Bentuk Organisasi Penjadwalan Mesin Dengan Metode CDS (Campbell, Dudek & Smith) Dan Metode Palmer Pada Bagian Casting Shop Di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)

2.4.1. Bentuk Organisasi

Perusahaan Indonesia Asahan Aluminium INALUM ini berbentuk Perseroan Terbatas.

a. Nama, Tempat, Kedudukan dan Tanggal Berdirinya Perseroan

Perseroan Terbatas ini bernama PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta didirikan tanggal 6 Januari 1976.

b. Jangka Waktu dan Berdirinya Perseroan

Perseroan ini memperoleh status badan hukum sejak tanggal 10 Januari 1976 dan didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak tanggal tersebut. c. Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha 1 Maksud dan tujuan perseroan ialah berusaha dalam bidang industri aluminium dan tenaga listrik. 2 Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha : 1 Membangun dan mengusahakan pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan mengelola aluminium, produk karbon dan produk lain yang sehubungan dengan itu dan untuk memasarkan segala produk dimaksud di dalam negeri serta mengekspornya. 2 Membangun dan mengusahakan Pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke Universitas Sumatera Utara pabrik peleburan aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh perseroan.

d. Pemegang Saham

Pemegang saham perseroan adalah Pemerintah Republik Indonesia Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Nippon Asahan Alumnium Ltd Coorporation NAA. NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanaman modal Jepang Sumitomo Chemical Company, Ltd; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd; Nippon Light Metal Company, Ltd; Itoh Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd, Showa Denko K.K, Marubeni Aluminium Company, Mitsubishi Chemical Industries, Ltd, Mitsubishi Coorporation, Mitsui Aluminium Company, Ltd, Mitsui Co Ltd. Saham NAA terdiri dari 50 milik ke 12 perusahaan penanaman modal tersebut diatas dan 50 milik lembaga keuangan pemerintah Jepang Overseas Economic Coorperation Fund.

2.5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

1 RUPS adalah organisasi perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari : 1 Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan September setiap tahun kalender. 2 Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh direksi atau pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 3 Hak dan wewenang RUPS antara lain : Mengangkat dan memberhentikan komisaris dan direksi.

b. Komisaris

1 Keanggotaan 1 Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 dua orang anggota, salah seorang diantaranya bertindak sebagai presiden komisaris. 2 Para anggota komisaris dan presiden komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 satu orang anggota komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia. 3 Anggota komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota komisaris sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 2 Tugas dan Wewenang Komisaris 1 Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat kepada direksi. 2 Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan. Universitas Sumatera Utara 3 Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ satu per dua jumlah anggota komisaris jika mereka bertindak bertentangan dengan anggaran dasar atau undang-undang dan peraturan yang berlaku.

c. Direksi

1 Keanggotaan 1 Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 enam orang anggota, diantaranya seorang sebagai presiden direktur. 2 Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 3 Para anggota direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 satu orang anggota direksi harus dari calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia. 4 Tidak kurang dari 2 dua anggota direksi termasuk seorang anggota yang dicalonkan oleh pemegang saham Indonesia harus berkebangsaan Indonesia. 2 Masa Jabatan 1 Para anggota direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang saham Tahunan kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Universitas Sumatera Utara untuk memberhentikan para anggota direksi sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 2 Dalam hal ini terdapat penambahan anggota direksi, maka masa jabatan anggota direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum Pemegang Saham menetapkan lain. 3 Tugas dan Wewenang 1 Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 2 Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada komisaris. 3 Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam surat kuasa. 4 Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Universitas Sumatera Utara

d. Presiden Direktur

Presiden direktur adalah salah seorang direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama direksi serta mewakili perseroan. e. Direktur Direktur adalah anggota direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugasfungsi masing-masing seperti tersebut di bawah ini : 1 Umum dan Sumber Daya Manusia 2 Perencanaan dan Keuangan 3 Bisnis 4 Produksi 5 Pembangkit Listrik 6 Koordinasi Keuangan.

f. Divisi

Badan atau orang yang dibentukditugaskan untuk membantu direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkupfungsi direktur masing-masing. Divisi dikepalai oleh General Manager. g. Departemen Badan atau orang yang dibentukditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskanditentukan oleh divisi masing- masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager. Universitas Sumatera Utara

h. Seksi

Badan atau orang yang dibentukditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukandigariskan oleh departemen masing-masing. Seksi dikepalai oleh Manager.

i. Auditor Internal

Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada presiden direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan presiden direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas tugas mereka dengan cara memberi analisa, penilaian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.

j. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO 14001 MR

Wakil manajemen untuk Sistem Mutu ISO 9001 dan Sistem Lingkungan ISO-14001 diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden direktur : Tugas dan tanggung jawab wakil manajemen antara lain : 1 Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan manajemen mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan. 2 Sebagai penghubung antara perusahaan dengan Badan Sertifikasi Sistem Mutu ISO 9001 dan Sistem Lingkungan ISO-14001. 3 Memberikan saran kepada presiden direktur untuk melakukan tinjauan manajemen mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur mutu dan lingkungan. Universitas Sumatera Utara 4 Bertanggung jawab atas fungsi jaminan mutu dan kualitas lingkungan dengan memberikan masukan-masukan kepada presiden direktur atau direktur terkait.

2.6. Struktur Organisasi Seksi Pencetakan

Struktur organisasi di seksi pencetakan casting berbentuk organisasi fungsional. Struktur organisasi ini dipimpin oleh seorang Manager, dibantu oleh seorang Deputy Manager dan dua orang Asistant Manager. Struktur organisasi seperti ini diharapkan dapat mendukung kelancaran pekerjaan yang ada di seksi casting. Seksi casting terdiri atas 3 bagian penting yaitu : a. Casting Operation Bagian ini menangani kegiatan mencetak ingot, membersihkan dross dari dalam dapur spearing, pembersihan cetakan mould cleaning, water jacket cleaning. b. Bundling Transportation Bagian ini menangani kegiatan pembawaan dan penimbangan aluminium cair dari SRD ke SCA dengan MT car dan membawa ladle kembali ke tempatnya, pengisian aluminium cair ke dalam tungku charging, fluxing, membersihkan dross dari aluminium cair, membawa ingot ke area pendinginan, mengikat ingot. c. Service Bagian ini menangani pembuatan jadwal pengangkutan aluminium cair, perencanaan produksi tahunan, bulanan dan harian. Menyediakan material dan peralatan operasional, melakukan perawatan dan perbaikan peralatan. Universitas Sumatera Utara Menyediakan kebutuhan alat keselamatan kerja, melakukan segala kegiatan administrasi, serta mengkordinir masalah training, test material dan pendataan. Gambar dari struktur Organisasi Seksi Casting dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini : Gambar 2.6. Struktur Organisasi Seksi Casting Berdasarkan kegiatan operasi dan kontrol yang harus memenuhi tujuan perusahaan dalam memproduksi batangan aluminium ingot yang siap untuk dipasarkan, maka waktu kerja di seksi pencetakan dibagi 2 yaitu : 1. Day time Waktu kerja Senin – Jum`at : 08.00 – 16.00 WIB Sabtu : 08.00 – 12.00 WIB Universitas Sumatera Utara 2. Shift Waktu kerja shift dibagi atas 3 yaitu : Shift I : 00.00 – 08.00 WIB Shift II : 08.00 – 16.00 WIB Shift III : 16.00 – 0.00 WIB 2.7. Proses Produksi 2.7.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong Dalam Proses Pencetakan Casting Bahan baku yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium ingot di pabrik pencetakan, adalah : 1.Aluminium Cair Aluminium cair ini dihasilkan dari proses elektrolisa di tungku reduksi. Untuk memperoleh cairan aluminium dari tungku reduksi dilakukan tapping penghisapan menggunakan sistem penyedotan vakum dengan kompresor dan dibantu peralatan Anode Charging Crane ACC. Bahan tambahan yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium ingot di pabrik pencetakan adalah : a. Cold Metal adalah metal aluminium yang telah membeku, tetapi bukan merupakan produk, terdiri atas : out product, ingot sisa, ingot spec-out, recovery metal, scrap kutip, scrap lempengan, scum, aluminium ball, dan scrap lainnya. Universitas Sumatera Utara b. Strapping Band dan Seal, yang digunakan untuk mengikat aluminium ingot. c. Spray Paint, yang digunakan untuk mengecat bagian samping dari tumpukan aluminium ingot yang menunjukkan grade-nya d. Marker, yang digunakan untuk menulis nomor lot, berat dan nomor bundel tumpukan aluminium ingot. Bahan penolong yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium ingot di pabrik pencetakan, adalah : 1. De-Inclusion Flux, ini adalah bahan tambahan berupa senyawa kimia yang digunakan dengan sebagai bahan pengikat kotoran, lalu mengapungkannya di atas permukaan molten cairan aluminium dan sekaligus menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam aluminium cair. 2. Dross treatment flux adalah merupakan bahan tambahan yang terdiri atas senyawa-senyawa kimia yang digunakan untuk mempertahankan temperatur dross, agar metal cair yang terikut bersama dross ketika di skimming-off tidak membeku sebelum diolah lebih lanjut. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam dross treatment flux ini adalah : - NaNO 3 : 60 - NaCl : 30 - Na 2 SiF 6 : 10 3. Heavy Oil, yang berguna untuk bahan bakar melting furnance. 4. Gas LPG, yang berguna untuk penyala burner di dapur pelebur dan untuk memanaskan launder, pouring device dan mould. Universitas Sumatera Utara 5. Air, yang berguna untuk mendinginkan aluminium ingot selama proses pencetakan. 2.8. Uraian Proses Produksi 2.8.1. Pencetakan Aluminium Cair Menjadi Aluminium Batangan

1. Uraian Proses Pengolahan Aluminium Cair Menjadi Aluminium

Batangan Ingot a. Charging Charging adalah proses pengisian metal ke dalam dapur furnance, baik dapur pelebur melting furnance maupun dapur penampung holding furnance, terdiri atas pengisian cold metal dan pengisian hot metal. Cold metal adalah metal aluminium yang telah membeku, tetapi bukan merupakan produk, cold metal terdiri atas : out product, ingot sisa, ingot spec out, recovery metal, scrap kutip, scrap lempengan, scum aluminium ball dan scrap lainnya. Sedangkan hot metal adalah aluminium cair yang diambil dari pot reduksi dan dibawa ke casting shop dengan Metal Transport Car MTC untuk dicetak menjadi batangan-batangan aluminium ingot. 1. Cold metal charging Pengisian cold metal dilakukan sebelum pengisian hot metal. Pengisian cold metal ini dilakukan oleh 2 orang personil, dengan menggunakan peralatan yang disebut dengan ingot charger dan dibantu dengan sebuah kendaraan forklift untuk menempatkan cold metal pada ingot charger. Jumlah cold metal yang Universitas Sumatera Utara dimasukkan setiap kali charging tidak boleh melebihi batas yang telah ditetapkan, yaitu : 1 Untuk Melting furnance, maksimum 5 dari jumlah total aluminium cair yang dimasukkan. 2 Untuk Holding furnance, maksimum 3,33 dari jumlah total aluminium cair yang dimasukkan. 2. Hot metal charging Setelah di-tapping dihisap aluminium cair di tampung dalam vacuum ladle yang berkapasitas 7,5 ton aluminium cair, dan dibawa ke casting shop dengan kendaraan khusus pengangkut aluminium cair, yang disebut Metal Transport Car MTC. MTC ini beserta aluminium cair yang diangkut di dalam ladle ditimbang pada timbangan truk 40 ton nomor 1, agar diperoleh gross weight atau berat kotornya, dan setelah aluminium cair dalam ladle diisikan ke dalam dapur, MTC ini ditimbang kembali pada timbangan truk 40 ton nomor 2 untuk mendapatkan tare weight-nya. Dengan demikian akan diperoleh netto berat bersih cairan aluminium yang telah dituang ke dalam dapur, dimana netto sama dengan gross dikurang tare. Setelah ditimbang MTC yang membawa aluminium cair itu berhenti tepat di depan pintu pengisian dapur. Pengemudi MTC mengeluarkan launder MTC ke dalam pintu pengisian dan memeriksa kondisi alat pencekam clamp yang menghubungkan ladle dengan MTC, serta membersihkan lubang nozzle discharge ladle tersebut. Sementara itu crane man, mengatur kait hoist crane 10 ton ke bagian penggantungan ladle dan kemudian sesuai dengan tanda peluit dari Universitas Sumatera Utara pengemudi MTC yang telah naik ke atas dapur, ladle diangkat dan aluminium cair dituang ke saluran penuangan launder. Operasi pengisian ini, dipandu dengan tanda peluit dari pengemudi MTC, seperti berikut : Angkat : prit – prit Berhenti : prit Turun : prit – prit – prit Setelah operasi pengisian aluminium cair ke dalam dapur, lalu temperatur dapur di set 760 o C.

b. Treatment

Treatment adalah proses pengolahan perlakuan terhadap aluminium cair selama berada di dalam dapur, baik dapur pelebur melting furnance maupun dapur penampung holding furnance, yang meliputi : 1. Flux treatment Proses ini mencakup operasi fluxing dan stirring, yaitu penaburan De-Inclusion flux ke atas permukaan aluminium cair yang disertai dengan pengadukan untuk penyempurnaan reaksi. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam De-Inclusion flux antara lain : 1 NaCl 45 2 KCl 30 3 NaF 15 4 Na 2 SiF 6 10 Universitas Sumatera Utara 2. Holding time Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan De-Inclusion flux dengan aluminium cair selama ± 2,5 jam pada temperatur ≥ 760 o C. 3. Skimming off Adalah operasi pengeluaran dross yang mengapung di permukaan aluminium cair yang dilakukan kira-kira 30 menit sebelum pencetakan. 4. Sampling TPM Yaitu pengambilan sampel Test Product metal TPM untuk dianalisa kadar Fe, Cu, Si yang terkandung di dalam aluminium cair sebagai dasar penentuan apakah produksi sudah sesuai dengan rencana. Kalau sudah sesuai, pencetakan dapat dilakukan. Apabila kadar Fe, Cu, Si yang terkandung di dalam aluminium cair belum sesuai dengan grade-nya, ada beberapa cara penanggulangan yang dapat dilakukan : 1 Restirring, pengadukan ulang molten, agar molten dapat tercampur secara homogen. Setelah dilakukan pengadukan, dilakukan pengambilan sampel lalu dianalisa lagi. 2 Penambahan molten, ditambahkan molten yang berkadar Fe rendah ke molten yang memiliki kadar Fe tinggi. 3 Pencetakan 13 bagian molten, dari banyaknya molten yang ada di dalam dapur. 4 Perubahan grade, diubah grade yang diinginkan menjadi grade di bawahnya. Misalnya dari grade S1-B, diturunkan gradenya menjadi G1. Universitas Sumatera Utara

c. Pencetakan Casting

Agar proses pencetakan molten menjadi aluminium ingot berjalan dengan baik, perlu dilakukan beberapa kegiatan pendahuluan, yaitu : 1. Memeriksa jumlah dari aluminium cair yang telah dituang ke dalam dapur, memeriksa temperatur aluminium cair dan juga nomor lot dari ingot yang akan dicetak. 2. Menghidupkan switch utama pada panel kontrol dan panel operasi. 3. Melakukan pemanasan awal dari saluran tuang launder, alat penuang cetakan pouring device dan scum skimmer. 4. Mengatur kecepatan pencetakan kecepatan konveyor. 5. Menyemprot bagian cetakan dengan minyak paraffin. 6. Menyalakan pompa-pompa penyuplai air industri. 7. Temperatur dapur diset 720 o C dan kecepatan mesin pencetak casting machine 12 Tjam. Setelah proses pemanasan awal terhadap launder dan pouring device selesai, maka dapur dimiringkan dan molten akan keluar melalui tap hole yang mengalir melalui launder ke pouring device, disinilah diatur banyaknya penuangan molten ke mould cetakan. Selama mould berjalan dengan alat conveyor casting machine operator mengambil dan menarik busa logam scum yang mengapung di permukaan Aluminium cair di dalam cetakan dengan alat penarik busa logam scum skimmer. Pengeluaran busa logam ini dilakukan secara perlahan-lahan sehingga tidak terjadi bentuk-bentuk bergelembung pada permukaan ingot. Universitas Sumatera Utara Aluminium ingot yang telah tercetak secara mekanis diberi nomor lot oleh alat marking device yang seterusnya mould berjalan menuju hammering device. Hammering device berfungsi untuk melepaskan ingot dari cetakan pada ujung perputaran di casting machine. Di ujung perputaran casting machine ingot yang telah terlepas tadi akan membalik dan langsung ditahan oleh ingot retaining roller. Setelah melewati alat ini ingot tersebut akan ditahan kembali oleh ingot pusher yang sejalan dengan alat ingot retaining roller. Setelah ditahan dengan ingot pusher maka dari bawah ingot tadi ditampung oleh receiving arm yang secara mekanis akan membawa ingot ke stacking machine.

d. Penyusunan

Batangan-batangan ingot aluminium yang dikirim dari mesin pencetak ke konveyor didinginkan di cooling chamber. Kemudian ingot dibawa ke line up untuk disusun sambil diamati secara visual ketebalan masing-masing ingot dan apabila ingot tersebut tidak sesuai harus dikeluarkan melalui tombol pengeluar ingot gagal. Proses terakhir adalah penyusunan aluminium ingot secara mekanis oleh servo arm. Operasi servo arm ini dilakukan untuk menyusun setiap tingkatan ingot secara bergantian. Pertama sekali 4 atau 5 batang ingot yang disusun di atas meja penyusun lalu dijepit oleh servo arm, setelah itu diangkat dan dipindahkan dari sisi meja ke konveyor pengumpul, kemudian diputar menurut baris hanya dari tingkat 2 hingga tingkat 8 dan diturunkan lalu dilepaskan dari tangan hidrolik di atas konveyor pengumpul tersebut Setelah disusun oleh operator dengan menggunakan servo arm, dimana satu tumpukan terdiri dari sembilan Universitas Sumatera Utara tingkatan, tumpukan ini digeser ke ujung stock conveyor secara mekanis sehingga nantinya tumpukan ini dapat diambil dengan forklift untuk ditimbang terlebih dahulu sebelum dibawa ke ingot cooling yard.

e. Pengikatan Bundling

Proses bundling dimulai sejak aluminium ingot selesai ditumpuk pada stock conveyor. Operasi-operasi yang dilakukan yaitu :

1. Weighing penimbangan

Tumpukan aluminium ingot yang baru dicetak, diangkut dengan forklift dari stock conveyor ke timbangan 2 ton. Berat tumpukan ingot harus berada dalam batas yang diizinkan, yaitu : 970 kg – 1030 kg per tumpuk.

2. Cooling down

Pada cooling yard zone tumpukan aluminium ingot yang masih panas didinginkan dengan memanfaatkan udara bebas selama kurang lebih 24 jam.

3. Marking dan Painting

Sebelum tumpukan ingot diikat terlebih dahulu dilakukan operasi penulisan marking pada tumpukan 44 batang ingot dan operasi pengecatan painting, yang merupakan proses pengecatan khusus untuk grade S1-A dan S1-B saja dengan menggunakan cat semprot spray paint berwarna biru langit pada kedua ujung bundle.

4. Pengikatan Strapping

Pengikatan ini dilakukan setelah aluminium ingot didinginkan di cooling yard selama 24 jam, dan telah melalui operasi marking dan painting. Pengikatan strapping ini dilakukan di bundling house. Pengikatan ini menggunakan bahan Universitas Sumatera Utara strapping band dan seal yang terbuat dari baja, dan alatnya dinamakan Combination Strapping Tool CS Tool, yang menggunakan tekanan udara 5,5 – 6,5 kgcm 2 .

f. Operasi Pengolahan Dross Dross Processing

Pada saat skimming off diperoleh dross yang ditampung pada cawan penampung dross disebut crucible. Dross yang tertampung dalam crucible ini akan diolah lagi dengan alat pengolahan dross atau Dross Processing Equipment DPE untuk memisahkan metal cair yang terikat bersama dross ketika di skimming. Proses pengolahan dross ini terdiri dari beberapa tahap antara lain : 1. Pemasukan Flux fluxing 2. Pengolahan DPE 3. Penimbangan Recovery metal 4. Pedinginan pada dross cooling yard 5. Pengutipan scrap metal Output dari pengolahan dross ini adalah Recovery metal RM, scrap kutip dan dross itu sendiri. Gambar 2.7. dibawah ini adalah Ingot dan ukuran-ukurannya yang telah selesai dicetak dan diikat : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Ingot yang Telah selesai Dicetak Untuk lebih jelasnya, proses pencetakan aluminium cair menjadi aluminium batangan ingot dapat dilihat pada gambar blok diagram pada Gambar 2.8. berikut : Universitas Sumatera Utara Pengisian Charging Pemberian Flux Flux Treatment Pengadukan Stirring Waktu Tunggu Holding Time Skimming off Sampling TPM Penuangan Casting Penimbangan dan Punching Pedinginan Marking and Painting Pengikatan Strapping Diproses di DPE Spray Paint Marker De-Inclusion Flux Hot metal dari reduction plant Dross Recovery Metal Dross Flux 711 HS Penyimpanan Gambar 2.8. Blok Diagram Proses Pencetakan Aluminium Batangan Ingot Universitas Sumatera Utara 2.9. Mesin dan Peralatan 2.9.1. Mesin Proses Produksi

1. Dapur Pelebur Melting furnance

Spesifikasi dapur pelebur adalah sebagai berikut : a Jumlah : 1 satu unit b Tipe : bahan bakar heavy oil dan one side tilting c Kapasitas : 30 ton d Kontrol Temperatur : kontrol otomatis e Kapasitas peleburan : 1 tonjam f Sistem pemiringan : silinder hidrolik g Ukuran dalam : 3000 mm x 9000 mm

2. Dapur Penampung Holding furnance

Spesifikasi dari dapur penampung holding furnance, adalah sebagai berikut : a Tipe dan Jumlah dapur : 6 unit pemiringan satu sisi one side tilting 3 unit pemiringan dua sisi both side tilting b Kapasitas : 30 ton c Sistem pengontrolan : otomatis d Kapasitas pemanasan : 10 o Cjam Dapat memanaskan 30 ton aluminium dengan suhu 760 o C sampai pada suhu 770 o C, dalam waktu satu jam. e Output Maksimum : 390 Kw hubungan delta 130 Kw hubungan star Universitas Sumatera Utara f Sistem pemiringan : silinder hidrolik g Ukuran dalam : 3000 mm x 9000 mm Gambar pandangan samping dan gambar pandangan depan dari dapur penampung dapat dilihat pada Gambar 2.9. dan Gambar 2.10, dibawah ini : Gambar 2.9. Pandangan Depan Dapur Penampung Holding furnance Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10. Pandangan Samping Dapur Penampung Holding furnance Keterangan Gambar : 1. Bantalan Hidraulik 2. Hidraulik 3. Batas Ketinggian Tanah ground level 4. Penjepit clamp 5. Terminal box pendeteksi temperatur 6. Pintu dapur 7. Motor listrik 8. Kaca pelindung saat pengisian molten kedalam dapur 9. Hand Wheel untuk membuka dan menutup pintu dapur secara manual. 10. Sprocket. Universitas Sumatera Utara 11. Tombol penggerak pintu dapur membukamenutup 12. Saluran keluar dross dross chute 13. Pengaman elemen pemanas 14. Pintu pembersih 15. Tap hole

3. Mesin Pencetak Casting Machine

Spesifikasi dari mesin pencetak casting machine, adalah sebagai berikut : a Jumlah : 7 unit b Tipe : steady konveyor horizontal c Kapasitas : 6 tonjam – 12 tonjam d Berat ingot : 22,7 kg ± 1,5 kg e Metode Pendinginan : pendinginan cetakan dengan air f Pouring device : tipe penuangan otomatis g Marking device : tipe otomatis Gambar dari mesin pencetak casting machine dapat dilihat pada Gambar 2.11, di bawah.

4. Mesin Penyusun Stacking machine

Spesifikasi dari mesin penyusunan stacking machine, adalah sebagai berikut: a Jumlah : 7 unit b Tipe : tipe tarik bertumpu diatas rel c Kapasitas : compatible untuk ingot dengan berat 50 lb d Jumlah ingottumpukan : 44 batang tumpukan Universitas Sumatera Utara e Bentuk susunan : tingkat pertama : 4 ingot tingkat 2-9 : 5 ingot Gambar 2.11. Mesin Pencetak casting machine Keterangan gambar : 1. Pouring device. 4. Mould 2. Saluran tuang 5. Marking device 3. Kotak Switch 6. Hammering device Gambar 2.12. Mesin Penyusun stacking machine Keterangan gambar : 1. Receiving arm 4.Transferring equipment line up 2. Cooling chamber 5. Turning over device 3. Ingot detector 6. Stacking table Universitas Sumatera Utara Gambar 2.13. Stock conveyor Keterangan gambar : 1. Motor listrik 4. Kotak socket 2. Sprocket 5. Penumpu ingot 3. Switch 6. Kotak switch Gambar 2.14. Servo arm Universitas Sumatera Utara Keterangan Gambar : 1. Motor 2. Power Panel 3. Hidraulik 4. Control Unit 5. Hydraulic hand

5. CS Tools Combination Strapping Tools

1. Tensioner alat pengikat a Jumlah : 6 unit b Tipe : mengunakan tekanan udara c Fungsi : for loose bundle ikatan vertikal 2. Sealer penyegel a Jumlah : 6 unit b Tipe : menggunakan tekanan udara c Fungsi : for loose bundle ikatan vertikal 3. Alat pengikat kombinasi a Jumlah : 4 unit b Tipe : menggunakan tekanan udara c Fungsi : for tight bundle ikatan horizontal Universitas Sumatera Utara

2.9.2. Peralatan Equipment