2.4.1. Bentuk Organisasi
Perusahaan Indonesia Asahan Aluminium INALUM ini berbentuk Perseroan Terbatas.
a. Nama, Tempat, Kedudukan dan Tanggal Berdirinya Perseroan
Perseroan Terbatas ini bernama PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta didirikan tanggal
6 Januari 1976.
b. Jangka Waktu dan Berdirinya Perseroan
Perseroan ini memperoleh status badan hukum sejak tanggal 10 Januari
1976 dan didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak tanggal tersebut. c. Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha
1 Maksud dan tujuan perseroan ialah berusaha dalam bidang industri
aluminium dan tenaga listrik. 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha :
1 Membangun dan mengusahakan pabrik peleburan aluminium di Kuala
Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan mengelola aluminium, produk karbon dan produk lain yang sehubungan dengan itu dan untuk
memasarkan segala produk dimaksud di dalam negeri serta mengekspornya.
2 Membangun dan mengusahakan Pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di
Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke
Universitas Sumatera Utara
pabrik peleburan aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh perseroan.
d. Pemegang Saham
Pemegang saham perseroan adalah Pemerintah Republik Indonesia Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Nippon Asahan Alumnium Ltd
Coorporation NAA. NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanaman modal Jepang Sumitomo Chemical Company, Ltd; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd; Nippon
Light Metal Company, Ltd; Itoh Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd, Showa Denko K.K, Marubeni Aluminium Company, Mitsubishi
Chemical Industries, Ltd, Mitsubishi Coorporation, Mitsui Aluminium Company, Ltd, Mitsui Co Ltd. Saham NAA terdiri dari 50 milik ke 12 perusahaan
penanaman modal tersebut diatas dan 50 milik lembaga keuangan pemerintah Jepang Overseas Economic Coorperation Fund.
2.5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
1 RUPS adalah organisasi perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi.
RUPS terdiri dari : 1
Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan September setiap tahun kalender.
2 Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu
oleh direksi atau pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
3 Hak dan wewenang RUPS antara lain : Mengangkat dan
memberhentikan komisaris dan direksi.
b. Komisaris
1 Keanggotaan 1
Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 dua orang anggota, salah seorang diantaranya bertindak sebagai presiden komisaris.
2 Para anggota komisaris dan presiden komisaris diangkat oleh RUPS dari
calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 satu orang anggota komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh
pemegang saham pihak Indonesia. 3
Anggota komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah
mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota komisaris sewaktu-waktu dan
mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 2 Tugas dan Wewenang Komisaris
1 Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberi nasihat kepada direksi. 2
Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan.
Universitas Sumatera Utara
3 Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu
seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ satu per dua jumlah anggota komisaris jika mereka
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar atau undang-undang dan peraturan yang berlaku.
c. Direksi
1 Keanggotaan 1
Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 enam orang anggota, diantaranya seorang sebagai presiden direktur.
2 Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham. 3
Para anggota direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 satu orang anggota direksi harus dari calon yang diusulkan oleh
pemegang saham pihak Indonesia. 4
Tidak kurang dari 2 dua anggota direksi termasuk seorang anggota yang dicalonkan oleh pemegang saham Indonesia harus berkebangsaan
Indonesia. 2 Masa Jabatan
1 Para anggota direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang saham Tahunan kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham
Universitas Sumatera Utara
untuk memberhentikan para anggota direksi sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
2 Dalam hal ini terdapat penambahan anggota direksi, maka masa jabatan
anggota direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum
Pemegang Saham menetapkan lain. 3 Tugas dan Wewenang
1 Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 2
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada komisaris. 3
Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur
dalam surat kuasa. 4
Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Universitas Sumatera Utara
d. Presiden Direktur
Presiden direktur adalah salah seorang direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama direksi serta mewakili
perseroan. e. Direktur
Direktur adalah anggota direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup
tugasfungsi masing-masing seperti tersebut di bawah ini : 1
Umum dan Sumber Daya Manusia 2
Perencanaan dan Keuangan 3
Bisnis 4
Produksi 5
Pembangkit Listrik 6
Koordinasi Keuangan.
f. Divisi
Badan atau orang yang dibentukditugaskan untuk membantu direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan
ruang lingkupfungsi direktur masing-masing. Divisi dikepalai oleh General
Manager. g. Departemen
Badan atau orang yang dibentukditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskanditentukan oleh divisi masing-
masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager.
Universitas Sumatera Utara
h. Seksi
Badan atau orang yang dibentukditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukandigariskan oleh departemen masing-masing.
Seksi dikepalai oleh Manager.
i. Auditor Internal
Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan perusahaan dan
melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada presiden direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan presiden direktur membantu anggota
organisasi yang bertanggung jawab atas tugas mereka dengan cara memberi analisa, penilaian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.
j. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO 14001 MR
Wakil manajemen untuk Sistem Mutu ISO 9001 dan Sistem Lingkungan ISO-14001 diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden direktur :
Tugas dan tanggung jawab wakil manajemen antara lain : 1
Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan manajemen mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan.
2 Sebagai penghubung antara perusahaan dengan Badan Sertifikasi Sistem
Mutu ISO 9001 dan Sistem Lingkungan ISO-14001. 3
Memberikan saran kepada presiden direktur untuk melakukan tinjauan manajemen mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan
tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur mutu dan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
4 Bertanggung jawab atas fungsi jaminan mutu dan kualitas lingkungan
dengan memberikan masukan-masukan kepada presiden direktur atau direktur terkait.
2.6. Struktur Organisasi Seksi Pencetakan
Struktur organisasi
di seksi pencetakan casting berbentuk organisasi fungsional. Struktur organisasi ini dipimpin oleh seorang Manager, dibantu oleh
seorang Deputy Manager dan dua orang Asistant Manager. Struktur organisasi seperti ini diharapkan dapat mendukung kelancaran pekerjaan yang ada di seksi
casting. Seksi casting terdiri atas 3 bagian penting yaitu : a.
Casting Operation Bagian ini menangani kegiatan mencetak ingot, membersihkan dross dari
dalam dapur spearing, pembersihan cetakan mould cleaning, water jacket cleaning.
b. Bundling Transportation
Bagian ini menangani kegiatan pembawaan dan penimbangan aluminium cair dari SRD ke SCA dengan MT car dan membawa ladle kembali ke tempatnya,
pengisian aluminium cair ke dalam tungku charging, fluxing, membersihkan dross dari aluminium cair, membawa ingot ke area pendinginan, mengikat ingot.
c. Service
Bagian ini menangani pembuatan jadwal pengangkutan aluminium cair, perencanaan produksi tahunan, bulanan dan harian. Menyediakan material dan
peralatan operasional, melakukan perawatan dan perbaikan peralatan.
Universitas Sumatera Utara
Menyediakan kebutuhan alat keselamatan kerja, melakukan segala kegiatan administrasi, serta mengkordinir masalah training, test material dan pendataan.
Gambar dari struktur Organisasi Seksi Casting dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini :
Gambar 2.6. Struktur Organisasi Seksi Casting
Berdasarkan kegiatan operasi dan kontrol yang harus memenuhi tujuan perusahaan dalam memproduksi batangan aluminium ingot yang siap untuk
dipasarkan, maka waktu kerja di seksi pencetakan dibagi 2 yaitu : 1. Day time
Waktu kerja Senin – Jum`at : 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu :
08.00 –
12.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
2. Shift Waktu kerja shift dibagi atas 3 yaitu :
Shift I : 00.00 – 08.00 WIB
Shift II : 08.00 – 16.00 WIB
Shift III : 16.00 – 0.00 WIB
2.7. Proses Produksi 2.7.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong Dalam Proses
Pencetakan Casting
Bahan baku yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium ingot di pabrik pencetakan, adalah :
1.Aluminium Cair Aluminium cair ini dihasilkan dari proses elektrolisa di tungku reduksi.
