Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.1

74 Tabel 4.1 Utang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia 2004-2012 Tahun ULNp juta USD 2004 82,725 2005 80,072 2006 75,809 2007 80,609 2008 86,600 2009 99,265 2010 118,624 2011 118,642 2012 126,119 Sumber: Bank Indonesia, SEKI 2014 data diolah Pada tabel 4.1 diatas menujukkan utang luar negeri pemerintah yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Jumlah utang luar negeri yang paling tinggi adalah pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan selama ini utang luar negeri digunakan untuk membiayai sektor keuangan dibandingkan dengan sektor riil sehingga jumlah utang luar negeri bertambah tiap tahunnya. Pada tahun 2008 dan 2009 terjadi peningkatan utang luar negeri yang cukup tinggi karena pada tahun tersebut sedang terjadi krisis global 2008 yang menyebabkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan beberapa mata uang utama dunia mengalami depresiasi yang sangat tajam. Kenaikkan akumulasi utang berdampak pada terjadinya defisit pada neraca pembayaran. Dengan kondisi inilah yang akhirnya memaksa pemerintah Indonesia untuk berhutang kepada International Monetary Fund IMF. 75 Sejak krisis utang luar negeri dunia pada awal 1980-an, masalah utang luar negeri yang dialami oleh banyak negara berkembang tidak semakin baik. Banyak negara berkembang semakin terjerumus ke dalam krisis utang luar negeri sampai negara-negara pengutang besar terpaksa melakukan program-program penyesuaian struktural terhadap ekonomi mereka atas desakan dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional IMF, sebagai syarat utama untuk mendapatkan pinjaman baru atau pengurangan terhadap pinjaman lama Tambunan, 2008:13. Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Utang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia 2004 Q1-2012 Q4 Sumber : Bank Indonesia, SEKI 2014data diolah Gambar 4.1 diatas menggambarkan perkembangan utang luar negeri pemerintah di Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan tahun 76 2012 secara quartal. Terlihat jelas bahwa utang luar negeri pemerintah yang terus meningkat. Hal ini menunjukkan bawa negara berkembang seperti Indonesia masih bergantung terhadap utang luar negeri untuk perkembangan dalam negerinya.

b. Analisis Deskriptif Defisit Transaksi Berjalan

Defisit transaksi berjalan adalah selisih antara ekspor dan impor. Jika impor lebih besar dari pada ekspor maka akan menyebabkan defisit”. Defisit inilah yang disebut defisit transaksi berjalan. Sebaiknya, dalam suatu negara transaksi berjalan jangan sampai menunjukkan angka negatif tiap tahunnya, karena akan mengurangi cadangan devisa negara, karena cadangan devisa sangat dibutuhkan dalam suatu negara, terlebih pada negara berkembang. Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Transaksi Berjalan di Inonesia Tahun 2004 Q1- 2012 Q4 Sumber : Bank Indonesia,SEKI 2014data diolah