BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian data primer dan sekunder hasil pengumpulan data dari variabel-variabel yang dihasilkan dari kuesioner. Data sekunder merupakan data
mengenai peran YouTube sebagai media komunikasi global. Data primer merupakan data yang dihasilkan dari penarikan sampel pada mahasiswa
Universitas Sumatera Utara. Analisa data yang berdasarkan hasil kuesioner diolah dengan statistik deskriptif dengan menggunakan tabel tunggal.
IV.1. Penyajian dan Analisa Data IV.1.1. YouTube sebagai Media Komunikasi Global
YouTube: Analisis Komunikasi
YouTube adalah bagian dari fenomena komunikasi global. Karena itu perlu rasanya untuk memahami komunikasi itu sendiri. Guna memahami
komunikasi, tentu perlu dipaparkan definisinya. Hingga saat ini ada begitu banyak definisi komunikasi. Namun berdasarkan 126 definisi komunikasi yang dapat
dikumpulkan lalu dirangkum oleh Frank E.X. Dance, pada dasarnya ada 15 komponen konseptual. Beberapa di antaranya dapat membantu memahami
komunikasi jenis apa yang ada di YouTube. Hubungan yang terjadi di YouTube dapat disebut sebagai komunikasi karena merupakan pertukaran pikiran secara
verbal dengan medianya adalah video. Dalam aktifitas yang terjadi di YouTube juga terjadi proses pemahaman dan dipahami. Setelah terjadinya komunikasi di
dalam YouTube, kemudian terjadi interaksi antar para pengunjungnya.
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan berkembangnya YouTube, para pengunjungnya, meski tidak secara keseluruhan, berusaha untuk mendapatkan lebih banyak informasi
mengenai dunia yang dipahaminya sehingga keraguan tentang suatu isu atau hal tertentu akan hilang. Melalui proses penyampaian informasi dan gagasan lewat
simbol-simbol seperti kata-kata dan gambar dalam video, terjadi perpindahan dari satu orang ke orang lainnya sehingga dapat muncul penggabungan satu bagian
hidup dengan bagian hidup lainnya. Dengan adanya penggabungan tersebut akan terjadi kebersamaan; sebuah informasi yang tadi milik satu orang menjadi milik
dua orang atau lebih. Karenanya komunikasi dapat disebut sebagai saluran atau alat dalam menyampaikan pesan seperti yang dilakukan oleh para anggota
YouTube yang meng – upload video dengan pengunjung yang mengomentari video tersebut.
Video di YouTube juga seringkali merupakan hasil dari replikasi memori
para peng – upload video tersebut dari serangkain kejadian asli dalam hidupnya. Dan ketika seseorang menonton video tertentu, ia melakukan tanggapan
diskriminatif berdasarkan berbagai tujuan dan latar belakang dalam mengambil pilihan video mana yang akan ditontonnya. Demikian pula halnya ketika peng –
upload video membagikan pesan melalui video, ia melakukannya berdasarkan
stimulus diskriminatif. Misalnya, ketika seorang meng – upload video dirinya sedang bernyanyi dengan baik, ia menyampaikan hasil dari stimulus
diskriminatifnya bahwa video itu ditujukan pada para produser yang kini kerap kali mencari bakat melalui internet terutama YouTube. Keseluruhan pesan yang
disampaikan melalui video tersebut tentu memiliki tujuan tertentu sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
kepentingan komunikator untuk mempengaruhi perilaku komunikannya. Pesan yang disampaikan oleh para peng – upload video akan memerlukan waktu untuk
merubah struktur yang ada saat itu menjadi sesuai dengan keinginan si komunikator. Dan dengan adanya media YouTube, pihak-pihak yang memiliki
kepentingan dapat menyebarkan kekuasaannya melalui YouTube. Pada era informasi seperti sekarang ini, pemegang informasi serta media informasi
memiliki kuasa yang sangat besar. Jadi, dari ke-15 konsep Dance yang membantu penyederhanaan definisi komunikasi, YouTube dapat dijelaskan oleh
keseluruhannya. Teori komunikasi lainnya dapat memberikan kita pemahaman mengenai
tingkatan dari komunikasi di mana YouTube berada. Seperti yang dikatakan Moises Naim bahwa globalisasi kontemporer adalah globalisasi yang individual,
maka YouTube juga memiliki peran dalam tingkatan komunikasi intrapersonal. Tentunya ketika seseorang menonton video di YouTube, timbul interpretasi
tersendiri yang kemudian akan membentuk pemahaman orang tersebut akan isi dari video tersebut juga membentuk cara pikirnya akan dunia secara keseluruhan.
