13
Weston dalam Kasmir 2014 : 106 mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: Rasio Likuiditas Liquidity Ratio, Rasio
Solvabilitas Leverage Ratio, Rasio Aktivitas Activity Ratio, Rasio Profitabilitas Profitability Ratio, Rasio Pertumbuhan Growth Ratio, Rasio Penilaian
Valuation Ratio.
2.1.2.1 Rasio Likuiditas
Kasmir 2014:110 menyatakan bahwa Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjiban jangka
pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo baik
kepada pihak luar perusahaan maupun likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas atau serimg disebut rasio modal kerja merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan
komponen di passiva lancar utang jangka pendek. Ada 2 jenis rasio likuiditas rasio lancar current ratio dengan membandingkan aset lancar dengan utang
lancar rasio dikali dengan 100 dan sangat lancar quick ratio atau acid test ratio yaitu cash asset dibagi dengan total deposit dan dikalikan dengan 100
cara ini mengukur kemampuan bank untuk membayar kewajibannya kepada deposan.
2.1.2.2 Leverage RatioRasio Solvabilitas
Kasmir 2014 : 157 menyebutkan bahwa debt to equity ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
14
dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang.
Rasio Leverage RatioSolvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Adapun rasio-rasio yang terdapat pada leverage ratio: debt to asset ratio debt
ratio perbandingan total debt dengan total assets dikali 100, debt to equity ratio perbandingan total utang dengan ekuitas dikali 100, long term debt to
equity ratio LTDtER perbanndingan long term debt dengan equity dikali 100, tangible assets debt coverege, current liabilities to net worth, times intrest earned,
dan fixed change covarege. Adapun didalam Leverage Ratio Solvabilitas jenis rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio DER.
2.1.2.2.1 Debt to Equity Ratio DER
Bagi Bank kreditor, semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi perusahaan semakin besar rasio ini semakin baik karena menurut James C. Horne ddan Jhon M. Wachowich
dalam Fahmi 2013:73 ‘’ Alternatively, the book value of a company’s coomon stock at par plus additional paid-in capital and retainerd earning’s. Dalam
15
persoalan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan seberapa batasan debt to equity ratio bagi perusahaan, namun untuk konservatif
biasanya debt to equity ratio yang lewat 66 atau 23 sudah dianggap beresiko’’.
Rumus untuk menghitung debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Debt to equity ratio=
���������� ���� ����� ������
x100 2.1.2.3
Rasio Aktivitas
Kasmir 2014:172 menyatakan bahwa Rasio Aktivitas activity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi efektivitas pemanfaatan sumber
daya perusahaan. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya
diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva seperti sediaan, piutang, dan aktiva tetap lainnya. Adapun jenis
rasio yang terdapat didalam rasio aktivitas: perputaran piutang receivable turn over perbandingan penjualan kredit dengan rata-rata piutaang dikaali 100, hari
rata-rata penagihan piutang days of receivable perbandingan piutang rata-rata dikali 360 dengan penjualan kredit, perputaran sediaan inventory turn over, hari
rata-rata penagihan sediaan days of inventory, perputaran modal kerja working capital turn over, perputaran aktiva tetap fixed assets turn over, dan perputaran
aktiva assets turn over.
