33
dimana: ρ = densitas benda kgm
3
m = massa benda kg V = volume benda m
3
2.3.1.2. Daya Serap Air
Besar kecilnya penyerapan air oleh beton sangat dipengaruhi oleh pori atau rongga yang terdapat pada beton. Semakin banyak pori-pori yang terkandung
dalam beton maka akan semakin besar pula penyerapan sehingga ketahanannya akan berkurang. Rongga pori yang terdapat pada beton terjadi karena kurang
tepatnya lualitas dan komposisi material penyusunnya. Pengaruh rasio yang terlalu besar dapat menyebabkan rongga, karena terdapat air yang tidak bereaksi
dan kemudian menguap dan meninggalkan rongga K.J. Bishop, R.E.Smalman, 1991.
Daya serap air dirumuskan sebagai berikut :
100 ×
− =
Kering Sampel
Berat Kering
Sampel Berat
Jenuh Sampel
Berat air
Penyerapan
..2 – 2
2.3.2. Sifat Mekanik
2.3.2.1. Kuat Tekan
Kuat tekan compressive strength beton merupakan perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan bahan dengan luas penampang
bahan yang mengalami gaya tersebut. Secara matematis besarnya kuat tekan suatu bahan Tata Surdia, 1984:
A F
P
max
=
..................................................2 – 3 dimana:
P = Kuat tekan Nm
2
F = Gaya maksimum N A = Luas permukaan m
2
Universitas Sumatera Utara
34
Tekanan adalah suatu kuantitas scalar. Satuan dalam Sistem Internasional SI dari tekanan adalah Pascal yang sering disingkat Pa, 1 Pa = 1 Newtonmeter
2
.
2.3.2.2. Kekuatan Patah Bending Strength
Kekuatan patah sering disebut Modulus of Rapture MOR yang menyatakan ukuran ketahanan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas
thermal stress. Pengukuran kekuatan patah sampel digunakan dengan metode titik tumpu triple point bending, nilai kekuatan patah dapat ditentukan dengan
standar ASTM C.733-79. Kekuatan patah
2
. 2
. 3
h b
L P
= .............................................. 2 – 4
dimana: P = Gaya tekan N
L = Jarak dua penumpu m b h = dimensi sampel lebar dan tinggi m
P
h b
L Gambar. 2.7. Contoh Benda Uji Bending Strength
2.3.2.3. Kuat Impak
Material mungkin mempunyai kekuatan tarik tinggi tetapi tidak tahan terhadap beban kejut. Untuk menentukannya diperlukan uji ketahanan impak.
Ketahanan impak biasanya diukur dengan uji impak liot atau charpy terhadap benda uji bertakik atau tanpa takik. Pada pengujian ini beban diayunkan dari
ketinggian tertentu dan mengenai benda uji, kemudian diukur energy disipasi pada
Universitas Sumatera Utara
35
patahan. Pengujian ini bermanfaat untuk memperlihatkan penurunan keuletan dan kekuatan impak material. Ketangguhan patahan KC suatu paduan dianggap lebih
tepat dan lebih penting, karena berbagai paduan mengandung retak halus yang mulai merambat apabila menerima beban kritis tertentu. KC mendefinisikan
kombinasi kritis antara tegangan dan panjang retak K.J.Bishop, R.E.Smallman, 1991. Pada Penelitian ini penentuan nilai impak dilakukan perhitungan nilai
Chappy, yaitu : S
AK KC
= ........................................................ 2 – 5
Dimana: KC = nilai impak Chappy Nm
2
AK = harga impak takik N S
= luas semula di bawah takik dari batang benda uji m
2
Gambar. 2.8. Contoh Benda Uji Impak
Universitas Sumatera Utara
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan, Sumatera Utara.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2010.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1.
Alat
1. Neraca ohauss 2. Mesin penepung kapasitas 300 kgjam crusibal
3. Mesin Pengayak Tes Sive Shaker 4. Ayakan
5. Cetakan sample uji 6. Alat uji kekuatan impak Iberttest
7. Alat uji tekanan Universal Testing Machine 8. Alat uji bending strength Universal Testing Machine
9. Wadah Pencampur
10. Pengaduk
3.2.2. Bahan
1. Semen Portland
2. Pasir 3. Debu
batubara 4. Abu
Sekam Padi
5. Air 6. Batu
apung
Universitas Sumatera Utara