UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak dilarutkan dalam asam klorida encer dan kemudian disaring. a. Uji Mayer
: Filtrat diberi reagen mayer. terbentuknya endapan
berwarna kuning menunjukkan adanya alkaloid.
b. Uji Dragendroff : Filtrat diberikan reagen dragendroff,
terbentuknya endapan merah menunjukkan adanya alkaloid. 3.4 Uji Antiinflamasi
3.4.1 Aklimatisasi dan pengelompokan hewan percobaan
Sebelum digunakan semua hewan percobaan tikus jantan dipelihara terlebih dahulu selama 3 minggu untuk menyesuaikan
dengan lingkungan sekitar, mengontrol kesehatan dan berat badan serta menyeragamkan makanan. Hewan percobaan untuk uji
pendahuluan dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing terdiri dari 5 ekor.
Setelah mendapatkan hasil dari uji pendahuluan kemudian akan diteruskan uji antiinflamasi dengan mengacu kepada rumus fedrer
yaitu: n-1 t-1
≥ 15
Keterangan : n = jumlah hewan percobaan perkelompok t = Jumlah kelompok
Rumus Fedrer untuk metode edema buatan pada telapak kaki tikus Antiinflamasi :
n-1 t-1 ≥ 15
n-1 7-1 ≥ 15
n-1 6 ≥ 15
6n – 6 ≥ 15
6n ≥ 21
n ≥ 3,5 ≈ 4
Dari hasil perhitungan ferdrer tikus yang digunakan tidak kurang dari 4ekor, namun pada uji aktivitas antiinflamasi digunakan 5 ekor tikus
dalam setiap kelompoknya sesuai dengan syarat WHO. Tikus dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ekor. Rinciannya sebagai berikut : Tabel 3.1 Pembagian kelompok hewan uji Antiinflamasi
Kelompok Jumlah
Perlakuan 1
5 Kontrol negatif, diberi Na CMC 0,5
2 5
Kontrol positif, diberi asetosal dalam Na CMC 0,5 3
5 Diberi sediaan ekstrak lumut hati Mastigophora
diclados dalam Na CMC 0,5 dosis 1000 mgKgBB 4
5 Diberi sediaan ekstrak lumut hati Mastigophora
diclados dalam Na CMC 0,5 dosis 100 mgKgBB 5
5 Diberi sediaan ekstrak lumut hati Mastigophora
diclados dalam Na CMC 0,5 dosis 10 mgKgBB 6
5 Diberi sediaan ekstrak lumut hati Mastigophora
diclados dalam Na CMC 0,5 dosis 1 mgKgBB 7
5 Diberi sediaan ekstrak lumut hati Mastigophora
diclados dalam Na CMC 0,5 dosis 0,1 mgKgBB
3.4.2 Uji Antiinflamasi dengan metode edema buatan pada telapak kaki tikus
Gulecha, et al, 2011. 1. Tikus dipuasakan kurang lebih selama 18 jam sebelum pengujian,
minum tetap diberikan Rustam, et al, 2017. 2. Tikus ditimbang dan dikelompokan secara acak yaitu : kelopok kontrol
negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok uji ekstrak lumut hati Mastigophota diclados.
3. Kaki belakang setiap tikus yang akan diinduksi diberi tanda menggunkaan spidol, pada saat pemasukan kaki ke dalam cairan raksa
selalu sama. 4. Setelah diberi tanda volume kaki setiap tikus diukur dan dinyatakan
sebagai volume kaki dasar. Pada setiap pengukuran, tinggi cairan pada alat dicatat sebelum dan sesudah pengukuran.
5. Pada kelompok kontrol negatif diberikan Na CMC 0,5, pada kelompok kontrol positif diberi suspensi asam asetil salisilat dalam Na
CMC 0,5, dan pada kelompok uji diberi zat uji ekstrak dalam Na CMC 0,5 sesuai dosis yang telah direncanakan secara oral.
6. Setelah 1 jam diberi sediaan uji, telapak kaki tikus disuntikan dengan larutan karagenan 1 sebanyak 0,2 mL secara intrakutan, sebelumnya
kaki tikus dibersihkan dengan etanol 70 Rustam, et al, 2017.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Setelah 1 jam, volume kaki tikus diukur dengan menggunakan alat pletismometer setiap satu jam selama 6 jam setelah diinduksi dengan
karagenan Parmar prakash, 2006. 8. Ukur volume edema telapak kaki masing-masing tikus.
9. Hitung presentase edema dan presentase inhibisi pembentukan edema dengan rumus Rustam et al, 2007; Swathy et al, 2010
Edema = Vt-Vo X 100 Vo
Inhibisi Udem = a – b x 100 a
Keterangan : Vt = Volume telapak untuk setiap kelompok pada waktu t Vo = Volume telapak yg diperoleh untuk setiap kelompok
sebelum perlakuan apapun a = udem pada kelompok hewan kontrol
b = udem pada kelompok perlakuan
3.4.3 Analisi Data