Melalui syaraf dan indera yang kemudian membentuk pemahaman, seorang remaja Asia, misalnya, dapat berpendapat bahwa budaya Barat lebih unggul
karena lebih banyak mendapat rating baik dan komentar positif. Kemudian beranjak ke tingkatan interpersonal di mana terjadi komunikasi
antara sesama pengunjung YouTube. Komunikasi ini dimungkinkan melalui pemberian komentar video yang saling membalas satu sama lain. Antara para
komunikator dan komunikan ini, terjadi perpindahan pesan yang seringkali
Universitas Sumatera Utara
dilakukan sebagai usaha untuk meyakinkan orang lain akan pesan yaitu pendapatnya akan video tersebut.
Tingkatan terakhir adalah tingkatan komunikasi massa yang dapat dibentuk oleh YouTube. Dalam tingkatan inilah YouTube berada dan benar-benar
berbeda dengan media yang lainnya. Karena YouTube memberikan informasinya dan menjadi alat komunikasi begitu banyak orang dengan cakupan global
mengenai berbagai jenis isu dari berbagai kelompok dan organisasi. Pada tingkatan ini pulalah, YouTube dapat dilihat sebagai bagian dari
sebuah struktur komunikasi global. Struktur komunikasi global saat ini cenderung timpang di mana komunikator lebih banyak berasal dari Utara atau negara-negara
maju sementara komunikan dari Selatan atau negara-negara berkembang. Meski video
yang ada di YouTube, demikian pula dengan pesan yang ada di dalamnya juga, dapat diakses oleh semua orang, kehadiran teknologi internet yang masih
timpang antara Utara dan Selatan menjadi batasan tersendiri sehingga video-video tersebut masih banyak berasal dari Utara. Hal lain yang mengganggu adalah sudut
pandang yang digunakan. Meski kemudian video tersebut berasal dari Selatan, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang Utara, yang dalam hal ini
pembagian tepatnya adalah Barat dan Timur. Seperti bagaimana para remaja di Asia meng – upload video mereka yang tengah menyanyikan musik rap seperti
halnya para remaja di Barat. Proses produksi dalam media komunikasi global memiliki sejumlah faktor
yang berpengaruh. Meski demikian, YouTube yang merupakan media informal, dibandingkan dengan saluran berita seperti CNN dan Al-Jazeera, memiliki
Universitas Sumatera Utara
struktur yang lebih sederhana. Salah satu dari faktor tersebut adalah kepemilikan. Kepemilikan YouTube juga memiliki pengaruh dalam penyampaian pesan yang
ada dalam video yang di – upload di situs tersebut. Dalam kasus YouTube, pengaruh pemilik memang tidak membentuk isi dari video sebab video-video
tersebut dibuat oleh orang yang berbeda dengan pemiliknya. Namun, terdapat nilai-nilai implisit yang disampaikan pemiliknya melalui keberadaan YouTube itu
sendiri. YouTube adalah sebuah produk dari 3 orang warga Amerika Serikat. Di negara itu, nilai-nilai liberalisme seringkali merupakan hal yang dianggap lumrah
atau given by nature. Sehingga ketika membuat YouTube, ketiga pemiliknya ini menerapkan sejumlah nilai dasar liberalisme di dalamnya.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah seberapa canggihnya teknologi yang ada. Seperti telah disebutkan di atas, teknologi internet yang merupakan
komponen utama untuk dapat mengakses YouTube, berbeda di tiap region dan umumnya lebih berkembang di Utara daripada Selatan. Teknologi lain yang
berpengaruh juga adalah teknologi yang digunakan oleh pembuat video ketika merekam pesan yang ingin disampaikan. Kualitas gambar, kekreatifan tampilan,
dan berbagai faktor lain tentu mempengaruhi efektifitas penyampaian pesan melalui YouTube. Dan dapat dilihat bagaimana penduduk negara maju dapat
memberikan pesan yang dikemas dengan teknologi yang lebih modern daripada penduduk negara berkembang.
