maupun losses arbitrage b. Income recognation acceleration terutama untuk PPN
c. Income spreading baik untuk beberapa Wajib Pajak maupun tahun pajak.
d. Tax payment deferral e. Tax exclusive Maximazation misalnya dengan pengaturan tempat jasa
f. Transformasi taxable ke non taxable income g. Transformasi non-deductible ke deductible expenses
h. Penciptaan maupun percepatan deductible tax expenses
3. Tahapan Perencanaan Pajak Tax Planning
Dalam arus globalisasi dan tingkat persaingan yang semakin tajam seorang manajer dalam membuat suatu perencanaan pajak sebagaimana strategi
perencanaan perusahaan secara keseluruhan juga harus memperhitungkan adanya kegiatan yang bersifat lokal maupun internasional, maka agar tax planning dapat
berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap berikut Erly Suandy, 2006: 14 :
a. Analysis of the existing data base analisis informasi yang ada b. Design of one or more possible tax plans buat satu model atau lebih
rencana kemungkinan besarnya pajak c. Evaluating a tax plan evaluasi pelaksanaan rencana pajak
d. Debugging the tax plan mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
e. Updating fhe tax plan mutakhirkan rencana pajak
a. Analysis of the existing data base analisis informasi yang ada Tahap pertama dari proses pembuatan tax planning adalah menganalisis
komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung.
Ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang
harus dapat dirumuskan sebagai tax planning yang paling efisien. Adalah juga
Universitas Sumatera Utara
penting untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan dari suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi
Untuk itu seorang manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi internal maupun eksternal yaitu:
1. Fakta yang relevan 2. Faktor pajak
3. Faktor non pajak lainnya b. Design of one or more possible tax plans buat satu model atau tebih rencana
kemungkinan besarnya pajak Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tidakan berikut:
1. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional 2. Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau
menjadi residen dari negara tersebut 3. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan
c. Evaluating a tax plan evaluasi pelaksanaan rencana pajak Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari
seluruh perencanaan strategik perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak
terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Variabel-variabel tersebut akan dihitung seakurat
mungkin dengan hipotesis sebagai berikut: 1. Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan
2, Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil degan baik
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tetap gagal Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan basil yang berbeda.
Kernudian berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.
d. Debugging the tax plan mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
Hasil suatu perencanaan pajak harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang dibuat. Keputusan terbaik perencanaan pajak harus sesuati dengan bentuk
transaksi dan tujuan operasi. Perbandingan berbagai rencana harus dibuat sebanyak mungkin sesuai bentuk perencanaan pajak yang diinginkan. Kadang
suatu rencana harus diubah mengingat adanya perubahan peraturan perpajakan. Tindakan perubahan harus tetap dijalankan. Walaupun diperlukan penambahan
biaya atau kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak tax saving yang bias diperoleh, rencana tersebut harus tetap
dijalankan. Karena bagaimanapun juga kerugian yang ditanggung merupakan kerugian minimal.
e. Updating the plan mutakhirkan rencana pajak. Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah
berjalan, namun masih perlu juga memperhitungkan setiap perubahan yang terjadi baik dari undang-undang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas
tersebut dilakukan yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu perjanjian, yang berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar negeri atas
berbagai macam pajak maupun aktivitas informasi bisnis yang tersedia sangat
Universitas Sumatera Utara
terbatas. Pemutakhiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan
memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang
merugikan dengan adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaaat yang potensial.
Penetapan penghasilan sangat penting bagi manajemen dan aparat perpajakan. Kekeliruan dalam menentukan penghasilan akan mengakibatkan informasi yang
salah, Penetapan jumlah yang terlalu kecil understated atau terlalu tinggi overstated akan mengakibatkan kesalahan dalam membuat keputusan.
Penyampaian jumlah Penghasilan Kena pajak yang salah misalnya lebih rendah dari yang semestinya merupakan suatu sesalahan yang dapat dikenakan sanksi
perpajakan. Atas dasar ini maka dasar-dasar penentuan penetapan penghasilan perlu dipahami. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci saat pengakuan
pendapatan untuk keperluan perhitungan objek pajak. Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut
berupa tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi pajak, maka langkah-Iangkah yang harus mendapat perhatian dalam penyusunan perencanaan
pajak dan merupakan komponen-komponen sistem manajemen, adalah: 1. Menetapkan sasaran atau tujuan manajemen pajak, yang meliput i:
a. Usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
Universitas Sumatera Utara
b, Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan sanksi-sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi
pidana, seperti bunga, kenaikan denda,dan hukuman kurungan atau penjara.
c. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pemasaran,
pembelian dan fungsi keuangan , seperti pemotongan dan pemungutan pajak PPh Pasal 21, pasal 22, dan pasal 23.
