8
kemajuan suatu negara. Tanpa keberadaan perbankan maka kegiatan usaha suatu organisasi atau kelompok bahkan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik.
Perusahaan perbankan identik dengan kepercayaan masyarakat. Bentuk penaikan dan penurunan harga saham yang tidak wajar dari tahun ketahun patut
diperkirakan oleh masyarakat dalam menilai kesehatan suatu bank. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dimuka, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Cost Income Ratio CIR,
debt to equity ratio DER, Firm Size atau ukuran perusahaan, Return On Asset ROA,Earnings Per Share EPS, dan Non Performing Loan NPL
terhadap harga saham sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini
adalah “Apakah Cost Income Ratio CIR, debt to equity ratio DER, Firm Size atau ukuran perusahaan, Return On Asset ROA, Earnings Per Share EPS, dan
Non Performing Loan NPL berpengaruh signifikan secara simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013? “.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Cost Income Ratio CIR, debt to equity ratio DER, Firm
9
Size atau ukuran perusahaan, Return On Asset ROA, Earnings Per Share EPS, dan Non Performing Loan NPL secara simultan maupun parsial terhadap harga
saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2009-2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan informasi dalam
melakukan penelitian selanjtnya, dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan di bidang keuangan khususnya mengenai penilaian harga saham.
2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan
khususnya mengenai penilaian harga saham. 3.
Bagi calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atas suatu investasi.
4. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, kita dapat
menjelaskannya dari masing-masing kata. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah terdiri dari Neraca, LabaRugi, dan Arus Kas Dana. Kemudian dari masing-masing kata tersebut digabungkan berarti menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lainnya baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan sebuah keputusan yang tepat Syafri,
2013:190.
Analisis neraca merupakan refleksi hasil yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakan dan
mencapainya dan menyorot dari beberapa diantaranya yaitu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun.
Analisis LabaRugi merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional perusahaan dan yang termasuk didalamnya dari ikhtisar pendapatan
11
dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. menurut Syafri 2013:105 laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau janngka waktu tertentu. Adapun jenis laporan yang ladzim dikenal yaitu Neraca atau Laporan LabaRugi, atau
hasil usaha, laporan Arus Kas, dan laporan perubahan posisi keuangan. dimana
untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis
serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Kasmir 2014:105 menyatakan Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporaan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun bebrapa
periode. Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca. b.
Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.
12
c. Rasio antarlaporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber data
campuran, baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
2.1.2 Analisis Rasio
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satupos laporan keuangan dengan pos-pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan,dan sebagainya.
Syafri, 2013:297. Analisis Rasio Keuangan sangat penting untuk para pemilik kepentingan
yang berada didalamnya seperti Menurut Margaretha 2011:24.”Analisis Rasio Keuangan sangat penting bagi para Manajer, analis kredit dan analis sekuritas.
Rasio perbandingan unsur-unsurelemen-elemenpos-pos dari laporan keuangan”.
Menurut Fahmi 2013:48-49, “yang dimaksud dengan “Rasio” dalam analisis keuangan adalah sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan
jumlah lainnya. Dengan begitu Rasio Keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan
menggunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk diterapkan. Rasio Keuangan atau financial ratiosangat penting gunanya untuk melakukan
analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada ummnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka
pendek dna kemampuan perusahaan membayar dividen yang memadai.informasi tersebut daat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan
menghitung rasio-rasio keuangan sesuai dengan keinginan.
13
Weston dalam Kasmir 2014 : 106 mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: Rasio Likuiditas Liquidity Ratio, Rasio
Solvabilitas Leverage Ratio, Rasio Aktivitas Activity Ratio, Rasio Profitabilitas Profitability Ratio, Rasio Pertumbuhan Growth Ratio, Rasio Penilaian
Valuation Ratio.
2.1.2.1 Rasio Likuiditas
Kasmir 2014:110 menyatakan bahwa Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjiban jangka
pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo baik
kepada pihak luar perusahaan maupun likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas atau serimg disebut rasio modal kerja merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan
komponen di passiva lancar utang jangka pendek. Ada 2 jenis rasio likuiditas rasio lancar current ratio dengan membandingkan aset lancar dengan utang
lancar rasio dikali dengan 100 dan sangat lancar quick ratio atau acid test ratio yaitu cash asset dibagi dengan total deposit dan dikalikan dengan 100
cara ini mengukur kemampuan bank untuk membayar kewajibannya kepada deposan.
2.1.2.2 Leverage RatioRasio Solvabilitas
Kasmir 2014 : 157 menyebutkan bahwa debt to equity ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
14
dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang.
Rasio Leverage RatioSolvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Adapun rasio-rasio yang terdapat pada leverage ratio: debt to asset ratio debt
ratio perbandingan total debt dengan total assets dikali 100, debt to equity ratio perbandingan total utang dengan ekuitas dikali 100, long term debt to
equity ratio LTDtER perbanndingan long term debt dengan equity dikali 100, tangible assets debt coverege, current liabilities to net worth, times intrest earned,
dan fixed change covarege. Adapun didalam Leverage Ratio Solvabilitas jenis rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio DER.