Untuk memperoleh cairan aluminium dari tungku reduksi dilakukan tapping penghisapan menggunakan sistem penyedotan vakum dengan kompresor dan
dibantu peralatan Anode Charging Crane ACC. Bahan tambahan yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium
ingot di pabrik pencetakan adalah : a.
Cold Metal adalah metal aluminium yang telah membeku, tetapi bukan merupakan produk, terdiri atas : out product, ingot sisa, ingot spec-out,
recovery metal, scrap kutip, scrap lempengan, scum, aluminium ball, dan scrap lainnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Strapping Band dan Seal, yang digunakan untuk mengikat aluminium
ingot. c.
Spray Paint, yang digunakan untuk mengecat bagian samping dari tumpukan aluminium ingot yang menunjukkan grade-nya
d. Marker, yang digunakan untuk menulis nomor lot, berat dan nomor bundel
tumpukan aluminium ingot. Bahan penolong yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium
ingot di pabrik pencetakan, adalah : 1. De-Inclusion Flux, ini adalah bahan tambahan berupa senyawa kimia yang
digunakan dengan sebagai bahan pengikat kotoran, lalu mengapungkannya di atas permukaan molten cairan aluminium dan sekaligus menghilangkan
gas-gas yang terlarut dalam aluminium cair. 2. Dross treatment flux adalah merupakan bahan tambahan yang terdiri atas
senyawa-senyawa kimia yang digunakan untuk mempertahankan temperatur dross, agar metal cair yang terikut bersama dross ketika di skimming-off tidak
membeku sebelum diolah lebih lanjut. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam dross treatment flux ini adalah :
- NaNO
3
: 60
- NaCl :
30 - Na
2
SiF
6
: 10
3. Heavy Oil, yang berguna untuk bahan bakar melting furnance. 4. Gas LPG, yang berguna untuk penyala burner di dapur pelebur dan untuk
memanaskan launder, pouring device dan mould.
Universitas Sumatera Utara
5. Air, yang berguna untuk mendinginkan aluminium ingot selama proses pencetakan.
2.8. Uraian Proses Produksi 2.8.1. Pencetakan Aluminium Cair Menjadi Aluminium Batangan
1. Uraian Proses Pengolahan Aluminium Cair Menjadi Aluminium
Batangan Ingot a. Charging
Charging adalah proses pengisian metal ke dalam dapur furnance, baik dapur pelebur melting furnance maupun dapur penampung holding furnance,
terdiri atas pengisian cold metal dan pengisian hot metal. Cold metal adalah metal aluminium yang telah membeku, tetapi bukan merupakan produk, cold metal
terdiri atas : out product, ingot sisa, ingot spec out, recovery metal, scrap kutip, scrap lempengan, scum aluminium ball dan scrap lainnya. Sedangkan hot metal
adalah aluminium cair yang diambil dari pot reduksi dan dibawa ke casting shop dengan Metal Transport Car MTC untuk dicetak menjadi batangan-batangan
aluminium ingot. 1. Cold metal charging
Pengisian cold metal dilakukan sebelum pengisian hot metal. Pengisian
cold metal ini dilakukan oleh 2 orang personil, dengan menggunakan peralatan yang disebut dengan ingot charger dan dibantu dengan sebuah kendaraan forklift
untuk menempatkan cold metal pada ingot charger. Jumlah cold metal yang
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan setiap kali charging tidak boleh melebihi batas yang telah ditetapkan, yaitu :
1 Untuk Melting furnance, maksimum 5 dari jumlah total aluminium cair
yang dimasukkan. 2
Untuk Holding furnance, maksimum 3,33 dari jumlah total aluminium cair yang dimasukkan.
