d. Investor harus menyampaikan semua hal yang terkait dengan pembelian maupun kondisi barang tersebut.
Sukuk Murabahah lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang berhubungan dengan pembelian barang untuk sektor publik, misalnya
pemerintah membutuhkan barang-barang dengan harga tinggi, maka dimungkinkan untuk membelinya melalui penjualan kredit dengan membayar
angsuran.
52
5. Istisna
Istishna merupakan kontrak penjualan antara mustashni’ pembeli
akhir dan shani’ supplier, dalam akad ini Shani’ menerima pesanan dari mustashni’
, yang nantinya harga ataupun spesifikasi barang yang di pesan sesuai dengan kedua belah pihak.
53
Ketentuan mengenai akad Istisna’ terdapat dalam fatwa DSN-MUI No. 07DSN-MUIIV2000.
Pembiayaan dengan menggunakan prinsip Istisna’ diadopsi untuk membiayai suatu proyek yang spesifikasinya harus dideskripsikan oleh
pembeli emiten seperti spesifikasi pembangunan gedung, pembuatan kapal, pesawat. Atas penjelasan spesifikasi yang dideskripsikan oleh pembeli,
investor sepakat untuk membiayai proyek dengan perjanjian Istisna’. lalu investor membeli barang dari produsen sesuai spesifikasi yang disebutkan
oleh pembeli emiten. Kemudian investor menjual barang tersebut kepada
52
Nurul Huda, Mustofa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h..148.
pembeli emiten. Hak kepemilikan atas proyek yang dibiayai oleh investor beralih kepada emiten terhitung sejak penandatanganan perjanjian Istisna’,
dan tidak digantungkan pada perjanjian penjualan barang ataupun penyerahan barang.
54
D. Perbedaan Konsep Dasar Obligasi Konvensional dan Sukuk
Secara umum konsep obligasi pemerintah dengan sukuk terdapat beberapa kesamaan, seperti pada harga penawaran, jatuh tempo, dan
pemeringkatan rating. Adapun perbedaan-perbedaan antara keduanya antara lain:
1. Pendapatan hasil
Ketentuan tentang kompensasi, obligasi berbasis syariah menggunakan pola return bagi hasil profit loss sharing dan
menghindari sistem kompensasi berupa bunga, sedangkan dalam UU No. 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara, obligasi pemerintah
yang resminya disebutkan surat utang negara, pendapatannya yield berupa bunga;
2. Konsep Halal
Dalam konsep obligasi syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun
cara penggunaannya.
Seperti contohnya
pembiayaan hanya
53
Sofiniyah Ghufron dkk, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah,
h.34.
54
Redaksi, Buletin Hukum Perbankan Dan Kebanksentralan; Volume 3 Nomor 3, 2005, h.48.