Pengertian Dakwah TINJAUAN TEORITIS

16 diberitakan oleh rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. 14 Berdasarkan pendapat di atas, maka dakwah Islam dapat diberi pengertian mengajak umat manusia supaya masuk kejalan Allah SWT Sistem Islam secara menyeluruh baik dengan perbuatan sebagai ikhtiar seorang muslim dalam mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan pribadi, keluarga, jama’ah dan umat dalam semua segi kehidupan. Dengan harapan dapat menyelamatkan dan membahagiakan manusia baik di dunia maupun di akhirat. 15 Sistematis dalam hal ini ditandai dengan interaksi unsur-unsur utama dakwah yang saling berkaitan satu sama lainnya dan tidak boleh terpisahkan. Sehingga dakwah bertujuan untuk memberi tahu dan memberi pemahaman apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Allah. Tujuan dakwah tidak hanya terbatas pada penyampaian perintah dan larangan Allah saja, tetapi juga meliputi segala hal yang dibutuhkan dalam menunaikan dakwah, misalnya sarana, prasarana, cara penyampaian dakwah dilingkungan masyarakat.

C. Unsur-unsur Dakwah

Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya kegiatan dakwah. Dakwah merupakan suatu proses, sehingga memerlukan unsur-unsur dakwah dengan tujuan agar tidak menemui kesalahan dalam pelaksanaannya. Adapun unsur-unsur dakwah ialah : 14 Munir Samsul Amin, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah, 2009, cet. ke-1, h. 5. 15 Munir Samsul Amin, Ilmu Dakwah, h. 6. 17

1. Subyek dakwah atau Da’i

Subjek dakwah da’i yaitu orang atau sekelompok orang yang melaksanakan tugas dakwah, da’i sebagai pelaku dakwah atau pelaksana dakwah. Juru dakwah menurut A. Hasjmy dalam bukunya Dustur Dakwah Menurut al- Qur’an adalah penasehat, para pemimpin dan pemberi ingat, yang memberi nasihat dengan baik, mengarang dan berkhutbah, memusatkan kegiatan jiwa raganya dalam membicarakan tentang kampung akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam gelombang dunia. 16 Dengan pendidikan yang khusus tentang penguasaan ilmu agama yang luas dan dalam seoran g da’i juga harus mempunyai ilmu pengetahuan yang universal yaitu mengenal ilmu-ilmu lain. Dalam abad teknologi modern ini berkembangnya isu-isu hangat di masyarakat, maka dengan menguasai teknologi dapat digunakan cara untuk menompang materi dakwah yang d isampaikan supaya tidak kering dan kaku. Selain itu da’i harus benar- benar mendalami ilmu mengenai ushul pokok dan furu’ cabang Islam, sehingga apabila ia berdakwah benar-benar memahami hakikat risalah yang sempurna. Bahwa Islam adalah hubungan dengan Tuhan yang membimbing mukmin dalam seluruh aspek kehidupannya. Di dalam pendakwah terletak inti dari gerakan dakwah Islam yang jiwanya terisi dengan kebenaran, kesadaran, kemauan, keberanian, tegas dan semangat untuk siap menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan orang lain dapat mengambil manfaat darinya. Seorang juru dakwah juga harus 16 Siti Uswatun Hasanah, Berdakwah Dengan Jalan Debat Antara Muslim Dan Non Muslim Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset, 2007, cet. ke-1, h. 28. 18 bertauhid dengan sempurna artinya mengenal Tuhannya sebagai Sang Pencipta dengan kekuasaan yang mutlak. Seorang juru dakwah harus berakhlak karimah, karena merupakan cerminan bagi orang yang di dakwahi. 17 Secara umum dapat dikatakan bahwa da’i adalah pelaksana dalam berdakwah atau da’i adalah manusia baik laki-laki maupun perempuan yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam ditengah- tengah kehidupan manusia serta menjadi panutan atau tempat orang mencontoh cara hidup yang Islami dan menjadi penyejuk di tengah kehidupan umat, justru itu tidak semua orang umat Islam dapat dikatakan da’i, karena begitu besar tanggung jawabnya.

2. Objek Dakwah atau Mad’u

Mad’u dalam arti isim maf’ul dari da’a berarti orang yang mengajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah obyek sekaligus subyek dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah Islam. 18 Mad’u objek dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. Masyarakat baik individu maupun kelompok sebagai objek dakwah, memiliki strata dan tingkatan yang berbeda-beda. 19 17 Faizah dan Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah Jakarta : Kencana, 2006, hal. 197. 18 Cahaya Takariawan, Prinsip-PrinsipDakwah Yogyakarta: Izzam Pustaka, 2005, cet. ke-4, h. 25. 19 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzan, 2009, cet. ke-1, h. 15.