Konsep Rumah Tangga Dalam Islam

29 manusia atau sebaliknya dari keluarga juga penderitaan berkepanjangan yang tiada bertepi yang di ujikan Allah kepadanya. 37 Struktur rumah tangga dapat terbangun melalui hubungan darah ataupun pernikahan. Menurut ajaran Islam, pernikahan itu mengandung tanggung jawab dan sekaligus ras saling memiliki dan saling berharap. Disamping terikat menurut hukum Islam, juga terjalin dalam ikatan batin. 38 Berhasil atau gagalnya pendidikan keluarga dalam Islam sepanuhnya bergantung pada kemampuan kita memahami sebagaimana pandangan Islam terhadap manusia dan nilai kemanusiaannya. 39 Keluarga dalam Islam merupakan komunitas ideal pertama bagi manusia muslim untuk membentuk masyarakat yang diridhai Allah. Di dalam Islam, keluarga menempati posisi dasar pembentukan insan yang sempurna. Bila memandang unsur pengelolaan yang baik dan adil atau amanah yang harus dijaga dan istri memperlakukan suami sebagai amanah yang harus dimuliakan serta keduanya melaksanakan amanah untuk membesarkan dan mengasuh anak-anaknya untuk menjadi hamba-hamba Allah. Rumah tangga adalah amanah bersama. Titik ini semestinya menjadi acuan awal ketika menempati masalah rumah tangga sebagai sentral pembinaan umat. Biasanya masalah-masalah yang timbul dalam keluarga karena masing-masing pihak tidak bisa memenuhi amanah tersebut. Menurut konsep Islam pembentukan keluarga dilakukan lembaga pernikahan. Keluarga dapat diwujudkan apabila fasilitas kehidupan dan 37 Abdul Hamid Kimid, Konsep Rumah Tangga Bandung: Mizan,1992 h. 20. 38 Anshari Thayib, Struktur Rumah Tangga Muslim Surabaya: Risalah Gusti, 1992, h.1. 39 Shodiq Ihsan, Keluarga Muslim Dalam Islam Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994, h. 119 30 kebutuhan hidup keluarga, baik lahir dan batin dapat terpenuhi secara baik. Dalam upaya mewujudkan keluarga yang bahagia manusia dapat menempuh dan mengupayakan melalui usaha lahiriyah dalam bentuk perencanaan yang matang dan persiapan yang mantap, menempuh prinsip monogami, dan melalui keluarga berencana. Menurut konsep Islam bekal utama yang harus dijadikan modal dalam upaya mewujudkan keluarga yang bahagia ialah iman yang kokoh, akhlak yang mulia dan ketaqwaan yang tinggi. 40 Keluarga yang Islami mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Dibentuk lewat akad pernikahan menurut ajaran Islam. 2. Yang dinamakan keluarga sekurang-kurangnya terdiri dari seorang laki- laki yang berstatus sebagai suami dan seorang perempuan yang berstatus sebagai istri.. Ini adalah keluarga pokok yang dapat menjadi keluarga inti jika ditambahi anak-anak. 3. Dalam keluarga Islam, terdapat nilai-nilai dan norma-norma yang dianut. Nilai dan norma ini bersumber dari ajaran Islam. 4. Setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban dengan status dan kedudukannya, menurut ajaran Islam, tujuan pembentukan keluarga Islam ialah kebahagiaan dan ketentraman hidup berumah tangga dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Jadi rumah tangga Islam adalah rumah tangga yang didalamnya ditegakan adab-adab Islam, baik yang menyangkut indvidu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. rumah tangga Islami adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena 40 Ibrahim Husen, Membina Keluarga Bahagia Jakarta: Pustaka Antara PT Anggota IKAPI, 1996, h. 46. 31 Allah saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Karena kecintaan mereka kepada Allah serta teladan yang menjadi panutan dan dambaan umat. Mereka betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan rohani. Rumah tangga Islami adalah rumah yang didalamnya terdapat sakinah, mawaddah dan warahmah perasaan cinta dan kasih sayang. Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah tangga setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana surga didalamnya . inilah ciri khas rumah tangga Islami. Mereka berserikat dalam rumah tangga itu untuk berkhitmat pada aturan Allah SWT. Mereka bergaul dan bekerja sama didalamnya untuk saling menguatkan dalam beribadah kepada Allah. 41 Tidak dapat diragukan lagi bahwa rumah tangga Islami itu muntiara- muntiara masyarakat yang baik. Oleh karena itu, haruslah sungguh-sungguh memelihara syariat yang mengatur soal akad nikah perkawinan menurut Islam itu, karena betul-betul tidak ada cacat celanya, jauh dari perbuatan sia-sia, mengukuhkan hubungan kasih sayang dan ketenangan jiwa suami istri dalam rumah tangga itu, inilah salah satu tanda kesempurnaan kodrat Tuhan. 42 41 Cahyadi Takariawan, Pernik-Pernik Rumah Tangga Islam Jakarta: Intermedia, 2008, h. 21. 42 Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani, Etika Dalam Rumah Tangga Surabaya: PT Bungkul Indah, 1992, h. 8. 32

BAB III PROFIL USTADZAH PIPIK DIAN IRAWATI

A. Profil Ustadzah Pipik Dian Irawati

Ustadzah Pipik memiliki nama lengkap Pipik Dian Irawati. Wanita kelahiran Semarang 26 November 1977 ini memiliki paras yang begitu cantik yang dibaluti dengan jilbab semakin membuat ia tampak begitu anggun dan cantik. Ustadzah Pipik Dian Irawati lebih dikenal dengan sapaan Ummi. Ustadzah Pipik Dian Irawati merupakan anak bungsu dari enam bersaudara 4 perempuan 2 laki-laki dari pasangan H. Imam Martono bin Mardjani dengan Hj. Riyanti. Pada usia 12 tahun ibu dari Ustadzah Pipik Dian Irawati meninggal dunia. 1 Pendidikan Ustadzah Pipik Dian Irawati berawal di kota Semarang yaitu di SD Widosari di Semarang lanjut ke SMP dan SMA Mataram di Semarang. Sekitar tahun 1996 Ustadzah Pipik melanjutkan kuliah bagian Manajemen Informasi tetapi tidak sampai setahun karena ada panggilan kerja sebagai model di salah satu model sampul dimajalah Aneka pada tahun 1995-1996. Selain belajar di pendidikan formal beliau juga pernah belajar di sekolah informal yaitu di Pendidikan Mubaligh Al Azhar. Dari pengalaman pendidikan di PMA inilah beliau mulai belajar menjadi seorang pendakwah. 2 Pada saat Ustadzah Pipik masih menjadi model majalah Aneka Ustadzah Pipik Dian Irawati mengaku memiliki kebiasaan yang kurang baik. Istri 1 Pipik Dian Irawati, Wawancara Pribadi, di Rumah Pipik Dian Irawati, Senin 12 Mei 2014. 2 Pipik Dian Irawati, Wawancara Pribadi, di Rumah Pipik Dian Irawati, Senin 12 Mei 2014. 33 almarhum Uje itu senang keluar masuk dunia malam, diskotik atau dugem. Kondisi seperti ini dianggapnya sebagai masa kegelapan dalam masa hidupnya. 3 Perubahan hidup Ustadzah Pipik terjadi ketika Uje membawanya bertemu dengan ibunya, Umi Tatu. Ketika itu Uje menggambarkan soal keseriusan hubungannya dengan Ustadzah Pipik. Umi Tatu pun memberi restu kepada mereka berdua untuk menikah. Meski awalnya berat hati, Ustadzah Pipik mengikuti saran Umi Tatu. Sebelum menikah Ustadzah Pipik belum mengenakan Hijab setelah menikah Ustadzah Pipik mulai mengenakan hijab karena tuntutan dari ibunda Uje yaitu Umi Tatu, karena dilingkungan keluarga suami Ustadzah Pipik begitu sangat agamis sekali. Dari sinilah Ustadzah Pipik mulai merubah penampilannya yang biasa mengenakan baju seksi hingga sampai mengenakan pakaian yang menutupi auratnya sampai sekarang. Ustadzah Pipik mulai istiqomah untuk terus mengenakan hijabnya sampai sekarang. 4 Pertemuan dengan Ustadz Jefri Al Buchori dengan Ustadzah Pipik Dian Irawati pertama kali saat sedang menyantap nasi goreng di Menteng tahun 1996-1997. Waktu itu Ustadzah Pipik Dian Irawati bersama Gugun Gondrong lagi di dalam mobil yang memperkenalkan sebagai adik Gugun Gondrong. Sebetulnya pada waktu itu Ustadzah Pipik juga ingin berkenalan dengan Ustadz Jefri Al Buchori, yang dikenalnya sebagai pemain sinetron “Kerinduan” dan kebetulan Ustadzah Pipik menyukainya. Mungkin karena 3 Pipik Dian Irawati, Wawancara Pribadi, di Rumah Pipik Dian Irawati, Senin 12 Mei 2014. 4 Pipik Dian Irawati, Wawancara Pribadi, di Rumah Pipik Dian Irawati, Jum’at 04 Juli 2014. 34 Gugun paham dengan tingkah laku Ustadz Jefri Al Buchori, maka Gugun pun menolak keinginan Ustadzah Pipik. Tetapi karena mungkin sudah jodoh, Allah kembali mempertemukan Ustadz Jefri Al Buchori dengan Ustadzah Pipik. Pada saat buka puasa dirumah Pontjo Sutowo, saat itulah perkenalan antar dua insan itu terjadi, mulai dekat hingga akhirnya bertukar nomor telepon. 5 Pada saat pertama kali keluar bareng, waktu itu Ustadz Jefri Al-Buchori hanya mengenakan jins dan sepatu boots serta uang Rp. 50 ribu didompet, lalu mereka naik taksi untuk nonton film. Dan selama dibioskop, mereka hanya membisu dan menonton sendiri-sendiri. Karena memiliki kesamaan hobi yang sama yaitu makan dan nonton, akhirnya Ustadz Jefri Al Buchori dan Ustadzah Pipik sering keluar bareng walau banyak teman-teman Ustadz Jefri Al Buchori yang mencibir dan tidak habis mengapa Ustadzah Pipik mau-maunya berpacaran dengan Ustadz Jefri Al Buchori. Karena keduanya memiliki kesibukan masing-masing, terutama Ustadzah Pipik yang sibuk untuk keluar kota karena tuntutan profesinya sebagai seorang model inilah yang membuat mereka jarang bertemu, bahkan sempat putus lalu pertemukan lagi. Akhirnya, untuk menghindari maksiat Ustadz Jefri Al Buchori dan Ustadzah Pipik menikah dibawah tangan tahun 1999, lalu mereka tinggal dirumah ibunda Ustadz Jefri Al Buchori, sekitar 4-5 bulan kemudian baru mereka menikah secara resmi di Semarang pada tanggal 7 September 1999. Pernikahan keduanya kemudian dikaruniai empat orang anak, Adiba 5 Yusuf Mansur, Siapa Penerus Saya ?Memoar Kehidupan Ustadz Jeffry Al Buchori Surabaya: Pena Semesta, 2013 h. 32.