16
2.1.2.4 Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
Kasmir 2014 : 114 rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai perusahan dalam mencari keuntunganatau laba dalam suatu periode tertentu.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi. Dikatakan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang
dimilikinya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu: 1 rentabilitas ekonomi yaitu dengan membandingkan laba usahadengan seluruh
modal modal sendiri atau asing 2 rentabilitas usaha sendiri yaitu membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri
rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.Menurut Veithzal dkk 2013 : 480 menyatakan rentabilitas adalah hasil perolehan dari investasi
penanamaan modal yang dikatakan dengan persentase dari besarnya investasi.Adapun jenis rasio yang terdapat didalam rasio profitabilitas: profit
margin profit margin on sales penjualan bersih dikurang dengan harga pokok penjualan dibagi dengan sales, net profit magin perbandingan earning after
interest and tax EAIT dengan sales dikali 100, return on invesment ROI perbandingan EAIT dengan totalassets dikali 100, ROI dengan duo point ROI
sama dengan ROA= net profit margin dikali total assets turn over=
EAT �����
x
����� ����� ������
, jadi ROA=
EAT ����� ������
return on equity ROE perbandingan EAIT dengan equity dikali 100, net interest margin NIM
perbandingan pendapatan bersih pendapatan bunga – beban bunga dengan
17
aktiva produktif dikali 100, CIR perbandingan biaya atau beban operasional dengan pendapatan operasional dikali 100, fee base income ratio
perbandingan pendapatan operasional lagi dengan pendapatan operasional dikali 100. Dalam rasio profitabilitas ini peneliti menggunakan Return On
Asset ROA dan Cost to Income Ratio CIR
2.1.2.4.1 Return On Asset ROA
Menurut Wira 2014:84 Return On Asset adalah rasio yang dihitung dengan membagi laba dengan total aset perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Menghitung ROA
dinyatakan dalam persentase sebagai berikut :
Rumus : ROA=
��������������� ℎ��������� ����������� ����� ������
x 100
2.1.2.4.2 Cost to Income Ratio CIR
Menurut Veithzal dkk 2013 : 482 cost to Income Ratio CIR adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Menurut Kasmir 2012 : 301 penilaian didasarkan pada rentabilitas
suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian ini didasarkan dua hal yaitu 1. Rasio laba terhadap tota aset ROA 2.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO atau cost income ratio CIR. Adapun rumus untuk mengukur kegiatan operasi suatu
perusahaan bank melalui CIR adalah: CIR=
����� ����� ������� ���������������������
x 100
18
‘’Cost to income Ratio is important the profitability of a bank. The ratio gives a clear view of how efficiently the bank. The lower the bank ratio, the
more profitable the bank.Changes in the ratio also highlight potential problems-if the ratio rises from one period to the next, it means that cost to
income ratio and the bank’s profitability. Cost to income ratio of
bank=
���������� ������� ��������� ������
x100’’2015,site.SPTulsian.cominvesment
adviser 30 january 2015. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit sehingga beban bunga dan hasil bunga
merupakan porsi terbesar bagi bank.
2.1.2.5 Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan Growth Ratio merupakan rasio yang mrnggambarkan kemanpuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Adapun rasio yang terdapat didalam rasio pertumbuhan: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih,
pertumbuhan pendapatan per saham, earnings per share EPS dan pertumbuhan dividen per saham. Dalam rasio pertumbuhan Growth Ratioini peneliti
menggunakanEarnings Per Share EPS
2.1.2.5.1 Earnings Per Share EPS
Menurut Kasmir 2014 : 207 Rasio per lembar saham atau yang disebut juga nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk
melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari
19
dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Adapun
menghitung EPS dinyatakan dalam persentase adalah sebagai berikut:
Laba Per Lembar Saham EPS=
������ ℎ������� ��ℎ������������������
x 100
2.1.2.6 Rasio Non Performing LoansNPL
Menurut Darmawan : 2004 Non Performing Loans Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko
kegagalan pengembangan kredit oleh debitur. Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil
pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar
kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit Ali : 2004.
Penilaian aspek kredit bermasalah suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa kredit yang telah salurkan kepada debitur
mengalami gangguan pada pengembalian. Terdapat tiga kategori kredit bermasalah, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet.
Mulyono, 1990. Semakin besar non performing loan yang ditanggung bank menunjukkan bahwa kinerja bank dalam penyaluran kredit terjadi masalah, yang
berdampak pada penurunan laba yang diperoleh bank Wijaya, 2007. Adapun
20
untuk menghitung rasio NPL suatu perusahan bank dinyatakan dalam persentase berikut : NPL=
������������ ℎ �����������
� 100 Sedangkan menurut surat edaran BI No. 333DPNP tanggal 14
desember 2001 tentang perhitungan rasio keuangan yang dirumuskan berikut :Non performing loans=
��������������� ℎ �����������
�100 Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio non performing loans berikut
Rasio Predikat
NPL ≤5
sehat NPL
≥5 Tidak Sehat
Kriteria penilaian tingkatkesehatan rasio Non Performing Loans berdasarkan tabel diatas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL adalah
sebesar 5 apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
2.1.3 Firm Size
Ukuran perusahaan Firm Size dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili
seberapa besar perusahaan tersebut, semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran
uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat. Tambahan pula, menurut Sudarsi 2002 dalam Danica 2013
menyatakan hal berupa : “Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat
ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar
modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.Semakin besar ukuran