2. Hot metal charging Setelah
di-tapping dihisap aluminium cair di tampung dalam vacuum ladle yang berkapasitas 7,5 ton aluminium cair, dan dibawa ke casting shop
dengan kendaraan khusus pengangkut aluminium cair, yang disebut Metal Transport Car MTC. MTC ini beserta aluminium cair yang diangkut di dalam
ladle ditimbang pada timbangan truk 40 ton nomor 1, agar diperoleh gross weight atau berat kotornya, dan setelah aluminium cair dalam ladle diisikan ke dalam
dapur, MTC ini ditimbang kembali pada timbangan truk 40 ton nomor 2 untuk mendapatkan tare weight-nya. Dengan demikian akan diperoleh netto berat
bersih cairan aluminium yang telah dituang ke dalam dapur, dimana netto sama dengan gross dikurang tare.
Setelah ditimbang MTC yang membawa aluminium cair itu berhenti tepat di depan pintu pengisian dapur. Pengemudi MTC mengeluarkan launder MTC ke
dalam pintu pengisian dan memeriksa kondisi alat pencekam clamp yang menghubungkan ladle dengan MTC, serta membersihkan lubang nozzle discharge
ladle tersebut. Sementara itu crane man, mengatur kait hoist crane 10 ton ke bagian penggantungan ladle dan kemudian sesuai dengan tanda peluit dari
Universitas Sumatera Utara
pengemudi MTC yang telah naik ke atas dapur, ladle diangkat dan aluminium cair dituang ke saluran penuangan launder. Operasi pengisian ini, dipandu dengan
tanda peluit dari pengemudi MTC, seperti berikut : Angkat
: prit – prit Berhenti :
prit Turun
: prit – prit – prit Setelah operasi pengisian aluminium cair ke dalam dapur, lalu temperatur
dapur di set 760
o
C.
b. Treatment
Treatment adalah proses pengolahan perlakuan terhadap aluminium cair selama berada di dalam dapur, baik dapur pelebur melting furnance maupun
dapur penampung holding furnance, yang meliputi : 1.
Flux treatment Proses ini mencakup operasi fluxing dan stirring, yaitu penaburan
De-Inclusion flux ke atas permukaan aluminium cair yang disertai dengan pengadukan untuk penyempurnaan reaksi.
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam De-Inclusion flux antara lain : 1 NaCl
45 2 KCl
30 3 NaF
15 4 Na
2
SiF
6
10
Universitas Sumatera Utara
2. Holding time Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan De-Inclusion flux
dengan aluminium cair selama ± 2,5 jam pada temperatur ≥ 760
o
C. 3. Skimming off
Adalah operasi pengeluaran dross yang mengapung di permukaan aluminium cair yang dilakukan kira-kira 30 menit sebelum pencetakan.
4. Sampling TPM Yaitu pengambilan sampel Test Product metal TPM untuk dianalisa
kadar Fe, Cu, Si yang terkandung di dalam aluminium cair sebagai dasar penentuan apakah produksi sudah sesuai dengan rencana. Kalau sudah sesuai,
pencetakan dapat dilakukan. Apabila kadar Fe, Cu, Si yang terkandung di dalam aluminium cair belum sesuai dengan grade-nya, ada beberapa cara
penanggulangan yang dapat dilakukan : 1
Restirring, pengadukan ulang molten, agar molten dapat tercampur secara homogen. Setelah dilakukan pengadukan, dilakukan pengambilan sampel lalu
dianalisa lagi. 2
Penambahan molten, ditambahkan molten yang berkadar Fe rendah ke molten yang memiliki kadar Fe tinggi.
3 Pencetakan 13 bagian molten, dari banyaknya molten yang ada di dalam
dapur. 4
Perubahan grade, diubah grade yang diinginkan menjadi grade di bawahnya. Misalnya dari grade S1-B, diturunkan gradenya menjadi G1.
Universitas Sumatera Utara
c. Pencetakan Casting
Agar proses pencetakan molten menjadi aluminium ingot berjalan dengan baik, perlu dilakukan beberapa kegiatan pendahuluan, yaitu :
1. Memeriksa jumlah dari aluminium cair yang telah dituang ke dalam dapur,
memeriksa temperatur aluminium cair dan juga nomor lot dari ingot yang akan dicetak.
2. Menghidupkan switch utama pada panel kontrol dan panel operasi.
3. Melakukan pemanasan awal dari saluran tuang launder, alat penuang
cetakan pouring device dan scum skimmer. 4.
Mengatur kecepatan pencetakan kecepatan konveyor. 5.
Menyemprot bagian cetakan dengan minyak paraffin. 6.
Menyalakan pompa-pompa penyuplai air industri. 7.
Temperatur dapur diset 720
o
C dan kecepatan mesin pencetak casting machine 12 Tjam.
Setelah proses pemanasan awal terhadap launder dan pouring device selesai, maka dapur dimiringkan dan molten akan keluar melalui tap hole yang
mengalir melalui launder ke pouring device, disinilah diatur banyaknya penuangan molten ke mould cetakan. Selama mould berjalan dengan alat
conveyor casting machine operator mengambil dan menarik busa logam scum yang mengapung di permukaan Aluminium cair di dalam cetakan dengan alat
penarik busa logam scum skimmer. Pengeluaran busa logam ini dilakukan secara perlahan-lahan sehingga tidak terjadi bentuk-bentuk bergelembung pada
permukaan ingot.
Universitas Sumatera Utara
Aluminium ingot yang telah tercetak secara mekanis diberi nomor lot oleh alat marking device yang seterusnya mould berjalan menuju hammering device.
Hammering device berfungsi untuk melepaskan ingot dari cetakan pada ujung perputaran di casting machine. Di ujung perputaran casting machine ingot yang
telah terlepas tadi akan membalik dan langsung ditahan oleh ingot retaining roller. Setelah melewati alat ini ingot tersebut akan ditahan kembali oleh ingot
pusher yang sejalan dengan alat ingot retaining roller. Setelah ditahan dengan ingot pusher maka dari bawah ingot tadi ditampung oleh receiving arm yang
secara mekanis akan membawa ingot ke stacking machine.
d. Penyusunan
Batangan-batangan ingot aluminium yang dikirim dari mesin pencetak ke konveyor didinginkan di cooling chamber. Kemudian ingot dibawa ke line up
untuk disusun sambil diamati secara visual ketebalan masing-masing ingot dan apabila ingot tersebut tidak sesuai harus dikeluarkan melalui tombol pengeluar
ingot gagal. Proses terakhir adalah penyusunan aluminium ingot secara mekanis oleh
servo arm. Operasi servo arm ini dilakukan untuk menyusun setiap tingkatan ingot secara bergantian. Pertama sekali 4 atau 5 batang ingot yang disusun di atas
meja penyusun lalu dijepit oleh servo arm, setelah itu diangkat dan dipindahkan dari sisi meja ke konveyor pengumpul, kemudian diputar menurut baris hanya
dari tingkat 2 hingga tingkat 8 dan diturunkan lalu dilepaskan dari tangan hidrolik di atas konveyor pengumpul tersebut Setelah disusun oleh operator
dengan menggunakan servo arm, dimana satu tumpukan terdiri dari sembilan
Universitas Sumatera Utara
tingkatan, tumpukan ini digeser ke ujung stock conveyor secara mekanis sehingga nantinya tumpukan ini dapat diambil dengan forklift untuk ditimbang terlebih
dahulu sebelum dibawa ke ingot cooling yard.
e. Pengikatan Bundling
Proses bundling dimulai sejak aluminium ingot selesai ditumpuk pada stock conveyor. Operasi-operasi yang dilakukan yaitu :
1. Weighing penimbangan
Tumpukan aluminium ingot yang baru dicetak, diangkut dengan forklift dari stock conveyor ke timbangan 2 ton. Berat tumpukan ingot harus berada dalam
batas yang diizinkan, yaitu : 970 kg – 1030 kg per tumpuk.
2. Cooling down
Pada cooling yard zone tumpukan aluminium ingot yang masih panas
didinginkan dengan memanfaatkan udara bebas selama kurang lebih 24 jam.
3. Marking dan Painting
Sebelum tumpukan ingot diikat terlebih dahulu dilakukan operasi penulisan marking pada tumpukan 44 batang ingot dan operasi pengecatan
painting, yang merupakan proses pengecatan khusus untuk grade S1-A dan S1-B saja dengan menggunakan cat semprot spray paint berwarna biru langit
pada kedua ujung bundle.
4. Pengikatan Strapping
Pengikatan ini dilakukan setelah aluminium ingot didinginkan di cooling yard selama 24 jam, dan telah melalui operasi marking dan painting. Pengikatan
strapping ini dilakukan di bundling house. Pengikatan ini menggunakan bahan
Universitas Sumatera Utara
strapping band dan seal yang terbuat dari baja, dan alatnya dinamakan Combination Strapping Tool CS Tool, yang menggunakan tekanan udara
5,5 – 6,5 kgcm
2
.
f. Operasi Pengolahan Dross Dross Processing
Pada saat skimming off diperoleh dross yang ditampung pada cawan penampung dross disebut crucible. Dross yang tertampung dalam crucible ini
akan diolah lagi dengan alat pengolahan dross atau Dross Processing Equipment DPE untuk memisahkan metal cair yang terikat bersama dross ketika di
skimming. Proses pengolahan dross ini terdiri dari beberapa tahap antara lain :
1. Pemasukan Flux fluxing
2. Pengolahan DPE
3. Penimbangan Recovery metal
4. Pedinginan pada dross cooling yard
5. Pengutipan scrap metal
Output dari pengolahan dross ini adalah Recovery metal RM, scrap kutip dan dross itu sendiri.
Gambar 2.7. dibawah ini adalah Ingot dan ukuran-ukurannya yang telah selesai dicetak dan diikat :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7. Ingot yang Telah selesai Dicetak
Untuk lebih jelasnya, proses pencetakan aluminium cair menjadi aluminium batangan ingot dapat dilihat pada gambar blok diagram pada
Gambar 2.8. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Pengisian Charging
Pemberian Flux Flux Treatment
Pengadukan Stirring
Waktu Tunggu Holding Time
Skimming off
Sampling TPM
Penuangan Casting Penimbangan dan
Punching Pedinginan
Marking and Painting
Pengikatan Strapping Diproses di DPE
Spray Paint Marker
De-Inclusion Flux Hot metal dari
reduction plant
Dross Recovery Metal
Dross Flux 711 HS
Penyimpanan
Gambar 2.8. Blok Diagram Proses Pencetakan Aluminium Batangan Ingot
Universitas Sumatera Utara
2.9. Mesin dan Peralatan 2.9.1. Mesin Proses Produksi
1. Dapur Pelebur Melting furnance
Spesifikasi dapur
pelebur adalah sebagai berikut :
a Jumlah
: 1 satu unit b
Tipe : bahan
bakar heavy oil dan one side tilting
c Kapasitas
: 30
ton d
Kontrol Temperatur : kontrol otomatis
e Kapasitas peleburan
: 1 tonjam f
Sistem pemiringan : silinder hidrolik
g Ukuran dalam
: 3000 mm x 9000 mm
2. Dapur Penampung Holding furnance
Spesifikasi dari dapur penampung holding furnance, adalah sebagai berikut :
a Tipe dan Jumlah dapur
: 6 unit pemiringan satu sisi one side tilting 3 unit pemiringan dua sisi both side tilting
b Kapasitas
: 30
ton c
Sistem pengontrolan : otomatis
d Kapasitas pemanasan
: 10
o
Cjam Dapat memanaskan 30 ton aluminium dengan suhu 760
o
C sampai pada suhu 770
o
C, dalam waktu satu jam. e
Output Maksimum : 390 Kw hubungan delta
130 Kw hubungan star
Universitas Sumatera Utara
f Sistem pemiringan
: silinder hidrolik g
Ukuran dalam : 3000 mm x 9000 mm
Gambar pandangan samping dan gambar pandangan depan dari dapur penampung dapat dilihat pada Gambar 2.9. dan Gambar 2.10, dibawah ini :
Gambar 2.9. Pandangan Depan Dapur Penampung Holding furnance
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10. Pandangan Samping Dapur Penampung Holding furnance
Keterangan Gambar : 1. Bantalan Hidraulik
2. Hidraulik 3. Batas Ketinggian Tanah ground level
4. Penjepit clamp 5. Terminal box pendeteksi temperatur
6. Pintu dapur 7. Motor listrik
8. Kaca pelindung saat pengisian molten kedalam dapur 9. Hand Wheel untuk membuka dan menutup pintu dapur secara manual.
10. Sprocket.
Universitas Sumatera Utara
11. Tombol penggerak pintu dapur membukamenutup 12. Saluran keluar dross dross chute
13. Pengaman elemen pemanas 14. Pintu pembersih
15. Tap hole
3. Mesin Pencetak Casting Machine
Spesifikasi dari mesin pencetak casting machine, adalah sebagai berikut : a
Jumlah :
7 unit
b Tipe :
steady konveyor horizontal c
Kapasitas : 6 tonjam – 12 tonjam
d Berat ingot
: 22,7 kg ± 1,5 kg e
Metode Pendinginan : pendinginan cetakan dengan air
f Pouring device
: tipe penuangan otomatis g
Marking device : tipe otomatis
Gambar dari mesin pencetak casting machine dapat dilihat pada Gambar 2.11, di bawah.
4. Mesin Penyusun Stacking machine
Spesifikasi dari mesin penyusunan stacking machine, adalah sebagai berikut:
a Jumlah : 7 unit
b Tipe : tipe tarik bertumpu diatas rel
c Kapasitas
: compatible untuk ingot dengan berat 50 lb
d Jumlah ingottumpukan : 44 batang tumpukan
Universitas Sumatera Utara
e Bentuk susunan : tingkat pertama
: 4 ingot tingkat
2-9 :
5 ingot
Gambar 2.11. Mesin Pencetak casting machine
Keterangan gambar : 1.
Pouring device. 4.
Mould 2.
Saluran tuang
5. Marking device
3. Kotak
Switch 6. Hammering device
Gambar 2.12. Mesin Penyusun stacking machine Keterangan gambar :
1. Receiving arm
4.Transferring equipment line up 2.
Cooling chamber 5.
Turning over device 3.
Ingot detector 6.
Stacking table
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13. Stock conveyor
Keterangan gambar : 1.
Motor listrik 4. Kotak socket
2. Sprocket
5. Penumpu ingot 3.
Switch 6. Kotak
switch
Gambar 2.14. Servo arm
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Gambar : 1. Motor
2. Power Panel 3. Hidraulik
4. Control Unit 5. Hydraulic hand
5. CS Tools Combination Strapping Tools
1. Tensioner alat pengikat
a Jumlah : 6 unit
b Tipe : mengunakan tekanan udara
c Fungsi : for loose bundle ikatan vertikal
2. Sealer penyegel a Jumlah
: 6 unit b Tipe
: menggunakan tekanan udara c Fungsi
: for loose bundle ikatan vertikal 3. Alat pengikat kombinasi
a Jumlah : 4 unit
b Tipe : menggunakan tekanan udara
c Fungsi : for tight bundle ikatan horizontal
Universitas Sumatera Utara
2.9.2. Peralatan Equipment