kepentingan investor. Sebagaimana konsep kontrak investasi kolektif dalam dana reksa. Sedangkan dalam penerbitan obligasi pemerintah
surat utang negara tidak dikenal adanya trustee yang mengelola jaminan berupa aset dan bertindak mewakili kepentingan investor.
E. Kebijakan Fiskal dalam Islam
Kebijakan fiskal telah lama dikenal dalam teori ekonomi Islam, yaitu sejak zaman Rasulullah saw, dan Khulafaur Rasyidin, yang di kemudian hari
dikembangkan oleh para ulama.
Nabi Muhammad saw sebagai Amirul Mukminin sekaligus kepala Negara yang bertanggungjawab atas stabilitas perekonomian Negara pada saat itu
menerapkan beberapa Kebijakan Fiskal pada masanya. Sehubungan dengan ini ada empat langkah yang dilakukan Nabi saw :
57
1. Peningkatan pendapatan Nasional dan tingkat partisipasi kerja Dalam rangka meningkatkan permintaan agregat agregat demand
masyarakat muslim
di Madinah,
Rasulullah melekukan
kebijakan mempersaudarakan kaum Muslimin dengan kaum Muhajirin yang berimplikasi
pada peningkatan perminytaan total di Madinah. 2. Kebijakan Pajak
57
Euis Amalia, M.Ag, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta : Pustaka Asatruss, 2005, cet. i, hal. 19-20
Penerapan kebijakan pajak yang dilakukan dilakukan Rasulullah saw, seperti kharaj, khums, dan zakat, menyebabakan terciptanya kestabilan harga
dalam mengurangi tingkat inflasi. 3. Anggaran
Pengaturan APBN yang dilakukan Rasulullah saw sangat cermat, efektif dan efesien, menyebabkan jarang terjadinya deficit anggaran meskipun
saat itu sering terjadi peperangan. 4. Kebijakan Fiskal Khusus
Rasulullah saw menerapkan beberapa kebijakan fiskal khusus untuk pengeluaran Negara, yaitu: meminta bantuan kaum muslimuin secara suka rela
untuk memenuhi kebutuhan pasukan muslimin;meminjam peralatan dari kaum muslimin secara cuma-cuma dengan jaminan pengembalian dang anti rugi bila
terjadi kerusakan meminjam uang dari orang-orang tertentu untuk diberikan kepada muallaf; serta menerapkan kebijakan insentif untuk menjaga
pengeluaran dan peningkatan partisipasi kerja dan produksi kaum muslimin.
Pemikir ekonomi Islam Ibnu Khaldun 1404 mengajukan solusi atas resesi dengan cara mengecilkan pajak dan meningkatkan pengeluaran
pemerintah. Pemerintah adalah pasar terbesar, ibu dari semua pasar, dalam hal besarnya pendapatan dan penerimaannya. Jika pasar pemerintah mengalami
penurunan, wajar bila pasar yang lain pun akan ikut menurun, bahkan dalam agregat yang lebih besar.
Abu Yusuf 798 merupakan ekonom pertama yang secara rinci menulis tentang kebijakan ekonomi dalam kitabnya Al Kharaj, yang
menjelaskan tanggung jawab ekonomi pemerintah nuntuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
58
Menurut an-Nahbani dan al-Maliki, dalam pengambilan kebijakan fiskal yang sesuai dengan ekonomi Islam adalah setiap pengambilan kebijakan
haruslah memberikan jaminan atas pemenuhan seluruh kebutuhan pokok al- hajat al-asasiyah
basic needs bagi setiap individu dan juga pemenuhan berbagai kebutuhan sekunder dan luks al-hajat al-kamaliyah sesuai kadar
kemampuan individu bersangkutan yang hidup dalam masyarakat tertentu dengan kekhasan di dalamnya.
59
Dengan demikian titik berat sasaran pemecahan permasalahan dalam ekonomi Islam terletak pada permasalahan
individu manusia bukan pada tingkat kolektif negara dan masyarakat.
60
Menurut al-Maliki, ada empat perkara yang menjadi asas politik ekonomi
Islam. Secara umum Pertama, setiap orang adalah individu yang memerlukan pemenuhan kebutuhan. Kedua, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok
dilakukan secara menyeluruh lengkap. Ketiga, mubah boleh hukumnya bagi
58
Kebijakan Fiskal Rasulullah SAW, artikel diakses dari halalguide.info pada tanggal 18 Mei 2009
59
Taqiyuddin an-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternati, hal. 52. Abdurrahman al- Maliki, Politik Ekonomi Islam, hal. 37.
60
Taqiyuddin an-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, hal. 53.
individu mencari rezki bekerja dengan tujuan untuk memperoleh kekayaan
dan meningkatkan kemakmuran hidupnya. Keempat, nilai-nilai luhur syariat
Islam harus mendominasi menjadi aturan yang diterapkan seluruh interaksi yang melibatkan individu-individu di dalam masyarakat.
61
Penulis mengutip empat asas yang harus diperhatikan dalam setiap penerbitan SBSN khususnya yang dalam hal ini antara emiten pemerintah dan
para investor
62
, yang telah digariskan dalam Al-Quran : a.
Asas suka sama suka QS: 4 : 29 f C A2
g L
D 3
?I3 L 4 CK
i -jgk lF +2 -4
m CK
e I3 nj
2Q 1
Xo 3
?Ia R Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
b.
Asas keadilan QS: 57: 25 _p3 3
La UTCK
jgO UqT i2LarRk ;4
La4 sBCKLC
tu v 2 wxI4
e L
4 LC
L5 qJ
Jg xy{r 4
Artinya: Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al
Kitab dan neraca keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. c.
