29
kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran berubah bebas dan kurs pertukaran terapung. Sedangkan kurs
pertukaran yang ditentukan pemerintah dinamakan kurs pertukaran tetap atau kurs pertukaran resmi.
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kurs
Sukirno 2006:400- 403 menyatakan “beberapa faktor yang
mempengaruhi perubahan dalam permintaan dan penawaran sesuatu valuta, yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta,
disebabkan oleh banyak fak tor”. Yang terpenting di antaranya adalah
seperti yang diuraikan di bawah ini : 1 Perubahan dalam citarasa masyarakat
Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi suatu masyarakat. Dengan adanya perubahan citarasa maka akan mengubah
corak konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan di dalam negeri ataupun terhadap barang yang diimpor dari luar negeri. Maka akan
mengurangi impor, sebaliknya jika terdapat perbaikan kualitas barang impor maka akan mengurangi permintaan .
2 Perubahan Harga Barang Expor dan Impor Harga suatu barang merupakan hal penting dalam menentukan
banyak atau sedikitnya barang yang di ekspor ataupun barang yang
30
diimpor. Jika suatu barang dalam negeri murah, maka akan menaikkan ekspor dan jika harganya naik maka akan mengurangi ekspor. Sedangkan
jika harga barang luar negeri turun maka akan menaikkan jumlah impor sebaliknya jika barang luar negeri naik, maka akan menurunkan
permintaan impor. Jadi dapat kita ketahui harga berperan sangat penting dalam penentuan quantity yang diminta dalam suatu perdagangan luar
negeri.
3 Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting
peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal
dalam negeri mengalir keluar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal
dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang
tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan atas mata
uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang sesuatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara
dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain.
31
e. Teori Kurs
Teori-teori yang memberikan landasan faktor-faktor yang menetukan kurs: 1 Teori Paritas Daya Beli Purchasing Power Parity
“Teori paritas daya beli PPP-purchasing power parity menyatakan bahwa kurs antara dua mata uang akan melakukan
penyesuaian yang mencerminkan perubahan tingkat harga dari kedua negara. Dasar dari teori PPP menyatakan bahwa perbandingan nilai
satu mata uang dengan mata uang lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut terhadap barang dan jasa di masing-
masing negara” Mishkin, 2006:439-440.
Perubahan kurs dalam jangka panjang diantara dua negara ditentukan oleh perubahan tingkat harga relatif di kedua negara. Faktor
lain yang mempengaruhi kurs dalam jangka panjang adalah tarif dan kuota, permintaan impor, permintaan ekspor dan produktifitas.
2 Teori Pendekatan Perdagangan Elasticities Approach Berdasarkan teori ini, “kurs didasarkan pada pertukaran barang
dan jasa antar negara. Artinya bahwa nilai tukar atau kurs dua mata uang dari dua negara ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan
barang dan jasa dikedua negara tersebut ekspor – impor. Sehingga
teori ini biasa disebut sebagai pendekatan perdagangan atau trade approa
ch” Salvatore, 1993:404-405.
32
f. Hubungan Kurs dengan Utang Luar Negeri
Kuncoro 2009:53 menyatakan bahwa “setelah runtuhnya sistem Bretton Woods dan berkembangnya sistem kurs mengambang, bagi
negara berkembang seperti Indonesia, peranan kurs valas menjadi sangat penting, terutama terhadap mata uang keras hard currencies seperti
dolar AS dan Yen Jepang”. Kurs valas sangat penting bagi negara yang sedang melakukan pembangunan ekonomi, karena kurs valas akan
berhubungan langsung dengan sektor-sektor perdagangan luar negeri, investasi, dan juga dengan utang luar negeri yang merupakan sumber dana
pembangunan. Oleh karena itu kestabilan dan keterjangkauan kurs mutlak diperlukan.
Selama periode krisis ekonomi, nilai kurs sangat mempengaruhi kondisi perekonomian domestik. Terpuruknya mata uang domestik
rupiah terhadap mata uang asing menjadi awal krisis ekonomi, sehingga nilai kurs menjadi sangat rentan volatile. Fluktuasi kurs ini yang
menyebabkan sektor-sektor perdagangan dan sektor riil kolaps serta beban utang luar negeri yang merupakan sebagian dana untuk pembangunan
menjadi semakin besar. Berdasarkan teori paritas daya beli, kurs antara dua mata uang akan melakukan penyesuaian yang mencerminkan
perubahan tingkat harga dari kedua negara. Jika rupiah Indonesia menguat terhadap dollar maka utang luar negeri akan menurun sehingga hubungan
antara kurs dan utang luar negeri adalah negatif.