Yang menarik dari YouTube adalah karena terdapat banyak tujuan yang dipersepsikan. Hal ini karena tujuan dari penyampaian pesan melalui video
melibatkan bukan hanya pemilik atau pengelola YouTube, tapi juga pembuat
Universitas Sumatera Utara
video , peng – upload video serta pihak yang terlibat dalam pembuatan sebuah
video . Masing-masing dari tujuan dan kepentingan tersebut kemudian menyatu
dalam sebuah video yang ditayangkan di YouTube. Kemudian video tersebut dikomentari oleh pengunjung YouTube yang dapat berperan tidak hanya sebagai
komunikan tapi juga komunikator. Sebab pesan dari video tersebut dapat diputarbalikkan sama sekali dari keinginan pemiliknya oleh pemberi komentar
melalui komentarnya mengenai video tersebut. Sehingga di dalamnya kemudian bertambah pula kepentingan pengomentar.
YouTube: Bagian dari Globalisasi
YouTube hadir melalui keberadaan internet yang merupakan bagian dari perkembangan teknologi. Dan jika dilihat dari rentangan sejarah, teknologi dan
globalisasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan; beberapa kalangan bahkan menyatakan bahwa hubungan keduanya sangat kausalistik yang
menimbulkan perdebatan hen and egg atau telur dan induk ayam. Menurut kalangan yang menganggap bahwa globalisasi merupakan fenomena yang dimulai
pada abad ke-19, globalisasi terjadi ketika perdagangan antara negara meluas dan proses produksi makin cepat akibat industrialisasi. Kedua fenomena ini,
perdagangan internasional dan industrialisasi, tentu tidak akan terwujud tanpa adanya alat yang tercipta dari perkembangan teknologi. Perdagangan internasional
menjadi maju karena adanya perkembangan dalam pembuatan kapal-kapal dagang yang lebih tangguh dan tentunya industri menjadi lebih pesat karena adanya mesin
uap.
Universitas Sumatera Utara
Demikian pula halnya dengan globalisasi kontemporer. Dalam artikelnya, Anthony McGrew menyebutkan bahwa terdapat 3 faktor atau kekuatan sosial
penyebab globalisasi yang saling berkaitan yaitu teknik perubahan teknologi dan organisasi sosial, ekonomi pasar dan kapitalisme, dan politik pemikiran,
kepentingan dan institusi. Teknologi atau teknik penting karena tanpa adanya infrastruktur komunikasi modern, globalisasi yang terlihat terutama dalam
ekonomi dunia seperti sekarang ini tidak mungkin terjadi. Dalam hal ini, salah satu teknik yang dimaksud adalah internet.
Seorang pengamat hubungan internasional, Moisés Naím, juga menyatakan perbedaan antara globalisasi gelombang sebelumnya dengan
globalisasi kontemporer yang disebutnya sebagai globalisasi individual: “Take a broader definition of globalization that includes not just
trade and investment, and you compare it with the 19th century. When the telegraph came, there was this furor of communication
around the world. But the telegraph was mostly used by institutions. Instead, the Internet is being used by teenagers that get
together with like-minded teenagers across the world. There are all sorts of like-minded groups, interest groups, people that share
interests, passions, technologies, hobbies, who get together across borders and create virtual communities that have all sorts of
activities and capabilities and develop all sorts of new political dynamics. That is irreversible, because as Mr.Barfield said, you
can control the Internet but there are limits to how much you can control it. So the cat is out of the bag. People are organizing. We
have more—this is more individual globalization than we have ever seen in history. The prior waves of globalization were institutional,
were commercial, where the central actors were trading companies. Today there is a globalization of individuals, and that
is a very important difference” “Ambillah sebuah definisi yang lebih luas tentang globalisasi yang
memasukkan tidak hanya perdagangan dan investasi, dan Anda bandingkan dengan abad ke-19. Ketika telegraf datang, terjadi
komunikasi di seluruh dunia. Tetapi telegraf digunakan sebagian besar oleh institusi. Sebaliknya, internet digunakan oleh remaja
yang berkumpul dengan remaja yang sepikiran di seluruh dunia.
Universitas Sumatera Utara
Ada banyak kelompok sepikiran, kelompok kepentingan, orang- orang yang berbagai kepentingan, kegemaran, teknologi dan hobi,
yang berkumpul bersama lintas batas dan menciptakan komunitas virtual yang memiliki semua jenis kegiatan dan kemampuan serta
mengembangkan semua jenis dinamika politik yang baru. Hal ini tidak dapat diputar balik, karena seperti yang dikatakan Tuan
Barfield, Anda dapat mengontrol internet tapi ada batasan sejauh mana Anda dapat mengontrolnya. Jadi kucingnya telah dikeluarkan
dari tas. Orang-orang mengatur. Kita memiliki – ini adalah globalisasi yang lebih individual daripada yang pernah kita lihat
dalam sejarah. Gelombang globalisasi sebelumnya adalah institusional, komersial, di mana aktor utamanya adalah perusahaan
dagang. Sekarang terdapat globalisasi individual dan hal ini adalah perbedaan yang sangat penting.”
Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa teknologi memerankan bagian yang vital dalam globalisasi. Dan internet, adalah yang paling membedakan globalisasi
kontemporer dengan globalisasi masa sebelumnya dan pada akhirnya merubah wajah globalisasi itu sendiri menjadi seperti sekarang ini.
YouTube yang merupakan bagian dari fenomena jaringan internet merupakan hal yang baru dalam dunia hubungan internasional. Meski demikian,
pengaruhnya cukup besar dan luas. Jika internet mampu menyusutkan dunia ke dalam sebuah komputer, maka YouTube dapat memberikan informasi dalam
bentuk video. Karena itu, jika gambar dapat berbicara seribu kata, maka gambar bergerak dan kata-kata yang terekam tentunya dapat berbicara jauh lebih banyak
dari seribu kata. Peranan YouTube dalam globalisasi lebih dari sekedar memberikan
informasi. Salah satu definisi globalisasi yang diungkapkan Anthony Giddens mengatakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
“Globalization is the intensification of worldwide social relations which link distant localities in such a way that local happenings
are shaped by events occurring many miles away and vice versa.” “Globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial dunia yang
menghubungkan lokalitas yang jauh dengan cara tertentu hingga peristiwa lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil
jauhnya dan demikian pula sebaliknya”.
Jika diteliti lebih lanjut, maka YouTube dapat membuat hubungan sosial dunia menjadi lebih intens dengan kemampuannya menyiarkan rekaman video
dari berbagai belahan dunia mengenai hal-hal yang terjadi di suatu tempat tertentu kepada seluruh dunia. Dengan makin intensnya hubungan sosial dunia, YouTube
membuat globalisasi terasa menjadi lebih nyata. Salah satu contohnya adalah ketika para penonton video-video yang ada di
YouTube kerap meninggalkan komentar mengenai isi video tersebut. Tidak jarang, komentar tersebut akan menimbulkan diskusi yang panjang antara para
penonton. Dari komentar yang sambung-menyambung tersebut, para penonton YouTube berperan sebagai komunikator dan komunikan yang saling memberikan
dan memperoleh pesan. Komunikasi yang timbul karena komentar pada video YouTube tersebut telah menciptakan sebuah bentuk interaksi sosial yang berjarak
jauh, lintas batas negara, dan berada dalam sebuah medium yang maya dan tidak kasat mata tetapi dapat memberikan ruang yang sama efektifnya dengan medium
yang nyata. Dengan adanya komunikasi dengan media baru ini, sulit untuk mengingkari keberadaan, terlebih manfaat, dari globalisasi.
Tidak hanya membentuk interaksi antar individu, YouTube juga mendukung berkembangnya globalisasi ekonomi. Sebagai penyedia informasi
atau pesan, YouTube kerap digunakan sebagai sarana iklan. Penggunaan
Universitas Sumatera Utara
YouTube tentu sangat beralasan. Bukan hanya jangkauannya yang mencakup seluruh dunia, fitur YouTube yang menggunakan video juga dapat memberikan
informasi mengenai produk secara lebih detil dan lebih tepat dengan citra yang diinginkan oleh penjualnya. Dengan pemasangan iklan di YouTube, perdagangan
produk yang dimaksud menjadi lebih maju. Perdagangan yang maju akan menyuburkan industri terkait dan kemudian membangun perekonomian yang
cakupannya global karena pemasang iklan tidak hanya berasal dari region tertentu, tapi dari seluruh penjuru dunia.
Meski digunakan oleh berbagai macam industri, pengguna utama dari iklan dalam YouTube adalah industri hiburan. Para penyanyi dan produser film
berbondong-bondong menjajakan hasil karyanya di situs ini. Biasanya, jika penyanyi, band atau film akan mengeluarkan karya baru, mereka akan
menayangkan cuplikan karya mereka di YouTube terlebih dahulu untuk mengetahui reaksi pasar atau sekedar untuk sarana iklan dan sosialisasi. Sejumlah
karya bahkan terbatas disiarkan hanya pada YouTube seperti film kontroversial “Fitna, The Movie”
. Kespesifikan ini salah satunya adalah karena pada awal kemunculannya, YouTube lebih banyak digunakan untuk aktifitas informal yang
sifatnya hiburan, hingga YouTube identik dengan hiburan yang didapat di video- video
yang dimasukkan pada situs ini. Keidentikan ini membantu memberikan manfaat pemasangan iklan yang lebih banyak terhadap industri hiburan daripada
industri lainnya.
Universitas Sumatera Utara
YouTube: Penyebar Nilai Liberalisme
Berbicara tentang globalisasi, tentunya sulit untuk mengesampingkan kehadiran liberalisme di dalamnya. Dan YouTube sebagai bagian dari
infrastruktur komunikasi globalisasi kontemporer, turut mengadopsi paham tersebut atau setidaknya nilai-nilai dari paham tersebut. Nilai-nilai liberalisme
yang diadopsi oleh YouTube adalah kebebasan dan kesetaraan. Nilai kebebasan terlihat dari bagaimana dengan bebasnya para pemakai YouTube dapat
memasukkan video mereka ke dalam situs tersebut. Video yang dimasukkan, atau di – upload, pada dasarnya dapat tentang apa saja. Bisa yang bersifat formal
seperti video tentang liputan konferensi internasional atau yang tidak formal seperti video keluarga. Kebebasan berekspresi hanya dibatasi oleh sejumlah
ketentuan seperti tidak boleh adanya pornografi dan pornoaksi. Kebebasan juga terlihat dalam penyampaian komentar mengenai video yang ada oleh para
penontonnya. Di YouTube kita tidak hanya dapat menonton, tapi juga dapat berkomentar tentang video yang telah kita tonton. Konsep freedom of speech ini
merupakan salah satu nilai yang sangat kental dengan liberalisme. Walaupun terkadang komentar tersebut menimbulkan perdebatan bahkan konflik sosial
seperti yang terjadi pada video film mengenai Al-Quran, freedom of speech tidak dihilangkan dari YouTube dan tetap menjadi salah satu keunggulannya.
Nilai kesetaraan juga terlihat dalam YouTube. Bagaimana setiap orang, terlepas dari nasionalitas, ras, dan kelas ekonominya, dapat meng – upload video
mereka ketika mereka telah terdaftar sebagai anggota dari situs tersebut menyiratkan pesan kesetaraan di dalamnya. Kesetaraan menjadi lebih kental
Universitas Sumatera Utara
dalam pemberian komentar dan penilaian rating sebuah video karena setiap pengunjung situs ini, bahkan yang bukan anggota YouTube, berhak atas kedua hal
tesebut. Kebebasan dan kesetaraan ini kemudian membentuk sebuah keadaan yang sangat mirip dengan sistem demokrasi di mana setiap orang dapat dengan
bebas menilai memberikan rating dan menentukan video mana yang lebih baik dari yang lain.