2.1.2.2.1 Debt to Equity Ratio DER
Bagi Bank kreditor, semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi perusahaan semakin besar rasio ini semakin baik karena menurut James C. Horne ddan Jhon M. Wachowich
dalam Fahmi 2013:73 ‘’ Alternatively, the book value of a company’s coomon stock at par plus additional paid-in capital and retainerd earning’s. Dalam
15
persoalan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan seberapa batasan debt to equity ratio bagi perusahaan, namun untuk konservatif
biasanya debt to equity ratio yang lewat 66 atau 23 sudah dianggap beresiko’’.
Rumus untuk menghitung debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Debt to equity ratio=
���������� ���� ����� ������
x100 2.1.2.3
Rasio Aktivitas
Kasmir 2014:172 menyatakan bahwa Rasio Aktivitas activity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi efektivitas pemanfaatan sumber
daya perusahaan. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya
diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva seperti sediaan, piutang, dan aktiva tetap lainnya. Adapun jenis
rasio yang terdapat didalam rasio aktivitas: perputaran piutang receivable turn over perbandingan penjualan kredit dengan rata-rata piutaang dikaali 100, hari
rata-rata penagihan piutang days of receivable perbandingan piutang rata-rata dikali 360 dengan penjualan kredit, perputaran sediaan inventory turn over, hari
rata-rata penagihan sediaan days of inventory, perputaran modal kerja working capital turn over, perputaran aktiva tetap fixed assets turn over, dan perputaran
aktiva assets turn over.
16
2.1.2.4 Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
Kasmir 2014 : 114 rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai perusahan dalam mencari keuntunganatau laba dalam suatu periode tertentu.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi. Dikatakan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang
dimilikinya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu: 1 rentabilitas ekonomi yaitu dengan membandingkan laba usahadengan seluruh
modal modal sendiri atau asing 2 rentabilitas usaha sendiri yaitu membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri
rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.Menurut Veithzal dkk 2013 : 480 menyatakan rentabilitas adalah hasil perolehan dari investasi
penanamaan modal yang dikatakan dengan persentase dari besarnya investasi.Adapun jenis rasio yang terdapat didalam rasio profitabilitas: profit
margin profit margin on sales penjualan bersih dikurang dengan harga pokok penjualan dibagi dengan sales, net profit magin perbandingan earning after
interest and tax EAIT dengan sales dikali 100, return on invesment ROI perbandingan EAIT dengan totalassets dikali 100, ROI dengan duo point ROI
sama dengan ROA= net profit margin dikali total assets turn over=
EAT �����
x
����� ����� ������
, jadi ROA=
EAT ����� ������
return on equity ROE perbandingan EAIT dengan equity dikali 100, net interest margin NIM
perbandingan pendapatan bersih pendapatan bunga – beban bunga dengan
17
aktiva produktif dikali 100, CIR perbandingan biaya atau beban operasional dengan pendapatan operasional dikali 100, fee base income ratio
perbandingan pendapatan operasional lagi dengan pendapatan operasional dikali 100. Dalam rasio profitabilitas ini peneliti menggunakan Return On
Asset ROA dan Cost to Income Ratio CIR
2.1.2.4.1 Return On Asset ROA
Menurut Wira 2014:84 Return On Asset adalah rasio yang dihitung dengan membagi laba dengan total aset perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Menghitung ROA
dinyatakan dalam persentase sebagai berikut :
Rumus : ROA=
��������������� ℎ��������� ����������� ����� ������
x 100
2.1.2.4.2 Cost to Income Ratio CIR
Menurut Veithzal dkk 2013 : 482 cost to Income Ratio CIR adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Menurut Kasmir 2012 : 301 penilaian didasarkan pada rentabilitas
suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian ini didasarkan dua hal yaitu 1. Rasio laba terhadap tota aset ROA 2.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO atau cost income ratio CIR. Adapun rumus untuk mengukur kegiatan operasi suatu
perusahaan bank melalui CIR adalah: CIR=
����� ����� ������� ���������������������
x 100
18
‘’Cost to income Ratio is important the profitability of a bank. The ratio gives a clear view of how efficiently the bank. The lower the bank ratio, the
more profitable the bank.Changes in the ratio also highlight potential problems-if the ratio rises from one period to the next, it means that cost to
income ratio and the bank’s profitability. Cost to income ratio of
bank=
���������� ������� ��������� ������
x100’’2015,site.SPTulsian.cominvesment
adviser 30 january 2015. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit sehingga beban bunga dan hasil bunga
merupakan porsi terbesar bagi bank.