33
Dari uraian diatas dapat dibuat fungsi model sebagai berikut :
ULN = ƒ K ...................................................................... 2.6 Dimana :
ULN = Utang Luar Negeri
K = Kurs
4. Inflasi
a. Definisi Inflasi
“Inflasi adalah naiknya harga-harga secara menyeluruh dan umum dalam suatu negara dan dalam periode tertentu. Jika hanya satu barang
yang mengalami kenaikan harga itu tidak bisa dikatakan inflasi, kecuali jika kenaikan harga barang itu mengakibatkan harga barang lain menjadi
ikut naik” Pratomo, 2006:105. Boediono 1985
:161 menyatakan “inflasi adalah kecendrungan dari harga-harga yang naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian
besar dari harga barang-barang lain. Kenaikan harga-harga karena musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja tidak
disebut sebagai inflasi” . Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat
inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi 0 persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena hal
tersebut sangat sukar dicapai, yang paling penting adalah agar nilai inflasi tetap rendah Sukirno,2006:333.
34
Inflasi dapat meningkat secara tiba-tiba yang bisa disebabkan karena suatu peristiwa ekonomi seperti penurunan nilai mata uang
depresiasi yang sangat besar ataupun adanya keadaan politik yang tidak stabil. Masih banyak faktor-faktor lain di luar sana yang menyebabkan
inflasi.
b. Jenis - Jenis Inflasi
1 Inflasi Tarikan Permintaan Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian
berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi pula sehingga pengeluaran pun
bertambah namun
tidak diimbangin
dengan kemampuan
perekonomian dalam mengciptakan barang dan jasa sehingga terjadinya pengeluaran yang berlebihan yang menyebabkan terjadinya
inflasi.
2 Inflasi Desakan Biaya Inflasi ini disebakan karena adanya kenaikan harga pada
faktor-faktor produksi, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga - harga berbagai barang.
35
3 Inflasi Diimpor Inflasi ini disebabkan karena kenaikan harga barang-barang
yang diimpor. Secara otomatis akan menaikkan harga barang ketika sudah masuk ke dalam negeri. Harga barang produksi yang diimpor
dari luar negeri yang sedang mengalami inflasi akan menaikkan harga faktor produksi itu sendiri, sehingga biaya produksi dan biaya jualnya
pun juga ikut naik.
c. Kebijakan Dalam Menanggulangi Inflasi
Inflasi yang terus menerus dapat mengakibatkan kondisi perekonomian semakin hancur. Untuk itu perlu diambil tindakan-tindakan
dari pemerintah dalam menanggulangi inflasi tersebut. Terdapat dua jenis kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Pratomo, 2006:114 menjabarkan kebijakan tersebut sebagai berikut: 1 Kebijakan moneter
a Tight money policy, adalah kebijakan untuk mengurangi jumlah uang beredar. Pengurangan jumlah uang beredar akan mengurangi
tingkat inflasi. b Menaikkan suku bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia, dengan
menaikkan suku bunga SBI maka akan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya, akhirnya bank umum itu akan menaikkan
suku bunga deposito. Uang yang berhasil mereka kumpulkan, digunakan untuk pembelian sertifikat Bank Indonesia. Akhirnya
36
bank tersebut harus mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agara dapat membeli sertifikat Bank Indonesia tersebut.
c Memperbaiki nilai tukar mata uang, dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur,
sehingga pada akhirnya akan mempermudah dan mempermudah biaya impor barang-barang material input.
2 Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal adalah segala kebijakan pemerintah dalam
kegiatan ekonomi riil yang menyangkut keuangan pemerintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran pemerintah atau pemberian subsidi.
Untuk menanggulangi inflasi pemerintah dapat melakukan kebijakan sebagai berikut:
a Menaikkan pajak,salah satu cara untuk meredam inflasi akibat cost push inflation
adalah dengan mengurangi agregat demand, yaitu dengan menaikkan pajak.
b Menekan pengeluaran pemerintah, hal ini bertujuan agar masyarakat semakin mandiri. Pengeluaran pemerintah yang
semakin kecil akan mengakibatkan masyarakat semakin menjadi efisien. Hal ini dilakukan agar pengeluaran pemerintah tidak
melulu digunakan sebagai kegiatan yang konsumtif, melainkan untuk kegiatan pembangunan.
37
c Mengurangi ekonomi yang tinggi, dengan melakukan deregulasi- deregulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian
barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau paling tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam
keadaan inflasi.
d. Efek Buruk Inflasi