2. Situasi sekarang dan identifikasi pendukung dan penghambat tujuan, yang terdiri dari:
a. Identifikasi faktor lingkungan perencanaan pajak jangka panjang f aktor ini umumnya memiliki sifat yang permanen yang secara eksplisit
terdapat dan melekat pada ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Faktor tersebut merupakan parameter-parameter yang
berpengaruh terhadap perencanaan jangka panjang. b. Etika kebijakan perusahaan dan ketentuan yang jelas mengenai fungsi
dan tanggung jawab manajemen perpajakan serta memiliki manual tentang ketentuan dan tata cara manajemen perpajakan yang
berlaku bagi seluruh personil nerusahaan. c. Strategi dan perencanaan pajak yang berintegrasi dengan perencanaan
perusahaan, baik perencanaan perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengembangan rencana atau perangkat tindakaan untuk mencapai tujuan, dilakukan antara lain dengan cara mengadakan:
a. Sistem informasi yang memadai dalam kaitannya dengan penyampaian perencanaan pajak kepada para petugas yang memonitor
perpajakan dan kepastian keefektifan penyelesaian pajak. Pengendalian pajak penghasilan dan pajak-pajak lainnya yang terkait, seperti
pencantuman masalah-masalah perpajakan dalam setiap kontrak bisnis, sehingga tidak terjadi pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Hal-hal tersebut sangat erat kaitannya dengan sistem akuntansi perusahaan
b Mekanisme monitor, pengendalian, dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga setiap modifikasi rencana dan tiadakan dapat dilakukan tepat
waktu. Hasrat untuk melakukan perencanaan pajak pada dasarnya didorong oleh
dua ketentuan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yaitu: 1. Ketentuan pertama menyangkut masalah Pajak Penghasilan itu sendiri yang
bukan merupakan biaya fiskal yang dapat diterangkan dalam menentukan Penghasilan Kena Pajak Pasal 9ayat 5 huruf UU PPh. Sebagai konsekuensinya,
apabila terdapat pengurangan pembayaran PPh, maka tidak akan terjadi penurunan dalam jumlah biaya fiskal yang dapat dikurangkan dan oleh karena itu
juga tidak akan menimbulkan kenaikan Penghasilan Kena Pajak. Pengurangan pembayaran PPh tersebut, yang juga merupakan jumlah pajak yang dapat dihemat
hanya akan meningkatkan laba setelah pajak. Berbeda dengan aktivitas mencari
Universitas Sumatera Utara
labamenambah penghasilan, suatu perencanaan pajak hanya akan memberikan keuntungan yang sama sekali tidak termasuk dalam ruang lingkup pengenaan
PPh, 2. Ketentuan kedua menyangkut kemungkinan dapat dikurangkannya biaya yang
ada kaitannya dengan penentuan besarnya pajak yang terutang, yang dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan disebut sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Pasal 6 ayat 1 huruf a UU PPh oleh karena perencanaan pajak terkait dengan penentuan besarnya pajak
yang terutang, maka biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan pajak tersebut, merupakan biaya yang fiskal dapat dikurangkan. Cara menghitung Pajak
Penghasilan adalah dengan mengalikan tarif pajak dengan Penghasilan Kena Pajak Waluyo, 2010:94
Dalam menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, dibedakan antara Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri. Bagi Wajib Pajak Dalam
Negeri pada dasarnya terdapat dua cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu :
1. Penghitungan dengan PPh dengan dasar pembukuan.
2. Penghitungan dengan PPh dengan dasar pencatatan.
Bagi Wajib Pajak Luar Negeri, Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penghitungan Pajak Penghasilan adalah sebesar penghasilan bruto, sehingga Pajak
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Penghasilan Kena Pajak
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan penghasilan bruto
Khususnya bagi proyek perencanaan pajak, hasilnya akan bebas dari pengenaan pajak, sehingga dengan demikian untuk kegiatan perencanaan pajak
tersebut yang dibandingkan adalah antara keuntungan sebelum pajak pre-tax benefits dan biaya setelah pajak after tax cost.
Dalam rangka mendesain suatu perencanaan pajak, ada beberapa alternatif pendekatan yang sistematis yang dapat dilakukan tetapi kesemuanya itu bertitik
tolak kepada formula umum perhitungan pajaknva, seperti misalnya formula umum perhitungan pajak penghasilan pada Tabel 2.1.
