52
Hasil pengukuran serapan air dari batako pada sampel F, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 30 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi bati apung + abu sekam padi mulai 0 – 50 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.12 Dari Gambar 4.12 terlihat bahwa nilai
serapan air batako berkisar antara 13,65 – 18,65 .
Gambar 4.12. Grafik hubungan Serapan air dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen 30 .
Berdasarkan SNI 03-0349-1989 besarnya serapan air batako maksimum sekitar 25 untuk beton yang berfungsi sebagai pasangan dinding.
Dari pembahasan di atas pada sampel dapat disimpulkan bahwa semakin banyak abu batubara, batu apung dan abu sekam padi yang ditambahkan pada sampel
batako mengakibatkan serapan air batako cenderung semakin besar. Hasil pengukuran serapan air batako tersebut berkisar antara 8,76 – 16,13 dapat
dilihat pada Lampiran 2. Sehingga batako tersebut memenuhi standart untuk digunakan sebagai pasangan dinding.
4.3. Kuat Tekan Compressive Strength
Hasil pengujian kuat tekan dari batako pada sampel A, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara mulai dari 0,25 – 27,5 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi dalam kondisi tetap 20 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.13..Dari Gambar 4.13 terlihat bahwa
kuat tekan batako adalah berkisar antara 6,64 – 9,18 MPa.
Universitas Sumatera Utara
53
Gambar 4.13. Grafik hubungan Kuat tekan dengan penambahan persentase abu batubara pada substitusi pasir tetap 20 .
Hasil pengujian kuat tekan dari batako pada sampel B, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 20 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 0 – 55 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.14..Dari Gambar 4.14 terlihat bahwa kuat
tekan batako adalah berkisar antara 6,56 – 8,06 MPa.
Gambar 4.14. Grafik hubungan Kuat tekan dengan penambahan persentase batu apung + abu sekam padi pada substitusi semen tetap 20 .
Universitas Sumatera Utara
54
Hasil pengujian kuat tekan dari batako pada sampel C, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 10 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi batu apung + abu sekam padi mulai 10 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.15..Dari Gambar 4.15 terlihat bahwa kuat
tekan batako adalah berkisar antara 7,28 – 8,36 MPa.
Gambar 4.15. Grafik hubungan Kuat tekan dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 10 .
Hasil pengujian kuat tekan dari batako pada sampel D, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 15 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi batu apung + abu sekam padi mulai 10 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.16..Dari Gambar 4.16 terlihat bahwa kuat
tekan batako adalah berkisar antara 6,24 – 8,18 MPa.
Gambar 4.16. Grafik hubungan Kuat tekan dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 15 .
Universitas Sumatera Utara
55
Hasil pengujian kuat tekan dari batako pada sampel E, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 25 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 10 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.17..Dari Gambar 4.17 terlihat bahwa kuat
tekan batako adalah berkisar antara 6,31 – 7,01 MPa.
Gambar 4.17 Grafik hubungan Kuat tekan dengan penambahan persentase batu apung + abu sekam padi pada substitusi semen tetap 25 .
Hasil pengujian kuat tekan dari batako pada sampel F, dimana semen yang disubstitusi dengan abu batubara dalam kondisi tetap 30 dari volume perekat
dan pasir disubstitusi batu apung+abu sekam padi mulai 0 – 40 dari volume agregat dapat dilihat pada Gambar 4.18..Dari Gambar 4.18 terlihat bahwa kuat
tekan batako adalah berkisar antara 4,74 - 6,41 MPa.
Gambar 4.18 Grafik hubungan Kuat tekan dengan penambahan persentase batu apung+abu sekam padi pada substitusi semen tetap 30 .
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan BSNI 03-0349-1989 besarnya kuat tekan batako sekitar 90 kgfcm² atau 8,8 MPa untuk tingkat mutu I dan sekitar 65 kgfcm² atau 6,3 MPa untuk
tingkat mutu II. Dari pembahasan diatas pada sampel dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
abu batubara, batu apung dan abu sekam padi yang ditambahkan pada sampel batako diperoleh kuat tekan batako cenderung semakin kecil. Hasil pengujian kuat
tekan batako tersebut berkisar antara 3,8915 – 9,5292 MPa dapat dilihat pada lampiran 3. Sehingga batako tersebut menurut BSNI memenuhi standart untuk
digunakan sebagai pasangan dinding.
4.4. Kuat Patah Bending Strength