Dasar Hukum Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara

Pembayar Agen Pembayar Syariah Endorsement Perlu Tidak perlu

B. Dasar Hukum Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara

Dengan telah disahkannya undang-undang penerbitan SBSN, maka DSN-MUI pun mengeluarkan syariah opinion dan fatwa mengenai hal-hal yang menyangkut penerbitan SBSN, yaitu ada 4 fatwa yang dikeluarkan yakni: Fatwa No:69DSN-MUIVI2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN, Fatwa DSN No:70DSN-MUIVI2008 tentang metode penerbitan SBSN, Fatwa DSN No:71DSN-MUIVI2008 tentang Sale and Lease Back, Fatwa DSN No:72DSN-MUIVI2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back . Menurut syariah opinion yang dikeluarkan oleh Tim Ahli Syariah untuk penerbitan SBSN, bahwa penerbitan SBSN tidak bertentangan dengan syariah sebagaimana diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang SBSN, dan memutuskan bahwa akad yang digunakan dalam penerbitan surat berharga syariah negara adalah akad bai dan ijarah. 37 37 Surat Pernyataan Kesesuaian Syariah, Tim Ahli Syariah untuk Penerbitan SBSN DSN- MUI, 2008. Sebagaimana fatwa yang telah dikeluarkan DSN-MUI No: 69 mengenai SBSN, di bawah ini kami sertakan beberapa nash yang menjadi dasar hukum penerbitan SBSN. 1. Al-Quran Firman Allah SWT, QS. Al-Baqarah [2]: 275: +,-. 123+4567 81 9 :4 ; 3= ?ABC D 3 AB E45 ;4 FH I JFCKLC M E45 ;4 : LC 13 NOL 1 PQ3 1 R S O :T T B 3 N K3 3 O U VNO 4 CKLC WOX Y Z LC [ ;]A23 C 3 + 23_`CK T Ja ? b Qcd eC 28 Artinya: Orang-orang yang makan mengambil riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa riba adalah haram dan dilarang dalam aktivitas perdagangan atau jual beli, begitu juga dengan SBSN yang dalam pengambilan imbal hasil diharamkan menggunakan bunga, akan tetapi profit yang didapatkan dari pembayaran hak manfaat, sewa, upah ataupun bagi hasil, karena di dalam akad SBSN terdapat akad jual beli dan sewa maka penggunaan instrumen ini jelas harus berdasarkan prinsip syariah. 2. Hadis Penerbitan SBSN juga diperkuat oleh hadist Nabi riwayat Imam al- Tirmidzi dari Amr bin Auf al-Muzani, Nabi SAW bersabda: + ,-ﺏ ,- 01 23ﺹ ﺡ 5 206ﺡ 7 89ﺡ 29ﻡ ﺡ ; 9 7 9= ?7 9A 01 2 9A 5 ﺡ 06ﺡ 7 8ﺡ 2ﻡ ﺡ B7 CDﻡ E33ﺹ7 38 Artinya : Perdamaian boleh dilakukan antara kaum muslim kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslim terkait dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Hadits ini menegaskan bahwa segala perjanjian yang dilakukan oleh umat Islam adalah boleh selama tidak keluar dari koridor syariah, seperti SBSN misalnya investor yang membeli instrumen ini bukan hanya umat Islam, melainkan non muslim pun dapat berinvestasi disini, dan juga model dari penerbitan SBSN serupa dengan obligasi konvensional, akan tetapi selama 38 Muhammad Ibn Ismail al-Kahlani, Subulussalam, Bandung : Dahlan TT, Jilid 3, h.59. instrumen syariah ini masih sesuai dengan prinsip syariah maka dibolehkan. Kemudian hadits riwayat Ibnu Majah dikatakan: F 07 F B7 ,ﺏ E+ ﻡ D 7 GHI -J7 K 39 Artinya : Tidak boleh membahayakan merugikan diri sendiri maupun orang lain HR Ibnu Majah Hadits ini menegaskan bahwa dalam transaksi atau perjanjian tidak diperbolehkan untuk merugikan negara atau pihak lain, seperti penerbitan SBSN saat ini, bahwa hasil penjualan SBSN harus digunakan dengan hati-hati agar terhindar dari kerugian dari kedua belah pihak. 3. Kaidah Fiqih Kemudian kaidah fiqih yang mendasari di bolehkannya penerbitan SBSN adalah: 8ﺹL M N6ﻡ O Pﺡ ﺏ 01 ; QR 26- S = 3ﺕ ? 40 Artinya : Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya . Kaidah fiqih diatas menunjukan bahwa asal dari segala bentuk mumalah adalah boleh sampai terdapat dalil yang mengindikasin pengharaman transaksi 39 Muhammad Fuad Abduh al-Baaqi, Sunan Ibn Majah, Mesir : Darul Fiqr TT, Jilid 2, h.784 tersebut, begitu juga dengan SBSN karena penerbitannya menggunakan akad ijarah . Sebagaimana telah kita telaah dan telah diketahui akad tersebut sesuai dengan syariah.

C. Jenis-jenis SBSN Sukuk serta Tinjauan Fiqh Mengenai Akad dan Penerbitannya