Analisis Vegetasi Komposisi Tegakan Dan Pendugaan Karbon Tersimpan Pada Tegakan Di Hutan Lindung Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 2. Kerapatan Tegakan pada Beberapa Tipe Hutan Dataran Rendah No Tipe Hutan dan Lokasi Kerapatan Tegakan individuha 1 Kutan Kerangas, TNDS, Kalbar 1 870 2 Hutan Dipterocarpa, TNDS, Kalbar 1 550 3 Hutan Rawa Gambut, TNDS, Kalbar 1 750 4 Hutan Hujan Dataran Rendah, Ketambe, TNGL 2 524 5 Hutan Hujan Dataran Rendah, Pakuli, TNLR 3 323 6 Hutan Kerangas Primer, TNDS, Kalbar 4 1030 7 Hutan Kerangas bekas kebakaran, TNDS, Kalbar 5 10 8 Hutan hujan dataran rendah sekunder, TNDS, Kalbar 6 160 9 Hutan lindung Kabupaten Pakpak Bharat 1005 Sumber: 1 = Giesen 1987, 2 = Sambas 1999, 3 = Purwaningsih dan Yusuf 2005, 4 = Onrizal 2004, 5 = Onrizal et al. 2005, 6 = Onrizal et al. 2005,

3. Analisis Vegetasi

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik antara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis Marsono dan Surachman, 1990. Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya Marsono dan Surachman, 1990. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. Analisa vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan: I. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya. II. Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumputalang-alang dan vegetasi semak belukar Soeranegara dan Indrawan, 1998. Supaya data penelitian yang akan diperoleh bersifat valid, maka sebelum melakukan penelitian dengan metoda sampling kita harus menentukan terlebih dahulu tentang metode sampling yang akan digunakan, jumlah, ukuran dan peletakan satuan-satuan unit contoh. Pemilihan metode sampling yang akan digunakan bergantung pada keadaan morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya, tujuan penelitian dan biaya serta tenaga yang tersedia Kusmana, 1997. Dari segi floristis – ekologis “random sampling hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai “sistemic sampling” bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan tertentu Soeranegara dan Indrawan, 1998. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaannya sebelumnya, paling baik digunakan cara jalur atau tansek. Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan tanah, topografi dan elevasi. Untuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak pengamatan yang sifatnya permanen atau sementara. Petak-petak tersebut dapat berupa petak tunggal, petak ganda ataupun berbentuk jalur atau dengan metode tanpa petak Kusmana, 1997. Petak ukur jalur pada umumnya cukup panjang, mencapai 5 km atau lebih. Untuk memudahkan pencatatan data, petak ukur dibagi-bagi kedalam satuan hm 100 m. Dalam perkembangan berikutnya, pengukuran tidak dilakukan pada seluruh jalur melainkan diselang-seling. Hal ini dilandasi dugaan bahwa cara pengukuran selang-seling akan mengurangi waktu pengukuran, tetapi kecermatan samplingnya tidak banyak berpengaruh Simon, 1993. Pada mulanya panjang jalur 100 m dan lebar 20 m, kemudian panjang semakin berkurang sampai menjadi bentuk bujur sangkar. Bentuk petak ukur persegi panjang maupun bujur sangkar merupakan penyederhanaan bentuk petak ukur jalur Simon, 1993. Cain 1938 mengatakan bahwa titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis species, maka dalam menetapkan besar atau banyaknya petak- petak sampling perlu digunakan kurva lengkung speciesnya. Kurva species- species ini diperlukan untuk menetapkan: 1 Luas atau besar minimum suatu petak yang dapat mewakili tegakan dan 2 Jumlah minimal petak-petak sampling kecil p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now yang diperlukan agar hasilnya mewakili hasil tegakan Soeranegara dan Indrawan, 1998. Menurut Richard 1952 untuk kebanyakan hutan hujan tropika petak tunggal seluas 1,5 ha sudah cukup mewakili tegakan, sedangkan Wyatt and Smith 1959 menganggap bahwa petak sebesar 1,5 acre 0,6 ha saja sudah cukup mewakili Soeranegara dan Indrawan, 1998.

4. Peranan Hutan Sebagai Penyerap Karbon