2.1.2.5 Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan Growth Ratio merupakan rasio yang mrnggambarkan kemanpuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Adapun rasio yang terdapat didalam rasio pertumbuhan: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih,
pertumbuhan pendapatan per saham, earnings per share EPS dan pertumbuhan dividen per saham. Dalam rasio pertumbuhan Growth Ratioini peneliti
menggunakanEarnings Per Share EPS
2.1.2.5.1 Earnings Per Share EPS
Menurut Kasmir 2014 : 207 Rasio per lembar saham atau yang disebut juga nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk
melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari
19
dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Adapun
menghitung EPS dinyatakan dalam persentase adalah sebagai berikut:
Laba Per Lembar Saham EPS=
������ ℎ������� ��ℎ������������������
x 100
2.1.2.6 Rasio Non Performing LoansNPL
Menurut Darmawan : 2004 Non Performing Loans Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko
kegagalan pengembangan kredit oleh debitur. Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil
pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar
kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit Ali : 2004.
Penilaian aspek kredit bermasalah suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa kredit yang telah salurkan kepada debitur
mengalami gangguan pada pengembalian. Terdapat tiga kategori kredit bermasalah, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet.
Mulyono, 1990. Semakin besar non performing loan yang ditanggung bank menunjukkan bahwa kinerja bank dalam penyaluran kredit terjadi masalah, yang
berdampak pada penurunan laba yang diperoleh bank Wijaya, 2007. Adapun
20
untuk menghitung rasio NPL suatu perusahan bank dinyatakan dalam persentase berikut : NPL=
������������ ℎ �����������
� 100 Sedangkan menurut surat edaran BI No. 333DPNP tanggal 14
desember 2001 tentang perhitungan rasio keuangan yang dirumuskan berikut :Non performing loans=
��������������� ℎ �����������
�100 Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio non performing loans berikut
Rasio Predikat
NPL ≤5
sehat NPL
≥5 Tidak Sehat
Kriteria penilaian tingkatkesehatan rasio Non Performing Loans berdasarkan tabel diatas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL adalah
sebesar 5 apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
2.1.3 Firm Size
Ukuran perusahaan Firm Size dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili
seberapa besar perusahaan tersebut, semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran
uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat. Tambahan pula, menurut Sudarsi 2002 dalam Danica 2013
menyatakan hal berupa : “Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat
ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar
modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.Semakin besar ukuran
21
perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang”.
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 2 dua kategori yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang secara fisik besar
atau luas akan tetapi jumlah asetnya sedikit tidak dapat dikatakan sebagai perusahaan besar. Hal itu dikarenakan perusahaan yang besar berarti perusahaan
yang memiliki total aset yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pendukung kegiatan operasi bukan dilihat dari fisik atau luasnya suatu perusahaan. Namun
sebaliknya perusahaan yang secara fisik kecil atau tidak luas, akan tetapi nilai asetnya besar maka ini yang dapat dikatakan sebagai perusahaan besar.
Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam kondisi ini arus kas perusahaan sudah
positif dan dianggap mempunyai prospek yang bagus dalam jangka waktu yang lama.
Berdasarkan Undang-Undang No.9 tahun 1995 tentang : usaha kecil, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:
• Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset yang kurang dari Rp200.000.000,- di luar tanah dan bangunan.
• Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp200.000.000,- dan kurang dari Rp 5.000.000.000,- di luar tanah
danbangunan. • Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari
Rp5.000.000.000,-.
22
2.1.4 Saham
Menurut Fahmi 2013:270 menyatakan bahwa saham adalah sebagai berikut :
1. Tanda bukti penyertaaan kepemilikkan modal Dana pada suatu
perusahaan. 2.
Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya. 3.
Persediaan yang siap untuk dijual. Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan
dana. Menurut Qilsby 2013 : 15 persoalan mendasar bagi setiap investor dipasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta
melakukan peramalan forecasting terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi.
Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang merupakan cakupan atau pokok bagian didalamnya, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga
teoritis intrinsic value, harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk dipasar jual beli saham.
Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.
2.1.4.1 Jenis Saham
Menurut Menurut Brealey, Myers dan Marcus 2007 dalam Nadeak 2011:6 menyatakan beberapa jenis saham yang dikenal yaitu dari segi peralihan
dan hak tagih.
23
a. Dari segi peralihan • Saham atas tunjuk bearer stocks
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau
dijual kepada pihak lainnya. • Saham atas nama registered stocks Di dalam saham tertulis nama
pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
b. Dari segi hak tagih • Saham biasa common stocks
Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta
apabila perusahaan dilikuidasi. • Saham preferen preferrend stocks
Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.
2.1.4.2 Pengertian Harga Saham
Menurut Haugen 1990 : 577, “the market value of a common stock is based on the discounted value of expected dividends throughout the life of the
firm”. Nilai pasar saham biasa adalah berdasarkan nilai diskonto dividen yang diharapkan sepanjang masa hidup perusahaan. Harga saham juga dapat
didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan
perusahaan.
2.1.4.3 Pendekatan Penilaian Harga Saham
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001 : 55 Untuk melakukan analisis dan memilih saham atau pendekatan penilaian harga saham terdapat dua
pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
2.1.4.3.1Analisis Fundamental
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001 : 55 Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
24
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,
kebijakan deviden, dan sebagainya, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperlukan taksiran harga saham. Sedangkan menurut Baridwan
dan Legowo 2002, site taqialaf.blogspot.com2001111 menyatakan salah satu alat dalam analisis fundamental adalah analisa laporan keuangan.
2.1.4.3.2 Analisis Teknikal
Analisis tehnikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan
pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat. Atau analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan yang
pada gilirannya, permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal Ahmad, 2004 dalam Nadeak 2011 : 11.
2.1.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Cost to Income Ratio CIR Menurut Veithzal dkk 2013 : 482
menyatakan semakin kecil rasio biaya beban operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya beban operasionalnya
dengan pendapatan operasionalnya. Usaha utama bank adalah menghimpun dana masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk
kredit, sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Dalam pengoptimalan menghasilkan laba bank yang mampu melakukan hal
25
tersebut dapat menarik para investor, jadi berdampak pada peningkatan harga saham bank tersebut.
2. Debt to Equity Ratio DER Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan
dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjang Darsono dan Ashari, 2005 : 54. Sehingga para investor akan memilih suatu perusahaan dengan tingkat DER yang rendah untuk
melakukan investasinya dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.
3. Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan
tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk
meningkatkan kemakmuran mereka. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengahasilkan laba. Jika
perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap menghasilkan laba, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil
dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil Ninna Daniati dan Suhairi : 2006. Hal ini menyebabkan saham
26
perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi secara relatif.
4. Return On Asset ROA Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini
efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan
karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan Darsono dan Ashari, 2005 : 57. Semakin tinggi ROA
menunjukkan kinerja perusahaan baik dalam memaksimalkan laba karena ROA merupakan porsi tersendiri keuntungan yg diperoleh untuk para pemegang saham
sehingga investor cenderung memilih perusahaan dengan ROA yang tinggi dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut.
5. Earning Per Share EPS Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran
profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share
yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham
Darsono dan Ashari, 2005 : 57. Semakin tinggi profit yang diterima oleh investor akan memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup baik. Hal
ini akan menjadi motivasi bagi investor untuk mau melakukan investasi yang lebih besar lagi yang otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan.
27
6. Non Performing Loans NPL. Menurut Darmawan 2004 dalam Savitri,
2011 Non Performing Loans Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengantisipasi risiko kegagalan
pengembangan kredit oleh debitur. Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil pula resiko kredit yang
ditanggung oleh pihak bank Dampak yang terjadi terhadap harga saham akan meningkat, begitu sebaliknya. perusahaan dengan keefektifannya dalam
mengelola aset produktif agar tidak meningkatnya resiko kredit yang timbul akibat dari kredit bermasalah akan dapat perhatian dari investor untuk
menginvestasikan dana mereka. Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs, keadaan
pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar. Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik misalnya terdiri dari tingkat
inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, dan kondisi politik. Investor yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya
pada satu informasi saja. Hal ini dikarenakan bahwa harga saham boleh berfluktuasi karena faktor psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian
tetap pada kinerja perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa
perusahaanLubis, 2008 : 124.
2.1.5 Hubungan antara rasio keuangan dengan harga saham
Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai laporan keuangan dan
28
melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu saja. Salah satu pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan adalah investor. Dalam membuat keputusan investasinya, investor perlu mengetahui dan memahami
terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru kemudian dapat membuat penilaian dan menentukan keputusan investasinya. Oleh karena itu,
investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio
keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan
datang. Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan
tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Mondal and Imran 2012 dengan judul Determinants of Stock Price: A Case Study On Dhaka Stock Exchange.Penelitian
ini menggunakan 5 variabel independen yaitu rasio liquiditas yang diukur dengan arus kas operasi, rasio laverege yang diukur dengan menggunakan debt to
equityratio, rasio profitabilitas yang diukur dengan menggungkan return on investment, rasio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share, ukuran
perusahaan firm size, dan dividen ratio. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek di Dhaka Bangladesh dengan menggunakan regression
29
linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan bersama-sama rasio liquiditas, rasio laverege, ratio pertumbuhan,
ukuran perusahaan firm size, dan ratio dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan, secara parsial hanya variabel ukuran
perusahaan sizefirm yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi sebesar 0,65 atau 65 artinya dari seluruh variabel yaitu
rasio liquiditas, rasio laverege, ratio pertumbuhan, ukuran perusahaan firm size, dan ratio dividen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar
65 sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 35 yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Sidabutar 2012 dengan judul Pengaruh Current Ratio CR, Debt To Equity Ratio DER, Dan Return On Equity ROE
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia penelitian ini menggunakan 3
variabel independen yaitu Current Ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dan utang yang akan jatuh tempo, rasio
solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio DER dan rasio profitabilitas perusahaan yang diukur dengan return on equity ROEuntuk mengetahui apakah
variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear
berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan bersama-sama bahwa variabel Current Ratio CR, Debt To Equity
Ratio DER, Dan Return On Equity ROE berpengaruh signifikan tehadap harga
30
saham. secara parsial pengujian variabel Current Ratio CR, Debt To Equity Ratio DER, Dan Return On Equity ROE tidak berpengaruh secarasignifikan.
Koefisien determinasi sebesar 0,839 atau 83,9 artinya dari seluruh variabel yaitu Current Ratio CR, Debt To Equity Ratio DER, Dan Return On Equity
ROEmampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 83,9 sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 16,1 yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh CORY 2010 dengan judul Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings
Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bei penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diukur dengan
current rasio CR, rasio solvabilitas yang diukur dengan ROI dan ROE, dan rasio efektivitas yang diukur dengan Total Assets Turn Over untuk mengetahui
apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan
regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan bersama-sama bahwa variabel Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, secara parsial pengujian variabel Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over,
Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio tidak
31
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi sebesar 0,542 atau 54,2 artinya dari seluruh variabel yaitu Current Ratio, Debt To
Equity Ratio,Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio mampu menjelaskan
pengruhnya terhadap harga saham sebesar 54,2 sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 45,8 yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Qilsby 2010 dengan judul Pengaruh
Ekonomic Value Added EVA, Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, dan Earnings Per Share EPS terhadap Perubahan Harga Saham
Perusahaan pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu Value Added EVA untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan, ratio profitabilitas perusahaan yang diukur denganReturn On Assets ROA, Return On Equity ROE, dan ratio pertumbuhan yang diukur dengan
earnings per share EPS untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari
bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan bersama-sama
Ekonomic Value Added EVA, Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, dan Earnings Per Share EPS berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan, secara parsial hanya variabel Earnings Per Share EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi
sebesar 0,132 atau 13,2 artinya dari seluruh variabel yaitu Ekonomic Value
32
Added EVA, Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, dan EarningsPer Share EPS mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga
saham sebesar 13,2 sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 86,8 yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan Nadeak 2011 dengan judul pengaruh return on assets ROA, return on equity ROE, return on investment ROI, debt to equity
ratio DER, dan book value per share BVPS secara empiris terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan
menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan bersama-sama return on assets ROA,
return on equity ROE, return on investment ROI, debt to equity ratio DER, dan book value per share BVPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham, secara parsial hanya book value per share BVPS berpengaruh secara signifikan. Koefisien determinasi sebesar0,339383 atau 33,94 artinya dari
seluruh variabel yaitu return on assets ROA, return on equity ROE, return on investment ROI, debt to equity ratio DER, dan book value per share BVPS
mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 33,94 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lainya sebesar 66,06 yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Juliana 2013 dengan judul penelitian
Pengaruh Return On Assets ROA Dan BOPO Terhadap Harga Saham Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei. Hasil penelitian
menyatakan bahwa secara simultan variabel Return On Assets ROA Dan BOPO
33
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara secara parsial hanya BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap harga sahamPenelitian ini
menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Koefisien determinasi sebesar
0,617 atau 61,7 artinya dari seluruh variabel yaitu Return On Assets ROA Dan BOPO mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 61,7
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 38,3 yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Sitohang 2010 dengan judul Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets,Net Profit Margin Dan Earning Per
Share TerhadapHarga Saham Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu Value
Added EVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, ratio profitabilitas perusahaan yang diukur denganReturn On Assets ROA, Return On
EquityROE, dan ratio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share EPS untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga
saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia denganmenggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa EVA, ROA, NPM dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur. Secara parsial hanya EVA dan NPM tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Koefisien determinasi
sebesar 0,416 atau 41,6 artinya dari seluruh variabel yaitu Ekonomic Value
34
Added EVA, Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, dan EarningsPer Share EPS mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga
saham sebesar 41,6 sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 58,4 yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Simatupang 2010 dengan judul penelitian Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan variabel debt to Equity Ratio
DER, Earning Per Share EPS, Return On Asset ROA, Current Ratio CR, dan ukuran perusahaan SIZE berpengaruh terhadap harga saham, sementara
secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan
regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Koefisien determinasi sebesar 0,846 atau 84,6 artinya dari seluruh variabel yaitu debt to Equity Ratio DER,
Earning Per Share EPS, Return On Asset ROA, Current Ratio CR, dan ukuran perusahaan SIZE mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga
saham sebesar 84,6 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 15,4 yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan
penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu.ikhtisar mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
35
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
tahun Judul
penelitian Variabel
penelitian Indikator
pengukuran Skala
pengu kuran
Cara pengelolaan
data Hasil
penelitia n
Mondal dan
Imran 2012
Penentu Harga
Saham : Studi Kasus
di Bursa Efek Dhaka
Variabel dependen
: Harga
SahamY Variabel
independe n:
Likuidit as,
leverage, profitabilit
as, pertumbuh
an, kapitalisas
i pasar, dividen
rate.
Likuiditas diukur dengan
menggunakkan cash flows
from operation.
Leverage diproksikan
dengan menggunakan
debt equity ratio.
Profitabilitas diproksikan
dengan return on
invesmentROI Pertumbuhan
diproksikan dengan
earning per share EPS
Kapitalisasi pasar
diproksikan dengan
logaritma natural total
asset Dividen rate
diukur dengan persentasi
dividen kas yang
Rasio Data diolah
dengan menggunakan
SPSS 17 model yang
digunakan adalah model
regresi berganda
melalui uji asumsi klasik
dan pengujian hipotesis baik
secara parsial maupun
simultan Hanya
variabel kapitalisa
i pasar yang
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
harga saham
sementara variabel
lain seperti
Likuiditas ,
leverage, profitabili
tas, pertumbu
han, dividen
rate tidak berpengar
uh signifikan
terhadap harga
saham
36
dibayarkan kepada
pemegang saham biasa.
Harga saham diukur dengan
close price
Sidabutar 2012
Pengaruh Current
Ratio Cr, Debt To
Equity Ratio Der, Dan
Return On Equity
ROE Terhadap
Harga Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur Industri
Makanan Dan
Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Variabel dependen
: Harga
SahamY Variabel
Independ en:
Curren t Ratio
CR, Debt to
Equity Ratio
DER dan Return On
Equity ROE
Current Ratio CRyaitu
harta lancar dibagi dengan
utang lancar Debt equity
ratio DER merupakan
pembagian antara total
utang dengan total ekuitas
Return On Equity
ROEadalah total laba
setelah pajak dibagi dengan
ekuitas Harga saham
diukur dengan close price
Rasio Data diolah dengan
menggunakan SPSS 17
model yang digunakan
adalah mode model regresi
berganda melalui uji
asumsi klasik dan pengujian
hipotesis baik secara parsial
maupun simultan
variabel Current
Ratio CR,
Debt to Equity
Ratio, DER
dan Return
On Equity ROE
tidak berpengar
uh signifikan
terhadap harga
saham
C o r y 2010
Pengaruh Current
Ratio, Debt To Equity
Ratio, Long Term Debt
To Equity Ratio, Total
Assets Turn Over,
Return On Investment,
Return On Variabel
dependen :
Harga SahamY
Variabel independe
n:
Current Ratio
CR, Debt to
Equity Curent Ratio
adalah asset lancar dibagi
dengan utang lancar
Debt to Equty Ratio adalah
pembagian antara total
utang dengan total ekuitas
Rasio Data diolah dengan
menggunakan SPSS 18
model yang digunakan
adalah mode model regresi
berganda melalui uji
asumsi klasik dan pengujian
hipotesis baik menunjuk
kan bahwa
variabel CR,
DER, LTDtER,
TATO, ROI,
ROE, dan PER
tidak berpengar
37
Equity, Dan Price
Earnings Ratio
Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan
Real Estate Dan
Property Yang
Terdaftar Di Bei
Ratio DER,
Long Term Debt
to Equity Ratio
LTDtER, Total
Assets Turn Over
TATO, Return On
Investment ROI,
Return On Equity
ROE, dan Price
Earnings Ratio
PER LTDtER
adalah total utang jangka
panjang dibagi dengan total
Ekuitas Total Assets
Turn Over TATO
adalah total penjualan
dibagi dengan total asset
Return on invesment
ROI adalah total laba
setelah pajak dibagi dengan
investasi Return On
Equity ROE adalah
pembagian antara laba
setelah pajak dengan total
ekuitas Price Earnings
Ratio PER adalah
pembagian market price
dengan Earning per
share EPS Harga saham
diukur dengan close price
secara parsial maupun
simultan uh
signifikan terhadap
harga saham
Qilsby 2013
Pengaruh Economic
Variabel dependen
Economic value added
Rasio Data diolah dengan
Economic value
38
Value Added,
Return On Assets,
Return On Equity, Dan
Earning Per Share
Terhadap Perubahan
Harga Saham
Perusahaan Pada Bursa
Efek Indonesia
: Harga
SahamY Variabel
independe n:
economi c value
added EVA,
return on assets
ROA, return on
equity ROE,
dan earning
per share EPS
EVA merupakan
EVA dikurangi dengan
NOPAT kemudian
dikurangi pula dengan Capital
Charges Return on
assets ROA merupakan
pembagian antara total
laba setelah pajak dibagi
dengan total asset
Return On Equity
ROEadalah total laba
setelah pajak dibagi dengan
total ekuitas Earning per
share EPS merupakan
laba bersih dikurangi laba
saham preferens
dibagi dengan jumlah saham
yang beredar Harga saham
diukur dengan close price
menggunakan SPSS 17
model yang digunakan
adalah model regresi
berganda melalui uji
asumsi klasik dan pengujian
hipotesis baik secara parsial
maupun simultan
added EVA,
return on assets
ROA, return on
equity ROE,
dan earning
per share EPS
dijelaskan hanya
variabel EPSyan
g berpengar
uh secara signifikan
terhadap harga
saham
Nadeak 2011
pengaruh return on
assets ROA,
Variabel dependen
: Harga
Return on Assets ROA
adalah total laba bersih
Ratio Data diolah dengan
menggunakan SPSS 17
Menunju kkan
bahwa return on
39
return on equity
ROE, return on
investment ROI, debt
to equity ratio DER,
dan book value per
share BVPS
secara empiris
terhadap harga saham
SahamY Variabel
independe n
: return on assets
ROA, return on
equity ROE,
return on investment
ROI, debt to
equity ratio
DER, dan book
value per share
BVPS setelah pajak
dibagi dengan total assset
Return On Equity ROE
adalah pembagian
total laba setelah pajak
dengan total ekuitas
Return on invesment
ROIadalah total laba
bersih setelah pajak dibagi
dengan total investasi
Debt equity ratioDER
merupakan pembagian
antara total utang dengan
total ekuitas BVPS adalah
Total Stockholder
Equity – Preffered Sock
kemudian dibagi dengan
Jumlah Lembar Saham
Biasa Yang Beredar
Harga saham diukur dengan
close price model yang
digunakan adalah model
regresi berganda
melalui uji asumsi klasik
dan pengujian hipotesis baik
secara parsial maupun
simultan assets
ROA, Return on
equity ROE,
return on investmen
t ROI, debt to
equity ratio
DER, book
value BV per
share, berpengar
uh signifikan
terhadap harga
saham
40
Juliana 2013
Pengaruh Return On
Assets Roa Dan Bopo
Terhadap Harga
Saham Sensus
Pada Emiten Sektor
Perbankan Yang T
erdaftar Di Bei
Variabel dependen
: Harga
SahamY Variabel
independe n:
Return on assets
ROA, dan BOPO
Return on assets
ROAmerupa kan pembagian
antara total laba setelah
pajak dibagi dengan total
asset BOPO adalah
biaya beban dibagi dengan
pendapatan operasional
Harga saham diukur dengan
close price Rasio Data diolah
dengan menggunakan
SPSS 17 model yang
digunakan adalah model
regresi berganda
melalui uji asumsi klasik
dan pengujian hipotesis baik
secara parsial maupun
simultan Menunju
kkan bahwa
BOPO berpengar
uh signifikan
terhadap harga
saham sementara
variabel Return on
assets ROA
tidak berpengar
uh signifikan
terhadap harga
saham.
Sitohang 2010
Pengaruh Economic
Value Added,
Return On Assets,Net
Profit Margin Dan
Earning Per Share
TerhadapHa rga Saham
Perusahaan Manufaktur
YangTerdaft ar Di Bursa
Efek Indonesia
Variabel dependen
: Harga
SahamY Variabel
independe n:
economi c value
added EVA,
return on assets
ROA Net Profit
Margin NPM,da
n earning per share
EPS Economic
value added EVA
merupakan EVA dikurangi
dengan NOPAT
kemudian dikurangi pula
dengan Capital Charges
Return on assets ROA
merupakan pembagian
antara total laba setelah
pajak dibagi dengan total
asset Net Profit
Margin Rasio Data diolah
dengan menggunakan
SPSS 17 model yang
digunakan adalah model
regresi berganda
melalui uji asumsi klasik
dan pengujian hipotesis baik
secara parsial maupun
simultan menunjuk
kan bahwa
variabel EVA dan
NPM tidak
mempuny ai
pengaruh signifikan
terhadap harga
saham. sementara
ROA dan EPS yang
mempuny ai
pengaruh yang
signifikan terhadap
harga
41
NPMadalah laba bersih
dibagi dengan penjualan
bersih Earning per
share EPS merupakan
laba bersih dikurangi laba
saham preferens
dibagi dengan jumlah saham
yang beredar Harga saham
diukur dengan close price
saham.
Simatupa ng 2010
Pengaruh Rasio
Keuangan Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap
Harga Saham
Industri Barang
Konsumen Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
dependen :
Harga SahamY
Variabel independe
n:
debt to Equity
Ratio DER,
Earning Per Share
EPS, Return On
Asset ROA,
Current Ratio
CR, dan ukuran
perusahaa n SIZE
Debt equity ratioDER
merupakan pembagian
antara total utang dengan
total ekuitas Earning per
share EPS merupakan
laba bersih dikurangi laba
saham preferens
dibagi dengan jumlah saham
yang beredar Return on
assets ROAmerupa
kan pembagian antara total
laba setelah pajak dibagi
Rasio Data diolah dengan
menggunakan SPSS 17
model yang digunakan
adalah model regresi
berganda melalui uji
asumsi klasik dan pengujian
hipotesis baik secara parsial
maupun simultan
menunjuk kan
bahwa Current
Ratio CR,
Earning Per Share
EPS, Return
On Asset ROA,
Debt to Equity
Ratio DER,
Ukuran Perusahaa
n SIZE tidak
mempeng aruhi
harga saham.