YouTube: Aktor Pluralisme
Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat dilihat bagaimana YouTube merupakan bagian dari dunia global kontemporer. Salah satu faktor yang menjadi
ciri khas dunia global kontemporer adalah sifat transnasionalnya, dan YouTube memiliki ciri tersebut. YouTube bahkan dapat membentuk sebuah komunitas
transnasional. Komunitas ini dapat terbentuk karena adanya interaksi antara anggotanya melalui komunikasi dalam bentuk komentar yang saling berbalasan.
Komunitas transnasional ini memiliki pengaruh dalam dinamika hubungan internasional. Seperti yang terjadi dalam kasus video film mengenai Al-Quran.
Dari komentar yang timbul akibat video ini, muncul sebuah komunitas transnasional yang bersama-sama membahas mengenai film ini. Pendapat yang
berkembangpun mengarah kepada ketersinggungan salah satu bagian dari komunitas tersebut yaitu bagian komunitas Islam. Bagian dari komunitas tersebut
kemudian meminta permintaan maaf dari pembuat film tersebut. Informasi mengenai film ini sendiripun kemudian berkembang dan menimbulkan gelombang
protes dari kaum Muslim di seluruh dunia yang mengecam film tersebut dan menuntut permintaan maaf dari produser dan pembuat film tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Komunitas transnasional YouTube berperan di sini karena YouTube merupakan satu-satunya media yang menayangkan film ini secara global. Pembuat
film ini, Geertz Wilders, memang telah mengumumkan akan membuat sebuah film
mengenai ayat-ayat Al-Quran yang dianggap sebagai pemicu kekerasan berbasis agama Islam, namun tanpa adanya informasi dari anggota komunitas ini, orang-
orang yang tidak memiliki akses atau tidak mengetahui mengenai film ini, tidak akan bereaksi sehingga gelombang demonstrasi yang demikian besar tidak akan
terjadi. Setelah adanya gelombang protes dan demonstrasi tersebut, maka pemerintah Belanda akhirnya membuat pernyataan yang menyatakan permintaan
maaf terhadap pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan adanya video film tersebut meski tidak memaksa pembuat film tersebut untuk meminta maaf karena
prinsip kebebasan berpendapat yang dijunjung oleh negara tersebut. Video
yang di – upload dalam YouTube tidak hanya yang berunsur hiburan atau politis. Tidak sedikit dari video-video tersebut yang memiliki nilai
atau unsur berita. YouTube bahkan seringkali memiliki video dari sebuah peristiwa dengan unsur berita lebih dahulu dari stasiun televisi atau media massa
lainnya. Hal ini bukan hanya karena kesederhanaan dalam memasukkan rekaman tersebut ke dalam YouTube, tapi juga karena para pengambil rekaman tersebut
pada umumnya adalah orang biasa. Jika kantor berita atau media massa lainnya biasanya menggunakan reporter yang jumlahnya terbatas, maka YouTube
didukung oleh sejumlah warga biasa yang berada di tempat kejadian namun tersebar hampir di penjuru dunia. Dengan dukungan kemajuan teknologi, warga
biasa dari sebuah daerah ini kemudian meng – upload rekamannya ke YouTube
Universitas Sumatera Utara
yang kemudian ditonton sebagai berita bagi pengunjung situs tersebut. Proses ini disebut citizen journalism. Dan kehadiran YouTube makin menyuburkan
tumbuhnya citizen journalism tersebut. Maraknya citizen journalism ini bahkan mendorong YouTube untuk meluncurkan sebuah saluran baru yang bernama
Citizen News . Saluran ini akan menggarisbawahi citizen journalism terbaik yang
di – upload di YouTube sekaligus menjadi referensi situs berita di internet. Kehadiran YouTube sebagai pemberi informasi dengan muatan berita di
