Pengujian Karakteristik Batako Bagan Penelitian

42 Tabel 3.6. Komposisi Sampel F Perekat Agregat 1 : 4 Kode Sampel Semen dari Komposisi Matriks Debu Batubara dari Komposisi Matriks Pasir dari Komponen Agregat Batu Apung + Abu Sekam Padi

1:1 dari

Komponen Agregat F1 70 30 100 F2 70 30 90 10 F3 70 30 80 20 F4 70 30 70 30 F5 70 30 60 40 F6 70 30 50 50 Untuk pembuatan batako, masing-masing bahan baku ditakar sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Setelah ditakar bahan baku tersebut dicampur dalam suatu wadah dan diaduk hingga merata dengan menggunakan sendok semen atau mixer. Selanjutnya adonan atau pasta yang dihasilkan dituangkan dalam cetakan yang terbuat dari besi baja dengan ukuran 12 x 3 x 3 cm. Bentuk sampel uji lainnya adalah berupa silinder dengan ukaran diameter 5 cm. Kemudian adonan dicetak dan dikeringkan untuk proses pengerasan dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu selama 28 hari. Setelah benda uji mengalami proses pengerasan, kemudian dilakukan pengujian yang meliputi densitas, daya serap air, kuat tekan, kuat patah, kuat impak.

3.6. Pengujian Karakteristik Batako

Pengujian karakteristik batako dalam penelitian ini meliputi: Densitas, Penyerapan Air, Kuat Tekan, Kuat Patah, Kuat Impak. Universitas Sumatera Utara 43

3.7. Bagan Penelitian

Gambar 3.1. Diagram alir pembuatan sampel uji Semen Portland Pasir Penimbangan Pencampuran Pengadukan Mortar Campuran Semen, Debu Batubara, Batu Apung, Pasir, Abu Sekam Padi Air Mineral Pencetakan Sampel Uji Pengeringan 28 hari Pengujian Densitas, Serapan Air, Kuat Tekan, Kuat Patah, Kuat Impak Pemanasan 100ºC Pengolahan Data Batu Apung lolos ayakan 1,0 mm dan tertahan ayakan 500 µm. Debu Terbang Batubara 200 mesh Abu Sekam Padi Pemanasan 100 C Universitas Sumatera Utara 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bata beton atau sering juga disebut batako, dibuat dari bahan dasar semen, pasir dan air. Pada penelitian ini dimana semen disubstitusi dengan abu batubara mulai dari 0 - 30 , dari volume perekat sedangkan pasir disubstitusi dengan batu apung dan abu sekam padi mulai dari 0 – 55 dari volume agregat. Perbandingan volum antara batu apung dengan abu sekam padi adalah 1 : 1, dan perbandingan antara perekat dengan agregat adalah 1 : 4. Perlakuan batako yang telah dicetak hanya dilakukan dengan proses pengeringan secara alami pada suhu kamar room temperature selama 28 hari. Untuk mengetahui karakteristik batako tersebut maka perlu dilakukan pengukuran atau pengujian besaran-besaran fisis dan mekanis, antara lain: densitas, serapan air, kuat tekan compressive strength , kuat patah bending strength dan kuat impak impact strength . Hasil-hasil pengujian yang meliputi pengujian fisis dan mekanis batako, masing-masing akan dibahas secara rinci sebagai berikut:

4.1. Densitas Density

Hasil pengukuran densitas dari batako pada sampel A1 sampel nol , dimana semen dan pasir tidak disubstitusi dan sampel A2 – A12 dimana semen disubstitusi dengan abu batubara mulai dari 2,5 – 27,5 dari volume perekat dan pasir disubstitusi batu apung + abu sekam padi dalam kondisi tetap 20 dari volume agregat dapat dilihat pada gambar 4.1. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa nilai densitas batako untuk sampel A1 sampel nol dan sampel A2 – A12 adalah berkisar antara 1804,91 – 1865,08 kgm³. Universitas Sumatera Utara