4. Variabel Penyerta
Variabel penyerta Concomitant adalah suatu variabel dalam penelitian
yang tidak merupakan pusat perhatian peneliti, akan tetapi muncul dan berpengaruh terhadap keragaman variabel tergantung dan pengaruh tersebut
membaur cofounding dengan variabel bebas. Variabel ini tidak dapat dikendalikan , sehingga tetap menyertai terikut dalam proses penelitian,
dengan konsekuensi data harus diamati dan pengaruh baurnya harus dieliminir. Pengaruh baur tersebut dapat dihilangkan dieliminasi pada tahap
analisi data, misalnya dengan anova atau manova. 5. Variabel Kendali
Variabel Kendali Control Variabel adalah variabel yang bukan merupakan
pusat perhatian peneliti, akan tetapi berpengaruh terhadap keragaman variabel tergantung dan pengaruh tersebut dapat dikendalikan. Pengendalian
ini biasanya dilakukan dengan cara blocking, yaitu mengelompokkan obyek penelitian menjadi kelompok-kelompok yang relatip homogen atau dengan
cara ekxklusi mengeluarkan obyek yang tidak memenuhi kriteria dan inklusi memilih dan menjadikan obyek yang memenuhi kriteria untuk
diikutkan dalam penelitian kajian. Bilamana dilakukan dengan cara pengelompokan blocking, maka pada tahap analisis data pengaruh blocking
ini harus dihilangkan, misalnya dengan ANOVA Two Way.
2.8 Analisis Data
2.8.1 Uji dalam Pengolahan Data
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Seandainya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam
pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Universitas Sumatera Utara
Validitas terbagi atas empat macam, yaitu : 1. Validitas Isi Content Validity
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan. Misalnya seorang peneliti ingin mengukur bagaimana persepsi konsumen terhadap suatu produk.
2. Validitas Konstruk Construct Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-
butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
3. Validitas “ada sekarang” Concurrent Validity Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah
tes dikatakan memiliiki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Misalnya seorang guru ingin mengetahui
apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. 4. Validitas Prediksi Predictive Validity
Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan datang, sehingga sekarang ini belum terjadi. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif koefisien, maka alat pengukur tersebut reliabel. Adapun
teknik perhitungan reliabel ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut : 1.
Teknik Pengukuran Ulang Testretest Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab
pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya
Universitas Sumatera Utara
perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara pertama dengan jawaban pada wawancara kedua.
2. Teknik Belah Dua
Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas alat pengukur, maka alat pengukur yang disususn harus
memiliki cukup banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama.
3. Teknik Bentuk Paralel.
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur
tersebut diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing jenis.
4. Internal Consistency Reliability
Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang
sama sesuai dengan yang melandasinya. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0,60 Ghozali,
2005 atau nilai cronbach alpha 0,80 Kuncoro, 2003.
2.8.2 Metode Analisis Data
Kualitas data yang digunakan sangat menentukan hasil atau kesimpulan yang diperoleh. Bila datanya berkualitas baik maka informasi yang akan diperoleh
juga baik dan sebaliknya. Kualitas data ditentukan oleh akurasinya. Data yang tidak akurat ditunjukkan oleh adanya data pencilan outliers. Data ini harus
dibuang agar tidak merusak hasil. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan normalitas data. Baberapa analisis data diantaranya sebagai berikut :
a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan
data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Analisis data diskriptif sangat bermanfaat untuk menganalisis data populasi atau untuk
menganalisis kajian atau penelitian yang obyeknya berupa populasi. Kajian
Universitas Sumatera Utara
atau penelitian demikian bisa jadi dalam bentuk studi kasus. Contoh bentuk penyajiannya adalah histogram, diagram pastel, dan sebagainya.
b. Analisis Parametrik Dan Nonparametrik Pada dasarnya data statistik terbagi menjadi dua macam, yaitu statisitik
parametrik dan statistik nonparametrik. Statistik parametrik dilakukan jika sampel yang akan dipakai berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Jumlah data yang digunakan dalam analisis ini minimal 30 sampel dan menggunakan yang berupa data interval dan ratio. Sedangkan statistik non
parametrik digunakan untuk menganalisis data yang jumlahnya dibawah 30 sangat sedikit serta datanya berupa data ordinal dan nominal. Disamping
itu metode non parametrik tidak mengharuskan data berdistribusi normal, karena itu metode ini sering dinamakan uji distribusi bebas distribution
free test. Dengan demikian metode ini dapat dipakai untuk segala distribusi data dan lebih luas penggunaanya.
c. Analisis Hubungan