Kurs Pengaruh defisit transaksi berjalan, kurs, dan inflasi terhadap utang luar negeri pemerintah sebelum dan sesudah krisis global 2008: studi kasus Indonesia 2004-2012

29 kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran berubah bebas dan kurs pertukaran terapung. Sedangkan kurs pertukaran yang ditentukan pemerintah dinamakan kurs pertukaran tetap atau kurs pertukaran resmi.

d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kurs

Sukirno 2006:400- 403 menyatakan “beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan dalam permintaan dan penawaran sesuatu valuta, yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak fak tor”. Yang terpenting di antaranya adalah seperti yang diuraikan di bawah ini : 1 Perubahan dalam citarasa masyarakat Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi suatu masyarakat. Dengan adanya perubahan citarasa maka akan mengubah corak konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan di dalam negeri ataupun terhadap barang yang diimpor dari luar negeri. Maka akan mengurangi impor, sebaliknya jika terdapat perbaikan kualitas barang impor maka akan mengurangi permintaan . 2 Perubahan Harga Barang Expor dan Impor Harga suatu barang merupakan hal penting dalam menentukan banyak atau sedikitnya barang yang di ekspor ataupun barang yang 30 diimpor. Jika suatu barang dalam negeri murah, maka akan menaikkan ekspor dan jika harganya naik maka akan mengurangi ekspor. Sedangkan jika harga barang luar negeri turun maka akan menaikkan jumlah impor sebaliknya jika barang luar negeri naik, maka akan menurunkan permintaan impor. Jadi dapat kita ketahui harga berperan sangat penting dalam penentuan quantity yang diminta dalam suatu perdagangan luar negeri. 3 Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir keluar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang sesuatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain. 31

e. Teori Kurs

Teori-teori yang memberikan landasan faktor-faktor yang menetukan kurs: 1 Teori Paritas Daya Beli Purchasing Power Parity “Teori paritas daya beli PPP-purchasing power parity menyatakan bahwa kurs antara dua mata uang akan melakukan penyesuaian yang mencerminkan perubahan tingkat harga dari kedua negara. Dasar dari teori PPP menyatakan bahwa perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut terhadap barang dan jasa di masing- masing negara” Mishkin, 2006:439-440. Perubahan kurs dalam jangka panjang diantara dua negara ditentukan oleh perubahan tingkat harga relatif di kedua negara. Faktor lain yang mempengaruhi kurs dalam jangka panjang adalah tarif dan kuota, permintaan impor, permintaan ekspor dan produktifitas. 2 Teori Pendekatan Perdagangan Elasticities Approach Berdasarkan teori ini, “kurs didasarkan pada pertukaran barang dan jasa antar negara. Artinya bahwa nilai tukar atau kurs dua mata uang dari dua negara ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan barang dan jasa dikedua negara tersebut ekspor – impor. Sehingga teori ini biasa disebut sebagai pendekatan perdagangan atau trade approa ch” Salvatore, 1993:404-405. 32

f. Hubungan Kurs dengan Utang Luar Negeri

Kuncoro 2009:53 menyatakan bahwa “setelah runtuhnya sistem Bretton Woods dan berkembangnya sistem kurs mengambang, bagi negara berkembang seperti Indonesia, peranan kurs valas menjadi sangat penting, terutama terhadap mata uang keras hard currencies seperti dolar AS dan Yen Jepang”. Kurs valas sangat penting bagi negara yang sedang melakukan pembangunan ekonomi, karena kurs valas akan berhubungan langsung dengan sektor-sektor perdagangan luar negeri, investasi, dan juga dengan utang luar negeri yang merupakan sumber dana pembangunan. Oleh karena itu kestabilan dan keterjangkauan kurs mutlak diperlukan. Selama periode krisis ekonomi, nilai kurs sangat mempengaruhi kondisi perekonomian domestik. Terpuruknya mata uang domestik rupiah terhadap mata uang asing menjadi awal krisis ekonomi, sehingga nilai kurs menjadi sangat rentan volatile. Fluktuasi kurs ini yang menyebabkan sektor-sektor perdagangan dan sektor riil kolaps serta beban utang luar negeri yang merupakan sebagian dana untuk pembangunan menjadi semakin besar. Berdasarkan teori paritas daya beli, kurs antara dua mata uang akan melakukan penyesuaian yang mencerminkan perubahan tingkat harga dari kedua negara. Jika rupiah Indonesia menguat terhadap dollar maka utang luar negeri akan menurun sehingga hubungan antara kurs dan utang luar negeri adalah negatif. 33 Dari uraian diatas dapat dibuat fungsi model sebagai berikut : ULN = ƒ K ...................................................................... 2.6 Dimana : ULN = Utang Luar Negeri K = Kurs

4. Inflasi

a. Definisi Inflasi

“Inflasi adalah naiknya harga-harga secara menyeluruh dan umum dalam suatu negara dan dalam periode tertentu. Jika hanya satu barang yang mengalami kenaikan harga itu tidak bisa dikatakan inflasi, kecuali jika kenaikan harga barang itu mengakibatkan harga barang lain menjadi ikut naik” Pratomo, 2006:105. Boediono 1985 :161 menyatakan “inflasi adalah kecendrungan dari harga-harga yang naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. Kenaikan harga-harga karena musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja tidak disebut sebagai inflasi” . Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi 0 persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena hal tersebut sangat sukar dicapai, yang paling penting adalah agar nilai inflasi tetap rendah Sukirno,2006:333. 34 Inflasi dapat meningkat secara tiba-tiba yang bisa disebabkan karena suatu peristiwa ekonomi seperti penurunan nilai mata uang depresiasi yang sangat besar ataupun adanya keadaan politik yang tidak stabil. Masih banyak faktor-faktor lain di luar sana yang menyebabkan inflasi.

b. Jenis - Jenis Inflasi

1 Inflasi Tarikan Permintaan Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi pula sehingga pengeluaran pun bertambah namun tidak diimbangin dengan kemampuan perekonomian dalam mengciptakan barang dan jasa sehingga terjadinya pengeluaran yang berlebihan yang menyebabkan terjadinya inflasi. 2 Inflasi Desakan Biaya Inflasi ini disebakan karena adanya kenaikan harga pada faktor-faktor produksi, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga - harga berbagai barang. 35 3 Inflasi Diimpor Inflasi ini disebabkan karena kenaikan harga barang-barang yang diimpor. Secara otomatis akan menaikkan harga barang ketika sudah masuk ke dalam negeri. Harga barang produksi yang diimpor dari luar negeri yang sedang mengalami inflasi akan menaikkan harga faktor produksi itu sendiri, sehingga biaya produksi dan biaya jualnya pun juga ikut naik.

c. Kebijakan Dalam Menanggulangi Inflasi

Inflasi yang terus menerus dapat mengakibatkan kondisi perekonomian semakin hancur. Untuk itu perlu diambil tindakan-tindakan dari pemerintah dalam menanggulangi inflasi tersebut. Terdapat dua jenis kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Pratomo, 2006:114 menjabarkan kebijakan tersebut sebagai berikut: 1 Kebijakan moneter a Tight money policy, adalah kebijakan untuk mengurangi jumlah uang beredar. Pengurangan jumlah uang beredar akan mengurangi tingkat inflasi. b Menaikkan suku bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia, dengan menaikkan suku bunga SBI maka akan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya, akhirnya bank umum itu akan menaikkan suku bunga deposito. Uang yang berhasil mereka kumpulkan, digunakan untuk pembelian sertifikat Bank Indonesia. Akhirnya 36 bank tersebut harus mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agara dapat membeli sertifikat Bank Indonesia tersebut. c Memperbaiki nilai tukar mata uang, dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga pada akhirnya akan mempermudah dan mempermudah biaya impor barang-barang material input. 2 Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal adalah segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi riil yang menyangkut keuangan pemerintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran pemerintah atau pemberian subsidi. Untuk menanggulangi inflasi pemerintah dapat melakukan kebijakan sebagai berikut: a Menaikkan pajak,salah satu cara untuk meredam inflasi akibat cost push inflation adalah dengan mengurangi agregat demand, yaitu dengan menaikkan pajak. b Menekan pengeluaran pemerintah, hal ini bertujuan agar masyarakat semakin mandiri. Pengeluaran pemerintah yang semakin kecil akan mengakibatkan masyarakat semakin menjadi efisien. Hal ini dilakukan agar pengeluaran pemerintah tidak melulu digunakan sebagai kegiatan yang konsumtif, melainkan untuk kegiatan pembangunan. 37 c Mengurangi ekonomi yang tinggi, dengan melakukan deregulasi- deregulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau paling tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam keadaan inflasi.

d. Efek Buruk Inflasi