j. Bagian laba yang diterima atan diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi k. Bunga obligasi yang yang diterima atau diperoleh perusahan reksadana
selama 5 lima tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha
l. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
1. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan dan 2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
6. Analisis Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dan seluruh perencanaan strategik perusahaan, oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi untuk meilihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak tax buraen, perbedaan laba kotor dan
pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Variabel-variabel tersebut akan dihitung seakurat mungkin dengan hipotesis sebagai berikut;
1. Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan. 2. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasii dengan baik
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tetapi gagal. Dari ketiga hipotesis tersebut akan memberikan hasil yang berbeda. Dari
hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan tersebut layak untuk diilaksanakan atau tidak.
Sebagai contoh, misalnya perusahaan A menghitung apabila: a. Ia tidak melaksanakan perencanaan pajak, pajak yang harus ditanggung Rp
100.000.000,00. b. Ia melaksanakan perencaraan pajak dan berhasil, maka pajak yang harus
ditanggung Rp 75.000.000,00, c. Ia melaksanakan perencanaan pajak tapi gagal pajak yang harus ditanggung Rp
125.000.000,00. Perusahaan tentu akan memilih untuk melaksanakan perencanaan pajak
karena ia bisa menghemat pajak sebesar Rp 25.000.000,00 jika
perencanaan pajak tersebut berhasil sesuai sasaran,
Namun perlu
diperhatikan bahwa ada tambahan biaya hukum dan lain- lainnya yang mungkin terjadi
apabila pihak otoritas pajak tidak setuju dengan
deductible items
sehingga menjadi suatu kasus di
pengadilan. Begitu juga mengenai waktu nilai uang time value
of money. Bila
perencanaan pajak yang dilaksanakan semata-mata hanya untuk menunda pembayaran bukan untuk mengurangi beban pajak tax burdens, maka
seharusnya ditarik kembali discounted terhadap nilai sekarang dan dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sekarang. Dengan kata lain dilihat nilai
sekarang {present value atas penghematan penundaan pajak berbagai tahun di
Universitas Sumatera Utara
kemudian hari dikurangi nilai sekarang atas biaya yang dikeluarkan untuk suatu perencanaan pajak.
Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan selain lump-sum bulanan PPh Pasal 25 atas PPh Badan yang terutang pada akhir tahun adalah pajak
penghasilan yang dibayar maupun yang dipungut oleh pihak lain yang bersifat tidak final. PPh yang dapat dikreditkan antara lain: PPh atas penghasilan tanah
bangunan bagi perusahaan yang tidak bergerak di bidang real estate, PPh Pasal 22 atas impor, PPh Pasal 22 atas pembelian solar dari Pertamina, Fiskal Luar negeri
karyawan setoran a.n, karyawan q.q. Perusahaan berikut NPWP perusahaan. PPh Pasal 23 Bunga dari non bank, royalti, PPh Pasal 24 dipotong di Luar Negeri,
tidak melanggar Undang- undang aturan pajak yang berlaku, paling tidak ada lima persyaratan pokok, yang meliputi Suandy 2003:7:
1. Mengerti peraturan perpajakan atau peraturan lainnya yang terkait, akan sangat sulit sekali untuk dapat melakokan tax planning yang tidak melanggar
koridor undang-undang perpajakan yang berlak. Pelaksanaan tax planning yang dilaksanakan melanggar Undang-undang akan berakibat fatal dan babkan dapat
mengancam keberhasilan tax planning .
2. Menentukan tujuan yang ingin dicapai daiam tax planning, dalam hal menghindari dari tindakan yang melanggar Undang-undang sudah tentu tidak
dapat melakukan tax planning untuk menghindari kewajiban perpajakan, tax planning paling tidak memiliki dua tujuan utama yakni 1 menerapkan
peraturan perpajakan secara benar dan 2 dalam rangka efisiensi untuk mencapai laba yang diharapkan.
3. Dalam melakukan tax planning harus diperbahrui karakter dari usaha WP, karena hampir setiap perusahaan memiliki perbedaan-perbedaan dalam
kebijakan maupan perilaku behavior,dan kebiasaan-kebiaannya, Dengan memahami secara mendalam seluk-beluk usaha akan sangat membantu dalam
melakukan tax planning.
4. Memahami tingkat kewajaran atas transaksi-transaksi yang diatur dalam tax planning, karena bila pelaksanaan tax planning dengan mengabaikan kewajaran
sudah tentu akan menimbulkan Kesulitan-kesulitan karena adanya kecurigaan dari fiskus, dan ini dapat beriplikasi dengan pemeriksaan, biasanya
diindikasikan adanya kecurangan pajak.
Universitas Sumatera Utara
5.Tax planning harus didukumg oleh kebijakan akuntansi accounting treatmen dan didukung dengan bukti-bukti yang memadai, seperti adanya faktor,
perjanjian, dan lain sebagainya. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Table 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Hasil Penelitian Malahayati
NIM 000503058
“Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan Pada
PT Persero Pelabuhan Indonesia I.” 2004
1. Perencanaan pajak yang efektif tidak tergantung kepada seorang ahli pajak
yang professional, akan tetapi sangat bergantung kepada kesadaran dan
keterlibatan para pengambil keputusan akan adanya beban pajak yang melekat
pada setiap aktivitas perusahaannya.
2. Perbedaan penghitungan pajak penghasilan perusahaan berdasarkan
laba komersial dan laba fiscal dapat diantisipasi dengan melakikan
rekonsiliasi fiscal karena pihak perusahaan memiliki konsultan pajak
sendiri.
Paul T. Raja Saragih
NIM 000503073
“Analisa Perhitungan Laba Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang
Pajak Penghasilan Pada PT. Gold Coin Indonesia
Medan.” 1. Berdasarkan hasil pembahasan atas
perhitungan laba PT. gold Coin Indonesia Medan terdapat perbedaaan
laba yang dihitung perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Perbedaan tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan tetap. Hali ini disebabkan adanya
perbedaaan prinsip masing-masing pihak seperti konsep pendapatan, pengakuan
pendapatan, konsep beban, pengakuan biaya itu sendiri dalam keuangan.
2. Adanya perbedaan perhitungan laba menurut akuntansi dan perhitungan
penghasilan kena pajak, tidak mengharuskan perusaahaan membuat
dua laporan keuangan yang didasarkan pada standar akuntansi keuangan dan
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan perpajakan koreksi fiscal sehingga
diperoleh penghasilan kena pajak
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual