23
Gambar 2.1. Tumpukan Limbah Debu Batubara
2.1.3. Abu Sekam Padi
Dalam kajian ini, bahan yang digunakan sebagai pengganti pasir selain dari debu batubara juga digunakan abu sekam padi. Abu sekam padi adalah sisa
pertanian yang dapat secara mudah dan dalam jumlah yang banyak dengan kata lain merupakan limbah dari tempat penggilingan padi. Sisa pertanian ini
kebanyakannya hanya dibakar secara terbuka di luar kawasan kilang. Keadaan ini akan mengancam alam sekitar dan dapat menyebabkan pencemaran udara.
Padahal abu sekam padi sangat berpotensi sebagai sumber bahan baku alternatif yang murah bagi masyarakat. Komposisi kimia Abu Sekam Padi dapat dilihat
pada tabel 2.3 di bawah.
Sekam adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil samping saat proses penggilingan padi. Sekitar 20 – 30 dari bobot padi adalah sekam dan ±
15 dari komposisi sekam adalah abu yang selalu dihasilkan setiap pembakaran sekam. Sekam padi terdiri dari serat kasar yang berguna untuk menutupi kariopsis
Universitas Sumatera Utara
24
dengan persentase mencapai 35,68 . Serat kasar ini terdiri dari dua bagian yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Erliza Hambali Dkk, 2007
Tabel: 2.3. Komposisi kimiawi abu sekam padi
Senyawa Kimia Kadar
SiO
2
91,16 K
2
O dan Na
2
O 4,75
CaO 0,65
MgO 0,99
Fe
2
O
3
0,21 SO
3
0,10
Sumber: Bode Haryanto, 2002
Gambar 2.2. Abu Sekam Padi
2.1.3. Batu Apung PUMICE
Batu apung Pumice adalah salah satu jenis agregat yang berasal dari alam, biasanya berasal dari muntahan lahar panas gunung berapi. Kemudian
dilanjutkan proses pendinginan secara alami dan terendapkan dalam lapisan tanah
Universitas Sumatera Utara
25
selama bertahun-tahun Muljadi, dkk, 2008. Batu apung memiliki struktur multi rongga sehingga memiliki densitas sangat kecil 1 grcm
3
. Sifat-sifat yang dimiliki oleh batu apung antara lain: densitas 0,98 grcm
3
, daya serap air 21 , dan kuat tekan 30 Mpa [Cavaleri, Et. All., 2003; Gaggino, 2003]. Adapun
kandungan atau komposisi kimia yang terdapat dalam batu apung diperlihatkan seperti pada tabel 2.4, terlihat bahwa komposisi dominan dari batu apung berturut-
turut adalah sebagai berikut: SiO
2
, Al
2
O
3
, K
2
O, Na
2
O dan Fe
2
O
3
, sedangkan senyawa lainnya relatif kecil 2.
Batu apung dapat digunakan sebagai bahan baku utama untuk pembuatan beton ringan, karena mempunyai sifat antara lain:, densitas rendah, isolasi termal tinggi,
dan tahan terhadap bencana seperti gempa. Tabel. 2.4 Komposisi Kimia Batu Apung
No Komposisi
Berat 1
SiO
2
59 2
Al
2
O
3
16,60 3
Fe
2
O
3
4,80 4
CaO 1,80
5 Na
2
O 5,20
6 K
2
O 5,40
7 MgO
1,80 8
LOI 1,60
Sumber, Gaggino, 2006 Foto bentuk agregat dari batu apung diperlihatkan pada gambar 2.3. dan pada
gambar 2.4 batu apung terapung dipermukaan air karena memiliki nilai densitas yang lebih rendah dibandingkan air. Bentuk dan ukuran fisik dari batu apung yang
terdapat di sungai sangat beragam, demikian pula banyaknya pori, distribusi pori dan massa jenisnya
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2.3 Tumpukan Batu Apung Gambar 2.4 Permukaan Batu Apung
2.2. Batako