dalamnya tidak hanya memberikan referensi baru untuk mencari berita, tapi YouTube juga memberdayakan masyarakat yang ingin turut memberitakan
peristiwa seputar lingkungannya. Berita yang disiarkan di YouTube tersebut memiliki efek yang sama, bahkan mungkin lebih besar, dengan efek yang dimiliki
siaran saluran berita. Ia dapat pula membentuk opini publik bahkan mungkin pula gerakan sosial. Langkah YouTube membuka sebuah saluran baru di YouTube
yang berisi kumpulan video hasil citizen journalism yang kemudian akan dinilai oleh pengujung situs itu juga membuka kesempatan akan komunitas transnasional
jenis lainnya yang terdiri atas para warga biasa yang gemar berkecimpung dalam citizen journalism
. Komunitas transnasional lain yang kini tengah berkembang di dunia maya,
termasuk di dalamnya YouTube, adalah komunitas etnis atau bangsa tertentu baik yang bersifat diaspora ataupun yang merupakan warga suatu negara. Mereka
memiliki asosiasi yang begitu kuat dengan etnisitas atau nasionalisme dan mengekspresikannya di internet. Seperti perdebatan yang dilakukan oleh warga
Jepang dan Korea Selatan mengenai sejarah imperialisme Jepang di Korea Selatan
Universitas Sumatera Utara
atau antara warga Pakistan dan India mengenai dataran tinggi Kashmir atau warga Indonesia dengan Malaysia mengenai klaim budaya. Ekspresi yang dilakukan
tidak hanya dengan berdebat mengenai isu yang berkaitan dengan negara atau etnis mereka, tapi juga dengan mempublikasikan informasi mengenai negara atau
etnis masing-masing. Bentuk dari informasi tersebut beragam. Salah satu contohnya adalah etnis atau bangsa Asiria. Asiria tidak memiliki negara sendiri
karena daerah yang dahulunya merupakan wilayah mereka kini terbagi antara Irak, Iran, Suria, dan Turki. Etnis ini sendiri kemudian menyebar ke seluruh
dunia. Namun keadaan tempat mereka berada tidak memungkinkan mereka untuk melestarikan budaya mereka. Maka melalui YouTube, mereka mempertunjukkan
musik tradisional Asiria sekaligus menjaga kelestarian budaya mereka. Fenomena nasionalisme etnis atau negara dalam internet ini disebut e-nationalism. Dan
YouTube merupakan salah satu media yang memberikan sarana bagi e- nationalism
. Jika kita mengamati peranan yang diambil oleh YouTube dalam bidang
informasi dan komunikasi, dapat diperkirakan dampak yang akan dibawanya pada dunia internasional. Seperti contoh yang telah dikemukakan di atas, pemberitaan
dan komunikasi yang tercipta di YouTube sangat mungkin menjadi sebuah diskursus dalam masyarakat di dunia nyata bahkan mungkin pula menimbulkan
konflik yang berujung pada gerakan sosial. Dalam contoh mengenai film “Fitna The Movie”
yang telah disebutkan sebelumnya, telah terbukti bagaimana sebuah video
yang di – upload di YouTube dapat membangkitkan opini publik, menyebabkan konflik yang mungkin menjadi sebuah gerakan sosial seperti
Universitas Sumatera Utara
demonstrasi menuntut permintaan maaf dari pembuat film “Fitna The Movie” oleh kalangan masyarakat Muslim seluruh dunia.
Dari fenomena-fenomena yang disebutkan di atas, YouTube membuktikan bagaimana sebagai sebuah media ia memiliki begitu banyak peran dan fungsi
dalam hubungan internasional. Peranan dan fungsi ini kemudian menjadi sangat sentral dalam mendukung pluralisme yang menyatakan bahwa aktor hubungan
internasional saat ini tidak hanya negara tapi juga elemen lain dalam negara atau yang aktor transnasional. sumber: Makalah Broadcasting The World: YouTube,
UNPAD 2009
IV.2. Teknik Pengolahan Data