Dominansi Jenis
Untuk mendapatkan dominansi jenis tingkat pertumbuhan tiang dan pohon di Hutan Lindung Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan analisa vegetasi. Analisa
vegetasi dilakukan pada 4 blok dan terdiri dari 18 plot untuk tiap blok, sehingga diperoleh jumlah plot seluruhnya adalah sebanyak 72 plot. Plot penelitian untuk jenis
tiang berukuran 10 m x 10 m, sehingga luas seluruh areal sampel penelitian adalah 0.72 hektar. Plot penelitian untuk jenis pohon berukuran 20 m x 20m, sehingga luas
seluruh areal sampel penelitian adalah 2,88 ha. Analisis vegetasi adalah cara untuk mempelajari komposisi jenis dan struktur
vegetasi dalam suatu kawasan Kusmana, 1997. Dalam analisis vegetasi dilakukan penghitungan Indeks Nilai Penting INP untuk mengetahui dominansi jenis
tumbuhan pada suatu kawasan. Indeks Nilai Penting merupakan penjumlahan Kerapatan Relatif KR, Frekwensi Relatif FR dan Dominasi Relatif DR.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: INP = KR + FR + DR untuk tingkat tiang dan pohon, di mana:
1. Kerapatan Jenis
Kerapatan = Jumlah individu K
Luas petak ukur Kerapatan relatif = Kerapatan satu jenis x 100
KR Kerapatan seluruh jenis
2. Frekuensi
Frekuensi = Jumlah petak penemuan suatu jenis F
Jumlah seluruh petak
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
Frekuensi relatif = Frekuensi suatu jenis x 100 FR Frekuensi seluruh jenis
3. Dominasi
Dominasi = Luas bidang dasar D
Luas petak Dominasi Relatif = Dominasi suatu jenis x 100
DR Dominasi seluruh jenis 4.
Indeks Kekayaan, Keanekaragaman dan Kemerataan
Untuk mengetahui Kekayaan Jenis dilakukan dengan menggunakan Indeks Kekayaan Jenis margalef R’ dengan rumus:
Di mana: R’ = Indeks Kekayaan Jenis margalef
n = Jumlah total individu yang teramati ln = Logaritma natural
S = Jumlah jenis teramati
Keanekaragaman Jenis
dihitung dengan
menggunakan Indeks
Keanekaragaman Shannon dengan rumus:
Di mana: H’
= Indeks Keanekaragaman Shannon ni
= Jumlah individu ke-i
ln 1
n s
R
s I
i
n ni
n ni
H ln
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
S = Jumlah jenis
n = Total jumlah individu
ln = Logaritma natural
Kriteria nilai indeks keanekaragaman jenis berdasarkan Shanon-Wiener sebagai berikut:
H’1 kategorikan sangat rendah, H’1–3 kategori sedang medium, dan jika
H’3 kategori tinggi.
Konsep evenness menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan individu antar setiap jenis. Ukuran kemerataan merupakan indikator gejala dominansi antar jenis
dalam komunitas. Jika tiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai kemerataan jenis maksimum. Namun jika dalam
komunitas terdapat jenis dominan atau sub dominan, maka nilai evennes memiliki nilai minimal. Evenness dihitung menggunakan Modified Hill’s Ratio dengan rumus:
Di mana: E
5
= Indeks kemerataan dari Hill’s Ratio kisaran 0 – 1 ë
= Indeks diversitas Simpson H’
= Indeks diversitas Shannon
Jenis Kelompok HHbk
Jenis yang merupakan kelompok Hasil Hutan bukan Kayu HHbK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya
kecuali kayu yang berasal dari hutan. Pengelompokan jenis kedalam kelompok
1 1
1
5
H
e E
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
HHbK dilakukan berdasarkan dari data pada Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan No.P35Menhut-II2007 pada tanggal 28 Agustus 2007 tentang Hasil Hutan Bukan
Kayu.
Kandungan Karbon Tersimpan
Untuk pendugaan karbon tersimpan pada tegakan pohon, data yang telah diperoleh dari kegiatan pengukuran di lapangan terlebih dahulu diolah untuk
mendapatkan biomasa dengan menggunakan persamaan alometrik menurut Ketterings 2001 dan Hairiah et al 1999 yaitu:
1. Biomasa Tegakan Bercabang