Modal Effective Weight dan Modal Effective Mass

2.5.9 Modal Effective Weight dan Modal Effective Mass

Modal effective weight untuk mode ke-j, Ew j , menurut persamaan di atas dinyatakan dalam, ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = Γ = m i m i ij i m i ij i m i ij i ij i j j W W W W Ew 1 1 1 1 φ φ φ φ ∑ ∑ = = = m i ij i ij m i i i m W Ew 1 2 2 1 } { φ φ 2.5.34 Modal effective weight sebetulnya dapat disajikan dalam modal effective mass sebagaimana yang dipakai oleh Clough Penzien 1992 ataupun Copra 1995. Dengan demikian modal effective mass mode ke-j, dapat diperoleh dari pers. 2.5.34 yaitu, 2 1 2 2 1 } { i i m i ij i ij m i i i MP P m W Ew − = ∑ ∑ = = φ φ 2.5.35 Modal effective weight Ew j atau modal effective mass Em j adalah suatu parameter untuk menentukan hanya beberapa mode yang boleh dipakai pada hitungananalisis respon struktur akibat beban gempa. Menurut buku Peraturan Perencanaan tahan Gempa untuk Gedung PPTGIUG 1983 menyatakan bahwa jumlah mode yang harus dipakai untuk menghitung respon struktur adalah paling tidak telah memberikan 90 dari energi gempa. Sebagaimana diketahui bahwa mode-mode yang lebih tinggi relative sulit dicari tetapi kontribusinya terhadap Universitas Sumatera Utara respon struktur relative rendah. Oleh karena itu kontribusi mode-mode yang lebih tinggi dapat diabaikan asalkan secara keseluruhan paling sedikit 90 energi gempa telah diakomodasi. Chopra mengatakan bahwa modal effective heigh h j dapat dihitung dengan, 1 i j h h j m i ij i j j P m P P ∑ = = = φ  2.5.36 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 ANALISA MULTI FRICTION PENDULUM SYSTEM MFPS

PADA BANGUNAN

3.1 UMUM

Beban gempa merupakan beban yang tidak dapat diprediksi baik besarnya maupun arahnya. Besarnya gaya gempa sangat ditentukan oleh perilaku struktur tersebut. Gaya horizontal, gaya vertikal dan momen torsi yang terjadi sangat bergantung pada waktu getar struktur dan eksentrisitas antara pusat kekakuan struktur dengan pusat kekakuan massa. Besarnya tingkat pembebanan gempa berbeda-beda dari suatu wilayah ke wilayah lain tergantung pada keadaan seismotektonik geografi dan pada geologi setempat. Analisis gempa terutama pada bangunan perlu dilakukan karena pertimbangan keamanan struktur dan kenyamanan penghuni bangunan. Beban gempa terutama dalam arah mendatar akan menimbulkan simpangan driff struktur yang dapat membahayakan. Oleh karena itu, simpangan driff ini perlu dikontrol. Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa harus direncanakan mampu bertahan terhadap gempa. Trend perencanan yang terkini yaitu performance based seismic design, yang memanfaatkan teknik analisis non-linear berbasis komputer untuk mengetahui perilaku inelastik struktur dari berbagai macam intensitas gerakan gempa, sehingga dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis. Selanjutnya dapat dilakukan tindakan bilamana tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara