembali nantinya ke Bali dari pada menetap di daerah perantauan. Waktu 6 tahun sudah cukup untuk menunggu keadaan tanah mereka pulih kembali. Pihak Perusahaan Negara Perkebunan bekerja sama dengan pemerintah mengeluarkan beberapa persyaratan pokok menjadi kontrak kerja, yaitu: 1. Anggota kelompok kerja, harus berangkat satu keluarga sekaligus 28 Wawancara dengan Nyoman Jumu, tanggal 24 September 2007 Universitas Sumatera Utara 2. Setiap kelompok keluarga yang dijadikan sebagai tenaga kontrak kerja, harus memiliki minimal 3 orang dari kelompok kerja yang bisa dipekerjakan 3. Bersedia menjadi kelompok kontrak kerja selama masa kontrak belun berakhir yaitu 6 tahun kedepan 4. Tidak ada harta permanen yang dimiliki oleh kelompok kontrak, tetapi mereka akan diberi gaji sesuai dengan ketentuan dari pihak perusahaan 5. Masyarakat yang ikut kontrak adalah masyarakat yang umurnya masih tergolong umur produktif, dan tidak cacat badan. 29 Tawaran sebagai kontrak kerja ternyata lebih banyak yang menginginkannya dari pada transmigrasi, tetapi jumlah banyak dari mereka tidak memenuhi persyaratan yang dibuat oleh PNP II. Persyaratan yang paling memberatkan bagi masyarakat adalah poin tentang jumlah keluarga, dimana banyak diantara mereka harus benar-benar jumlahnya sesuai dengan yang diinginkan oleh Perusahaan Negara Perkebunan. Selain persyaratan yang memberatkan sebagai tenaga kontrak di PNP II, jumlah menjadi tenaga kontrak juga dibatasi oleh pihak Perusahaan Negara Perkebunan II, yaitu hanya 60 KK. Akibat dari keinginan masyarakat yang lebih dominan memilih kontrak kerja, persyaratan sebagai untuk tawaran ini semakin diperketat dengan persyaratan umur kerja, tetapi persyaratan ini dapat diantisipasi oleh masyarakat dengan keterangan umur yang tidak valid. Umur mereka tidak bisa dipastikan dengan 29 Wawancara dengan John B Pihak PTPN II Tanjung Morawa kebun Melati , Tanggal 27 Agustus 2007 Universitas Sumatera Utara alasan surat yang memberikan keterangan pribadi sudah hilang akibat letusan gunung Agung. Sangat sulit mencari keluarga yang permanen seperti yang diharuskan oleh perusahaan, sehingga mereka banyak yang gagal menjadi tenaga kontrak, tetapi disebagian masyarakat Hindu-Bali yang berkeinginan menjadi tenaga kontrak tetap berupaya keras mewujudkan keinginannya, dengan cara mengumpulkan beberapa kelompok muda atau yang tidak ada pasangannya menjadi satu kelompok keluarga. Kelompok ini mengaku satu keluarga dengan spespikasi 2 orang pria dewasa yang dikatakan sebagai suami istri, dan 3 orang atau lebih kelompok muda yang disebutkan sebagai anak. Dengan taktis yang mereka buat, maka persyaratan menjadi tenaga kontrak terpenuhi. Bagi kelompok keluarga yang tidak mencukupi golongan anak, maka mereka berusaha mencari anak yang tidak mempunyai keluarga lagi. Anak yang tidak mempuyai orang tua yatim, piatu, maupun yatim piatu tergolong sangat bayak pada saat bencana alam terjadi, demikian juga dengan orang tua yang kehilangan anaknya juga banyak ditemukan pada korban pengungsi bencana Gunung Agung. Jadi tidak jarang keluarga campuran yang berangkat menjadi tenaga kontrak ke Perusahaan Negara Perkebunan II. 30 Taktis yang dilakukan oleh masyarakat calon kontrak kerja tersebut mendapat persetujuan dari pihak PNP II, sebab situasi perusahaan juga sedang membutuhkan karyawan. Di sisi lain, hal terpenting dari karyawan adalah umur 30 Wawancara dengan Wayan Andek masyarakat Hindu Bali di desa Pegajahan dan Wayan Gio, tanggal 5 Agustus 2007 Universitas Sumatera Utara untuk mencukupi dan bisa bekerja dilapangan. Pihak PNP tidak terlalu selektif terhadap persyaratan mengenai status calon karyawan. Momen yang sangat pentingpun tiba, ketika masyarakat diberangkatkan ketiga kota, yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Irian Jaya. Bencana gunung Agung sangat membuat masyarakat Hindu Bali yang tinggal di sekitarnya sangat memperihatinkan, yaitu terjadinya perubahan sosial. Mereka harus pindah dari tempat kediaman mereka dan merubah pola hidup mereka setiap harinya.

3.4 Masa Kotrak Kerja Pertama Hingga Ke-Tiga