Asas saling menguntungkan QS: 2: 278-279
61
Abdurrahman al-Maliki, Politik Ekonomi Islam, As-Siyasatu al-Iqtishadiyatu al-Mutsla, alih bahasa Ibnu Sholah
, cet. i, Bangil : Al-Izzah, 2001, hal. 37
62
Prof. Dr. Taufik Abdullah, dkk. Ensklopedia Tematis Dunia Islam Jilid 3, Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Voeve, 2002, h.133
e _ 3 LC
e O _
|}~•l Artinya : kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.
d. Asas Tolong Menolong QS:5: 2
BLC 3LC
WO dr
4 IsL 4 €w
LC LC
BLC 3
WO ru4ui•
l LC_p 4
LC J
LC J
p p
r‚ 3
4 Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Ketika asas-asas tersebut dipegang tegung dalam segala pengambilan Kebijakan Fiskal, pada gilirannya, perekonomian yang mampu menyediakan
kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan dapat direalisasikan
63
.
Berbicara mengenai kebijakan fiskal isalm kontemporer, saat ini Negeri Jiran Malaysia dapat dikatakan sebagai salah satu pioneer dalam pengembangan pasar
keuangan syariah sampai saat ini. Tahun 1994 Malaysia mendirikan pasar uang syariah. Pada tahun 2001 menjadi pionir dalam mengeluarkan obligasi syariah global
sukuk pertama kali dengan nilai US150 juta, dilanjutkan dengan mengeluarkan
sovereign sukuk pada tahun 2002 dengan nilai investasi US600. 36 perusahaan
investasi syariah di dunia tercatat di pasar modal Malaysia yaitu 86 unit trust fund.
Malaysia berhasil meraih pangsa pasar sukuk terbesar tidak lepas dari usaha yang dilakukan baik dari sisi suplay ketersediaan sukuk yang ditawarkan maupun
dari sisi demand peningkatan jumlah investor, yaitu:
64
1. Dukungan pemerintah dan regulasi yang sesuai kerangka hukum syariah. Keseriusan pemerintah dalam mendukung pasar modal syariahnya terlihat dari
kesiapan infrastruktur dan penyediakan perangkat hukum yang sesuai dengan syariah, sehingga memberikan kemudahan bagi pengusaha untuk menerbitkan
sukuk dan dapat memberikan kepastian hukum. 2. Adanya konsisensi dalam penerbitan sukuk termasuk sovereign sukuk.
Dengan tersediannya infrastruktur dan regulasi, menyebabkan banyak perusahaan yang ingin menerbitkan sukuk di Malaysia. Terbuki banyaknya
unit trust yang menerbitkan sukuknya di Malaysia. Oleh sebab itulah maka
terjadi konsistensi dalam penerbitan sukuk setiap periodenya. 3. Inovasi terhadap penawaran sukuk yang baru seperti khasana exchangeable,
mudarabah plus susharakah, dan lain sebagainya. 4. Sukuk dalam berbagai mata uang yang ditawarkan baik kepada investor lokal
maupun asing.
Dari sisi permintaan peningkatan jumlah investor yang dilakukan adalah:
65
63
Visi dan Misi Strategi Pembanguan Nasional Pemerintah RI 2004-2009 yang diakses dari situs resmi Republik Indonesia
http:www.indonesia.go.idid
64
Ida Musdafia Ibrahim, Analisis Obligasi Syariah sukuk bagi perkembangan Investasi di Indonesia
yang diakses dari http:www.yai.ac.idUPIsimposiumida.doc
1. Pembentukan pasar uang antar bank syariah dengan disertai jumlah institusi finansial yang cukup banyak
2. Pemberian fasilitas bagi masuknya fund manager asing pembebasan pajak bagi investor asing
3. Pembentukan Fund Syariah Infrastruktur sektor keuangan.
Dengan usaha-usaha di atas yang disusun secara sistematis dan strategis berhasil membawa Malaysia menguasai pangsa pasar sukuk dunia seperti saat ini.
65
Ida Musdafia Ibrahim, Analisis Obligasi Syariah sukuk bagi perkembangan Investasi di Indonesia
BAB III GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN SUKUK
A. Landasan Historis Sukuk
Sukuk sudah dikenal sejak abad 7 Masehi, ketika pemerintahan Umayah mengeluarkan sukuk al-Badai yang merupakan kupon komoditas yang mirip dengan
cek gudang. Tercatat juga di dalam kitab al Muwatta’ karya Imam Malik, mengemukakan bahwa sukuk al Badai merupakan bukti pemilikan barang dalam
jumlah tertentu dari bendahara negara, bisa diperdagangkan sebelum sampai batas waktu yang ditentukan.
66
Fakta empiris tersebut membuktikan dan menyimpulkan bahwa sukuk secara nyata digunakan secara luas oleh masyarakat muslim pada abad pertengahan, dalam
bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersial lainnya.
67
Kata sukuk secara umum digunakan, bersamaan dengan kata hawalah menggambarkan transferpengiriman uang dan mudharabah kegiatan bisnis
persekutuan. Berkaitan dengan perspektif dan kepentingan sejarah, asal mula produk dalam
konteks kontemporer merupakan satu dari keputusan pertama dari Dewan Perundang- undangan IJC yaitu ”bahwa kombinasi asset tertentu atau manfaat dari aset
66
Zudin, “Islamic Bonds sukuk Its Introduction and Application” diakses pada 27 Juni 2007 dari http:konsultasimuamalat.wordpress.comislamic-bonds-sukuk-its-introduction-and-application.
67
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Jakarta : Kencan Prenada Media Group, 2008, cet. 2, h.136