1.5.3 Penetapan Jumlah Pengamatan
Penetapan jumlah pengamatan yang dibutuhkan dalam aktivitas stop watch time study selama ini dikenal lewat formulasi-formulasi tertentu dengan mempertimbangkan tingkat kepercayaan convidence
level dan derajat ketelitian degree of accuracyprecision yang diinginkan. Cara penetapan dengan prosedur formulasi tersebut membutuhkan analisis perhitungan kuantitatif yang memerlukan waktu
penyelesaian lama. Untuk itu diuraikan satu prosedur yang diintroduksi dan dikembangkan pertama kali oleh The Maytag Company, yang lebih sederhana, cepat dan tidak terlalu banyak menggunakan analisa kuantitatif
yang diaplikasikan. Untuk membuat estimasi mengenai jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan, maka The
Maytag Company telah mencoba memperkenalkan prosedur sebagai berikut : 1.
Laksanakan pengamatanpengukuran awal dari elemen kegiatan yang ingin diukur waktunya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 10 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus sekitar 2 menit atau kurang.
b. 5 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus waktu yang lebih besar dari 2
menit. 2.
Tentukan nilai range, yaitu perbedaan nilai terbesar H dan nilai terkecil L dari hasil pengamatan yang diperoleh.
3. Tentukan harga rata-rata average atau µ yang merupakan jumlah hasil waktu data pengamatan
yang diperoleh dibagi dengan banyaknya pengamatan N yang telah dilaksanakan. Harga N di sini seperti yang telah ditetapkan sebelumnya berkisar antara 1 atau 10 kali pengamatan. Harga rata-rata
tersebut secara kasar bisa didekati dengan cara menjumlahkan nilai data yang tertinggi dan data yang terendah dibagi dengan 2, atau H + L2.
4. Tentukan nilai daripada range dibagi dengan harga rata-rata. Nilai tersebut bisa diformulasikan
sebagai Rµ. 5.
Tentukan jumlah pengamatan yang diperlukan atau seharusnya dilaksanakan dengan menggunakan tabel 5.1 berikut. Cari nilai Rµ yang sesuai dan kemudian dari kolom untuk sample size yang
diambil 5 atau 10 akan bisa diketahui berapa jumlah pengamatan N yang diperlukan. Tabel tersebut berlaku untuk kondisi 95 convidence level dan 5 degree of accuracy.
Universitas Sumatera Utara
6. Apabila harga Rµ tidak bisa dijumpai persis sama seperti yang tertera dalam tabel yang ada, maka
dalam hal ini bisa diambil harga yang paling mendekati. Berdasarkan nilai yang diketemukan, kemudian dilaksanakan evaluasi dan tambahan pengamatan bilamana ternyata hasil yang diperoleh
lebih besar dari pengamatan yang telah dilaksanakan.
Tabel 3.3 Jumlah Pengamatan yang Diperlukan N untuk 95 Convidence Level dan 5 Degree of Accuracy Precision
Jumlah pengamatan
buah Jumlah
pengamatan buah
Jumlah pengamatan
buah Indeks
Pengukuran Rµ
5 10 Indeks
Pengukuran Rµ
5 10 Indeks
Pengukuran Rµ
5 10 0,10
0,12 0,14
0,16 0,18
0,20 0,22
0,24 0,26
0,28 0,30
0,32 0,34
0,36 0,38
0,40 3
4 6
8
10 12
14 17
20 23
27 30
34 38
43 47
2 2
3 4
6 7
8
10 11
13 15
17 20
22 24
27 0,42
0,44 0,46
0,48 0,50
0,52 0,54
0,56 0,58
0,60 0,62
0,64 0,66
0,68 0,70
0,72 52
57 63
68 74
80 86
93
100 107
114 121
129 137
145 153
30 33
36 39
42 46
49 53
57 61
65 74
74 78
83 88
0,74 0,76
0,78 0,80
0,82 0,84
0,86 0,88
0,90 0,92
0,94 0,96
0,98 1,00
162 171
180 190
199 209
218 229
239 250
261 273
284 296
93 98
103 108
113 119
125 131
138 143
19 156
162 169
Sumber : The Maytag Company
Keterangan : R : Range Data terbesar-data terkecil , µ : harga rata-rata average, Rµ: Indeks Pengukuran
3.5.4 Uji Keseragaman Data