42
Harga Saham Y
dengan total asset
Curent Ratio adalah asset
lancar dibagi dengan utang
lancar Harga saham
diukur dengan close price
Sumber : Peneliti, 2014
2.3Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu maka dibangun kerangka konseptual pada gambar 2.1
Sumber : Peneliti, 2014 Gambar 2.1Kerangka
Konseptual
Non Performing Loans
NPLX
6
Debt Equity RatioDER X
2
Size Bank X
3
Return On Asset ROA X
4
H
a
Cost to Income Ratio
CIRX
1
Earnings PerShare EPS X
5
43
Gambar 2.1 mengindikasikan bahwa Cost to Income Ratio CIR X
1
, debt to equity ratio DER X
2
, Size Bank atau ukuran perusahaanX
3
, Return On Asset ROA X
4
, dan Earnings Per Share EPS X
5
mempengaruhi harga saham Y, baik secara parsial maupun secara simultan. Penjelasan detail
mengenai pengaruh Cost Income Ratio CIR, debt to equity ratio DER, Sizebank atau ukuran perusahaan, Return On Asset ROA, Earnings Per Share
EPS, dan Non Performing Loans NPL terhadap harga saham diuraikan berikut berikut ini.
1.
Cost to Income Ratio CIR Menurut Veithzal dkk2013 : 482 menyatakan semakin kecil rasio biaya
beban operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya beban operasionalnya dengan pendapatan operasionalnya. Juga
menurut Wijaya 2001 : 120 menyatakan bahwa rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasi. Semakin rendah bopo berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan
semakin besar. Hal ini searah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juliana 2013 meyatakan bahwa CIR berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan.
2.
Debt equity ratio DER Menurut James C. Horne dan Jhon M. Wachowich dalam Fahmi 2013:73 ‘’
Alternatively, the book value of a company’s coomon stock at par plus additional paid-in capital and retainerd earning’s. Dalam persoalan debt to equity
44
ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan seberapa batasan debt to equity ratio bagi perusahaan, namun untuk konservatif biasanya debt to equity
ratio yang lewat 66 atau 23 sudah dianggap beresiko’’. Searah dengan penelitian yang dilakukan Nadeak 2011 yang menyatakan bahwa rasio DER
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3.
Size bank Menurut Sudarsi 2002 dalam Danica 2013 menyatakan hal berupa :
“Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini menjelaskan bahwa
perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk
mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang”. Lebih jauh lagi perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan
bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan maturity dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang
baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham pun semakin besar. Hal ini menyebabkan saham
perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi secara relatif. Hal ini searah Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Simatupang 2010 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.
Return On Assets ROA
45
Menurut Wira 2014 : 84 menyatakan bahwa semakin besar nilai ROA, semakin baik. Karena untukaset yang sama perusahaanmenghasilkan keuntungan
lebih besar. Untuk mennghasilkan ROA yang tinggi, perusahaan dituntut untuk mengalokasikan investasinya pada aset yang lebih menguntungkan. Sehingga
investor cenderung memilih saham dengan ROA yang tinggi Lebih jauh lagi penelitian yang dilakukan Qilsby 2013 menyatakan bahwa ROA berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
5.
Earnings Per Share EPS Menurut Wira 2014 : 94 menyatakan bahwa semakin besar rasio ini maka
akan semakin baik, EPS merupakan salah satu rasio yang penting untuk harga wajar saham nantinya. Selain itu menurut Kasmir 2014 : 207 menyatakan bahwa
rasio laba per lembar saham atau disebut nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manejemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang
saham. Rasio yang rendah berarti manejemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang
saham meningkat, dengan kata lain, tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan Simatupang 2010 menyatakan bahwa EPS
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 6.Non Perfoming Loans NPL
Wijaya, 2007 Semakin besar non performing loan yang ditanggung bank menunjukkan bahwa kinerja bank dalam penyaluran kredit terjadi masalah, yang
berdampak pada penurunan laba yang diperoleh bank. Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil
46
pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Hal ini menyertakan bahwa pemanfatan aset produktif yg dikelolah dengan efektif akan meningkatkan harga
saham perusahaan dan berdampak pada tingkat pengembalian yang diharapakn bagi pihak yg berkepenting khususnya investor.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina 2008 : 41, “Hipotesis menyatakan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji
secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan
kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut: H
a
: Cost Income Ratio CIR, debt to equity ratio DER, Size bank atau
ukuran perusahaan, Return On Asset ROA, Earnings Per Share EPS, dan Non Performing Loans NPL berpengaruh signifikan secara
simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-
2013.
47
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. MenurutSugiyono 2007:30 desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab
akibat antara variabel independen variabel yang mempengaruhi danvariabel dependen variabel yang dipengaruhi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengunjungi situs internet
www.idx.co.id guna untuk memperoleh data yang telah di dokumentasi
berupa laporan keuangan dan laporan saham yang telah diaudit dan waktu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang telah dipublikasikan mulai
bulan agustus sampai dengan oktober 2014.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi