Kuat Patah Bending Strength

56 Berdasarkan BSNI 03-0349-1989 besarnya kuat tekan batako sekitar 90 kgfcm² atau 8,8 MPa untuk tingkat mutu I dan sekitar 65 kgfcm² atau 6,3 MPa untuk tingkat mutu II. Dari pembahasan diatas pada sampel dapat disimpulkan bahwa semakin banyak abu batubara, batu apung dan abu sekam padi yang ditambahkan pada sampel batako diperoleh kuat tekan batako cenderung semakin kecil. Hasil pengujian kuat tekan batako tersebut berkisar antara 3,8915 – 9,5292 MPa dapat dilihat pada lampiran 3. Sehingga batako tersebut menurut BSNI memenuhi standart untuk digunakan sebagai pasangan dinding.

4.4. Kuat Patah Bending Strength

Hasil pengujian kuat patah dari batako pada sampel nol dan sampel A, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara mulai dari 0,25 – 27,5 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung + abu sekam padi dalam kondisi tetap 20 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.19..Dari Gambar 4.19 terlihat bahwa kuat patah batako adalah berkisar antara 0,76 – 1,52 MPa. Gambar 4.19. Grafik hubungan Kuat patah dengan penambahan persentase abu batubara pada substitusi pasir tetap 20 . Hasil pengujian kuat patah dari batako pada sampel B, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 20 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 10 – 55 dari volume Universitas Sumatera Utara 57 agregat dapat dilihat pada Gambar 4.20..Dari Gambar 4.20. terlihat bahwa kuat patah batako adalah berkisar antara 0,38 – 1,31 MPa. Gambar 4.20. Grafik hubungan Kuat patah dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 20 . Hasil pengujian kuat patah dari batako pada sampel C, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 10 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 10 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.21..Dari Gambar 4.21. terlihat bahwa kuat patah batako adalah berkisar antara 0,44 – 1,25 MPa. Gambar 4.21. Grafik hubungan Kuat patah dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 10 . Universitas Sumatera Utara 58 Hasil pengujian kuat patah dari batako pada sampel D, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 15 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 10 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.22..Dari Gambar 4.22. terlihat bahwa kuat patah batako adalah berkisar antara 0,44 – 1,14 MPa. Gambar 4.22. Grafik hubungan Kuat patah dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 15 . Hasil pengujian kuat patah dari batako pada sampel E, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 25 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 10 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.23..Dari Gambar 4.23. terlihat bahwa kuat patah batako adalah berkisar antara 0,38 – 0,93 MPa. Gambar 4.23. Grafik hubungan Kuat patah dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 25 . Universitas Sumatera Utara 59 Hasil pengujian kuat patah dari batako pada sampel F, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 30 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 0 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.24. Dari Gambar 4.24. terlihat bahwa kuat patah batako adalah berkisar antara 0,27- 0,76 MPa. Gambar 4.24. Grafik hubungan Kuat patah dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 30 .

4.5 Kuat Impak Impact Strength