UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.3 Freeze Drying
Pengeringan-beku atau lyophilization adalah proses pengeringan dimana pelarut atau media suspensi yang dapat
mengkristal pada temperatur rendah dan sesudahnya mensublimasi dari padat langsung ke fase uap. Pengeringan beku mengubah es atau
air dalam fase amorf menjadi uap. Karena tekanan uap es rendah, maka volume uap menjadi besar. Tujuan pengeringan beku adalah
untuk memproduksi suatu substansi dengan stabilitas yang baik dan tidak berubah setelah rekonstitusi dengan air, meskipun hal ini sangat
tergantung juga pada langkah terakhir proses yaitu pengemasan dan kondisi penyimpanan.
Keuntungan dari proses pengeringan-beku adalah : 1. Pengeringan dengan suhu rendah dapat mengurangi penurunan
produk sensitif – panas. 2. Produk cair dapat secara akurat terdosiskan.
3. Kandungan air dari produk akhir dapat dikontrol selama proses. 4. Produk obat dapat memiliki bentuk fisik yang menarik.
5. Produk obat dengan luas permukaan spesifik yang tinggi dengan cepat kembali Oetjen dan Haseley, 2004
2.4 Inflamasi
2.4.1 Pengertian Inflamasi
Inflamasi adalah reaksi kompleks dalam jaringan ikat vascular terjadi karena rangsangan eksogen dan endogen. Peradangan
adalah respon normal, pelindung terhadap cedera jaringan disebabkan oleh trauma fisik, bahan kimia berbahaya atau agen mikrobiologis. Ini
Berupaya untuk menonaktifkan atau menghancurkan organisme asing, menghilangkan iritasi yang merupakan tahap pertama perbaikan
jaringan. Proses inflamasi Biasanya mereda pada proses Penyelesaian atau penyembuhan tapi kadang-kadang berubah menjadi radang yang
parah, yang mungkin jauh lebih buruk dari penyakit ini dan dalam kasus ekstrim, juga dapat berakibat fatal Sen et al, 2010.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kemerahan, suhu yang meningkat, pembengkakan, nyeri, dan hilangnya fungsi adalah tanda klasik dari inflamasi. Inflamasi
dapat diprovokasi oleh berbagai agen berbahaya, bahan asing, toxines, infeksi, bahan kimia, patogen, reaksi kekebalan tubuh dan luka fisik
Sen et al, 2010.
2.4.2 Mekanisme Terjadinya Inflamasi
Proses inflamasi dimulai dari stimulus yang akan mengakibatkan kerusakan sel, sebagai reaksi terhadap kerusakan sel
maka sel tersebut akan melepaskan beberapa fosfolipid yang diantaranya adalah asam arakidonat.Setelah asam arakidonat tersebut
bebas akan
diaktifkan oleh
beberapa enzim,
diantaranya siklooksigenase dan lipooksigenase. Enzim tersebut merubah asam
arakidonat ke dalam bentuk yang tidak stabil hidroperoksid dan endoperoksid yang selanjutnya dimetabolisme menjadi leukotrin,
prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan. Bagian prostaglandin dan leukotrin bertanggung jawab terhadap gejala-gejala peradangan
Katzung, 1998.
2.4.3 Jenis Inflamasi
Umumnya peradangan terbagi menjadi dua jenis yaitu a peradangan akut dan b peradangan kronis. Reaksi inflamasi terurai
oleh mekanisme yang berbeda dan terjadi pada fase seperti: a. fase akut : vasodilatasi lokal sementara dan Peningkatan
permeabilitas kapiler b. fase sub-akut : Infiltrasi atau leukosit dan fagositosis sel
c. fase Kronis proliferatif : kerusakan jaringan dan fibrosis Sen et al, 2010.
Peradangan akut adalah tanggapan awal dari tubuh mengambil faktor risiko seperti infeksi atau trauma dll, ini adalah
garis tidak spesifik dan pertahanan pertama tubuh terhadap bahaya. Fitur utama dari peradangan akut termasuk a akumulasi cairan dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plasma di lokasi yang terkena dampak, b aktivasi intravaskular datar atau memungkinkan, c polymorph-nuklir neutrofil sebagai sel
inflamasi. Ketika faktor-faktor risiko memperpanjang dan tidak dihapus, peradangan akut dan kemudian akan berubah menjadi
peradangan kronis. Hal ini terjadi untuk durasi yang lebih lama dan terkait dengan adanya macrofagen, limfosit, sel darah proliferasi,
fibrosis dan nekrosis jaringan. Para macrofagen menghasilkan sejumlah macam produk biologis aktif yang menyebabkan
Kerusakan jaringan dan karakteristik fibrosis peradangan kronis Sen et al, 2010.
2.4.4 Obat Antiinflamasi