Pada saat penjualan dari lessee kepada lessor, lessee dikenakan PPh 5 dan nilai jual nilai akta atau niiai jual objek pajak NJOP yang digunakan untuk
menghitung PBB jika nilai jual lebih rendah dari NJOP. Saat lessor menjual kepada lessee pengambilan opsi. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah jika
gedung dimiliki secara langsung maka biaya yang boleh dikurangkan hanya biaya penyusutan atas gedung yang harus dilakukan dalam jangka 20 tahun. Apabila
diperoleh melalui finance lease maka semua biaya yang dikeluarkan untuk pernbayaraa lease fee baik atas tanah maupun bangunan dapat dibiayakan.
5. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal
Laporan keuangan fiskal yang dilampirkan pada SPT dapat disusun dengan proses penyesuaian atau rekonsiliasi ketentuan perpajakan terhadap
laporan keuangan komersial. Untuk mengamankan data historis, atas penyesuaian itu perlu diadakan pencatatan terhadap pos-pos yang menyebabkan perbedaan
sementara timing difference antara ketentuan pajak dan standar akuntansi keuangan misalnya penyusutan. Implikasi dari aktivitas itu menunjukkan adanya
perangkat “pembukuan ganda” terhadap pos-pos tertentu yang memungkinkan adanya perbedaan antara ketentuan perpajakan dengan standar akuntansi
komersial untuk mengamankan kontinuitas rekonsiliasi. Namun, karena pembukuan itu dapat direkonsiliasikan, secara yuridis fiskal “pembukuan ganda”
itu dapat dipertimbangkan. Dalam praktik, pajak penghasilan dapat dihitung untuk keperluan
penghitungan laba komersial berdasarkan laba akuntansi pajak teoretis atau laba kena pajak pajak riil. Selisih antara keduanya dicatat sebagai
pos aktiva lain lain dineraca yang secara teoritis dapat dialokasikan dari waktu ke waktu. Menurut berbagai literature Intermediate Accounting
Universitas Sumatera Utara
misalnya Smith Skousen,1981 alokasi selisih yang dimaksud meliputi :
1. Alokasi dalam tahun yang sama pada berbagai kelompok penghasilan
intra period income tax allocation. 2.
Alokasi antar tahun intra period income tax allocation. Dari praktik itu tampak bahwa SAK memberikan kelonggaran kepada
pengusaha untuk memilih metode akuntansi pajak penghasilan Gunadi 2009 : 33.
Adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara laporan keuangan komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung dalam
besarnya penghasilan kena pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara laporan keuangan komersial yang mendasarkan laba pada
konsep dasar akuntansi yaitu penandingan antara pendapatan dengan biaya-biaya yang terkait matching cost against revenue.
Perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perbedaab waktu dan perbedaan
tetap Early Suandy 2003:89 1
Perbedaan waktu timing difference adalah perbedaan bersifat sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan
penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan. Perbedaan waktu dapat dibagi menjadi
perbedaan waktu positif dan perbedaan waktu negatif. Perbedaan waktu positif terjadi apabila pengakuan beban untuk
akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban untuk pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak lebih lambat dari
pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi. Perbedaan waktu negatif terjadi apabila ketentuan perpajakan mengakui beban lebih
lambat dari pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi mengakui penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan
menurut ketentuan pajak. 2. Perbedaan tetappermanen permanent difference adalah perbedaan
yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut Standar Akuntansi
Keuangan tanpa ada koreksi dikemudian hari. Perbedaan permanen dapat positif karena ada laba akuntansi yang tidak diakui oleh
ketentuan perpajakandan pembebasan pajak, sedangkan perbedaan
Universitas Sumatera Utara
permanen negatif disebabkan adanya pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal.
Hasil koreksi dari laporan fiskal memiliki dua sifat positif dan negatif, yaitu : 1. Koreksi Fiskal Positif
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang
polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
1. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, dan asuransi
2. Cadangan biaya reklamasi untak usaha pertambangan yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan keputusan
Menteri Keuangan d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa asuransi
dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi, kecuali dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai
penghasilan bagi wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan Wajib Pajak yang dipotong PPh pasal 21
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali :
Universitas Sumatera Utara
1. Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan secara bersama-sama
2. Penggantian atau imbalan dalam bentuk nature dan kenikmatan didaerah terpencil.
3. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan dengan keputvsan Menteri Keuangan. f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
atau pihak yang memiliki hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, sumbangan dan warisan, kecuali zakat atau penghasilan yang nyata-nyata dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam atau Wajib Pajak badan dalam negeri yaag dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada Badan Amil Zakat atau lembaga Amil Zakat
yang dibentuk atau disyahkan oleh Pemerintah h. Pajak Penghasilan
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, Firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas Saham .
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan
dibidang perpajakan
Universitas Sumatera Utara
l. Pajak masukan atau perolehan Barang Kena PajakJasa Kena Pajak BKPJKP yang tidak dapat dikreditkan, kecuali:
m. Faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan Undang-undang PPNfaktur pajak standar cacat
n. Pajak masukan atas perolehan BKP JKP yaag termasuk dalam Pasal 9 Undang-undang Pajak Penghasilan.
o. Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, yang pengelolaan pajaknya bersifat final
p. Pajak Penghasilan yang telah dipotong pemberi kerja, kecuali pajak penghasilan pasal 26, sepanjang pajak penghasilan tersebut ditambahkan
sebagai dasar penghitungan untuk pemotongan pajak penghasilan pasal 26 tersebut
2. Koreksi Fiskal Negatif
a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disyahkan oleh Pemerintah
dan para peneirima zakat yang berhak. b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajad, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan; c. Warisan
Universitas Sumatera Utara
d. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti sahamsebagai pengganti penyertaan modal
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan kenikmatan dan atau
kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,dan asuransi beasiswa
g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, BUMNBUMD, dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat dividen berasal dari cadangan laba yang ditanam;
dan bagi perseroan terbatas, BUMNBUMD yang menerima dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunysi usaha aktif
diluar kepemilikan saham tersebut h. iuran yang diterima diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disyahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh. pemberi kerja, maupun pegawai
i. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf h, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan
Universitas Sumatera Utara
j. Bagian laba yang diterima atan diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi k. Bunga obligasi yang yang diterima atau diperoleh perusahan reksadana
selama 5 lima tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha
l. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
1. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan dan 2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
6. Analisis Perencanaan Pajak