Oleh karena sasarannya adalah mengefisienkan beban pajak pajak terutang yang berada pada lapisan bawah dari perhitungan tersebut di atas maka
secara aritmatika untuk memperoleh lapisan bawah yang minimal tersebut, pengaturan harus dilakukan dengan melibatkan semua kompenen yang diatasnya
secara maksimal, sehingga dengan demikian berarti bahwa perencanaan pajak mencakup hal-hal seperti meminimalkan tarif pajak dan memaksimalkan biaya
fiskal yang dapat dikurangkan serta memaksimalkan penghasilan yang ditangguhkan atau dikecualikan dari perencanaan pajak, Komponen-komponen
dari formula umum tersebut kita. sebut sebagai variable-variabel perencanan pajak dan hampir seluruh komponen-komponen yang terdapat pada nomor genap
formula tersebut merupakan variabel kritis “critical variables” yang akan diolah dalam perencanaan pajak.
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan kena pajak di peroleh dengan menjumlahkan semua penghasilan
:
yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak dan mcngurangkannya dengan biaya-biaya atau pengurangan yang diperbolehkan
menurut Undang-Undang No 17 Pajak Penghasilan Tahun 2010 Tabel 2.1
Formula Umum Perhitungan Pajak Penghasilan 1
2 -
jumlah seluruh penghasilan Penghasilan tidak objek Pajak Penghasilan
Pasal 4 ayat 1 Pasal 4 ayal 3
3 4
= -
Penghasilan Bruto Biaya Fiskal boleh dikurangkan
Koreksi : Biaya Fiskal tidak boleh dikurangkan 1 2
Pasal 6 ayat I Pasal 1 1
Pasal 11 A Pasal 9 ayal I
Dan ayat 2
5 6
7 =
- -
Penghasilan Neto Konpensasi Kerugian
Penghasilan Tidak Kena Pajak WP orang pribadi
3 4 Pasal 6 aval 2
Pasal 7 ayat 1
8 9
= x
Penghasilan Kena Pajak Tarif
5-6—7 Pasal 17
10 11
= -
Pajak Penghasilan Terutang Kredit Pajak
8 x 9 Pasal 21
WP orang pribadi
Pasal 22, 23. 24, 25
12 =
Pajak Penghasilan Kurang Bayar Lebih Bayar Nihil Bayar
10-11 Pasal 28, 28A, 29
Untuk membantu pengolahan variabel kritis tersebut ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Usahakan agar terdapat penghasilan yang stabil untuk menghindarkan pengenaan pajak dari kelas penghasilan yang tarifnya tinggi top rate
brackets. 2. Percepat atau tunda beberapa penghasilan dan biaya-biaya untuk
memperoleh keuntungan dari kemungkinan perubahan tarif pajak yang tinggi atau rendah, seperti penangguhan pengenaan PPN, PPN yang
ditanggung oleh pemerintah dan seterusnya. 3. Sebarkan penghasilan menjadi penghasilan dari beberapa wajib pajak,
seperti pembentukan grup-grup perusahaan. 4. Sebarkan penghasilan menjadi penghasilan beberapa tahun untuk
mencegah penghasilan tersebut termasuk dalam kelas penghasilan yang tarifnya tinggi dan tunda pembayaran pajaknya, seperti penjualan
cicilan, kredit, dan seterusnya. 5.Transformasikan penghasilan biasa menjadi capital gain jangka
panjang. 6. Ambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketentuan-ketentuan
mengenai pengecualian dan potongan-potongan 7. Pergunakan uang dari hasil pembebasan pengenaan pajak untuk
keperluan perluasan perusahaan yang mendapatkan kemudahan- kemudahan.
8. Pilihlah bentuk usaha yang terbaik untuk operasional usahanya, 9. Dirikanlah perusahaan dalam satu jalur usaha sedemikian rupa sehingga
dapat diatur secara keseluruhan penggunaan tarif pajak, potensi menghasilkan, kerugian-kerugian dan aset yang dapat dihapus.
Faktor pajak yang terlibat dalam situasi sangat terbatas sekali dan apabila
misalnya diinginkan suatu beban pajak penghasilan yang efisien, maka perencana pajak sebaiknya:
1. Usahakan penghasilan tersebut tidak termasuk pengertian penghasilan yang dapat dikenakan pajak penghasilan atau penghasilan kena pajak diganti dengan
penghasilan yang tidak kena pajak atau pengenaan pajaknya ditangguhkan. 2. Tingkatkan biaya-biaya yang dapat dikurangkan atau biaya tertentu yang tidak
dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak dikurangi dan dialihkan ke biaya- biaya yang dapat dikurangkan.
3. Perpanjang jangka waktu pengenaan pajak atas penghasilan atau perpendek jangka waktu biaya-biaya yang dapat dikurangkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pertimbangkan antara naiknya penghasilan dengan beban pajak yang meningkat, atau naiknya biaya tertentu dengan berkurangnya beban pajak, dan
hasil akhir neto harus memperbesar laba setelah pajak penghasilan.
4. Kebijakan dalam Perencanaan Pajak