2. Analisis Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal
Adanya perbedaan-perbedaan signifikan antara peraturan perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan bisa menjadikan laba kena pajak yaag
berbeda dan selanjutnya akan menyebabkan perbedaan dasar penetapan pajak penghasilan terhutang.
Apabila pihak manajemen tidak teliti daiam mengantisipasi perbedaan tersebut, maka penetapan pengenaan pajak penghasilan terhutang akan berbeda
antara jumlah yang telah dicantumkan dalam Surat Pemberitahuan SPT tahunan dengan pemeriksaan yang dilakukan pihak pajak apabila diakukan pemeriksaan
dan selanjutnya apabila itu terjadi perusahaan akan dikenakan denda atau sanksi administrasi yang akan merugikan perusahaan yang bersangkutan.
Memang tidak selamanya denda melakukan koreksi fiskal laba akuntansi akan menjadi lebih
kecil dibanding laba fiskal. Apabila laba fiskai lebih besar maka penetapan pajaknya pun lebih
besar. Hal itu disebabkan karena adanya biaya-biaya yang diakui dalam laporan keuangan komersial karena memang
merupakan prageluaran, tetap bukan sebagai biaya menurut ketentuan perpajakan.
Apabila pihak perusahaan ingin berupaya mengurangi pajaknya menghindar membayar pajak. mungkin hal itu dapat dilakukan dengan
menganalisa biaya-biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Misalnya, biaya Hiburan entertainment, apabila biaya tersebut ingin dibiayakan
juga menurut ketentuan perpajakan, maka biaya Hiburan entertainment tersebut harus dirinci mengenai atau dipergunakan untuk keperluan apa saja atau dibuatkan
daftar nominatifnya.
Universitas Sumatera Utara
Penghindaran yang dilakukan dengan melakukan pembukuan ganda adalah merupakan suatu penggelapan pajak dan akan dikenakan sanksi perpajakan
berupa. denda atau sanksi pidana berupa kurungan penjara. Koreksirekonsiliasi fiskal tersebut pada dasarnya dibagi atas dua
kelornpok yaitu kelompok berdasarkan perbedaan waktu dan kelompok atas perbedaan tetappermanen.
Perbedaan waktu merupakan koreksi yang dilakukan oleh sebab perbedaan alokasi beban dan penghasilan antar periode yang diakui menurut ketentuan
perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan, sedangkan perbedaan tetap disebabkan karena adanya penghasilan atau pendapatan dan biaya atau beban
yang tidak diakui menurut ketentuan perpajakan atau peristiwatransaksi tersebut bukan merupakan objek pajak sehingga harus dikehiarkan dari perghitungan laba
kena pajak. Berdasarkan pada perhitungan pajak penghasilan 2007, RKAP 2008 dan
RKAP 2009, maka penulis mencoba menyusun Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Komparatif dari realisasi 2006 sampai dengan usulan RKAP 2009.
Dari perhitungan tersebut penulis menemukan unsur-unsur yang terdapat pada koreksi
fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Koreksi Fiskal Positif
• Tunjangan Khusus Pajak Penghasilan
Tunjangan Kuhusus Pajak Penghasilan dikoreksi seluruhnya. •
Biaya Asuransi Kecelakaan Kerja Biaya Asuransi Keceiakaan Kerja dikoreksi seluruhnya.
• Biaya Asuransi Lainnya
Universitas Sumatera Utara
Biaya Asuransi Lainnya dikoreksi seluruhnya. •
Biaya Surat Kabar, Majalah, Buletin Biaya ini seluruhnya dikoreksi, namun pada realisasi 2007 yang dikoreksi
sebesar Rp 201.853.717 sedangkan pada LMPT 2008 sebesarRp 663.717. •
Biaya Rapat dan Jamuan Rapat Biaya Rapat dari Jamuan Rapat dikoreksi sebesar 40 dari total biaya rapat
dan jamuan rapat, namun hanya 5,41 yang dikoreksi pada perhitungan pajak penghasilan realisasi 2007.
• Biaya Rumah Tangga
Biaya Rumah Tangga dikoreksi 40 dari totalnya, namun pada realisasi 2008 sebesar 10,8: yang dikoreksi.
• Biaya Administrasi lainnya Pembelian Buku-buku
Biaya Administrasi Lainnya Pembelian Buk-buku dikoreksi seluruhnya,
namun pada perhitungan pajak penghasilan RKAP 2009 dikoreksi sebesar
Rp 66.500.000 sedangkan pada LMPT Usulan RKAP 2094 sebesar Rp 18,000.000.
• Biaya Penyisihan Piutang
Biaya Penyisihan Piutang dikoreksi seluruhnya, namun pada perhitungan PPH Badan Realisasi 2007 biaya ini tidak dikoreksi, tentunya hal ini perlu
diteliti lagi apakah penyisihan piutang tersebut telah memenuhi syarat pengakuan sebagai biaya dalam perpajakan, jika tidak memenuhi
persyaratan maka hal ini akan memancing fiskus untuk memeriksanya dan perusahaan akan dikenakan sanksi perpajakan.
• Biaya Promosi
Universitas Sumatera Utara
Biaya Promosi, dikoreksi sebesar 35 dari totalnya pada perhitungan pajak penghasilan Badan RKAP 2009, 23 pada RKAP 2008 dan 31,52
pada RKAP 2007, Realisasi 2007, dan Realisasi 2006. •
Biaya Humas Biaya Humas dikoreksi 50 dari totalnya, sedangkan pada 2007 dan 2006
hanya 58,787 yang dikoreksi. •
Biaya Hubungan Internasional Biaya Hubungan Internasional dikoreksi sebesar 50 dari totalnya.
• Biaya Olah Raga dan Kesenian
Biaya Olah Raga dan Kesenian dikoreksi selurubnya. •
Biaya Pakaian Dinas Biaya Pakaian Dinas dikoreksi seluruhnya.
• Biaya Bantuan Sosial
Biaya Bantuan Sosial dikoreksi seluruhnya. •
Biaya Perawatan Kesehatan Biaya Perawatan Kesehatan dikoreksi seluruhnya.
• BPMT
BPMT dikoreksi seluruhnya. namun pada Realisasi 2008 hanya 41,716 yang dikoreksi.
• Biaya Lainnya
Biaya Lainnya dikoreksi 40, namun hanya 0.66878 yang dikoreksi pada Reailisasi 2007.
Universitas Sumatera Utara
• PUKK
PUKK dikoreksi seluruhnya, namun hanya 97 yang dikoreksi pada RKAP2008.
• Biaya Diluar Usaha Lainnya
Biaya Diluar Usaha Lainnya hanya 60 yang dikoreksi dari totalnya, namun pada Realisasi 2008 99.54 yang. dikoreksi.
• Koreksi Pembukuan
Koreksi Pembukuan dianggap sebagai biaya kena pajak, kecuali pada Relisasi 2007.
• Koreksi Fiskal Negatif
Pendapatan Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro dikoreksi seluruhnya kecuali pada RKAP 2008
dikoreksi sebesar Rp 925.902.000 sedangkan pada LMPT RKAP 2008 sebesar Rp 926.052.000.
• Pendapatan Bunga Deposito
Pendapatan Bunga Deposito dikoreksi seluruhnya. •
Pendapatan Sewa Tanah dan Bangunan Pendapatan Sewa Tanah dan bangunan pada perhitungan PPh Badan hanya
60 dikoreksi dari seluruhnya, pada RKAP 2009 64.52 yang dikoreksi, pada Realisasi 2006, RKAP dan Realisasi 2007 sebesar 121,63 yang
dikoreksi.
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis dan Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan