banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio danatau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan
lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film Effendy, 1986:26.
Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi: komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat Rakhmat, 2003:189.
Effendy 1993:50 mendefinisikan komunikasi massa sebagai penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah
orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.
II.2.2 Bentuk-Bentuk Media Massa
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi
karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung
pada sumberahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu dalam Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004: 103.
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa tradisional dan media massa modern.
II.2.2.1 Media Massa Tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa dimana terdapat ciri-ciri seperti:
Universitas Sumatera Utara
a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi
informasi yang mereka terima. d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. Nurudin, 2007
Macam-macam Media Massa Tradisional 1. Surat Kabar
Menurut Agee et. al, 2001: 108, secara ketomporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah: 1 to inform menginformasikan
kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia; 2 to comment mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke
dalam fokus berita; 3 to provide menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan saja melalui pemasangan iklan di media. Sedangkan fungsi
sekunder media, adalah: 1 untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangan diperlukan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu; 2 memberikan hiburan
kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus; 3 melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.
Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima
periode yakni masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta zaman orde lama dan serta orde baru.
Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat
Indonesia. Dari empat fungsi media massa informasi, edukasi, hiburan dan persuasif, fungsi
yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik
artikel ringan, feature laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik, rubrik-rubrik bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula fungsinya
Universitas Sumatera Utara
mendidik dan memepengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya
bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang kosntruktif. Elvinaro, 2007: 111-112
2. Majalah
Edisi perdana majalah yang diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan 1930- an memperoleh kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri dan
membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika. Munculnya nama-nama majalah seperti Scientific American, Psychology Today dan Playboy secara aktif membentuk
segmen pembaca baru Dominick, 2000: 209. Menurut Dominick pula, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama,
yakni: 1 general consumer magazine majalah konsumen umum; majalah konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang diiklankan pada halaman-halaman
ternteu, konsumen majalah ini siapa saja; 2 business publication majalah bisnis; melayani secara khusus informasi bisnis, industri atau profesi dan pembacanya terbatas pada kaum
profesional; 3 literacy reviews and academic journal kritik sastra dan majalah ilmiah; pada umumnya memiliki sirkulasi di bawah 10 ribu, dan banyak diterbitkan oleh organisasi-
organisasi nonprofit, universitas, yayasan atau organisasi profesional; 4 newsletter majalah khusus terbitan berkala; Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4-8
halaman dengan perwajahan khusus pula; Media ini didistribusikan secara gratis atau dijual secara berlangganan; 5 public relations magazine majalah humas; diterbitkan oleh
perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan dan pemegang saham; Jenis publikasi penerbitan ini berbeda sedikit dengan periklanan, kendati
menjadi bagian dari promosi organisasi atau perusahaan yang mensponsori penerbitan. Dominick, 2000: 209
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda
satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negeri, dan fungsi berikutnya
adalah hiburan. Majalah wanita dewasa Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi
dan mendidik mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian Trubus fungsi
Universitas Sumatera Utara
utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya mungkin informasi.
3. Radio Siaran
Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio
adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop,
rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya Dominick. 2000: 242. Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja: di tempat tidur ketika orang
akan tidur atau bangun tidur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya. Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang
produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu. Elvinaro, 2007: 121 Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda,
penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman Orde Baru. Mark W. Hall dalam buku Broadcast Journalism mengemukakan bahwa perbedaan
mendasar antara media cetak dengan radio siaran ialah media cetak dibuat untuk konsumsi mata, sedangkan radio siaran untuk konsumsi telinga. Sebaiknya kita ingat kembali ciri-ciri
komunikasi massa, yang membedakan media massa satu dengan media massa lainnya adalah stimulasi alat indera.
Universitas Sumatera Utara
4. Televisi
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan
bantuan satelit diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave wireless cables yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi
tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite DBS. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya
perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari. Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24
Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat
TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun station call hingga sekarang Effendy, 1993: 54. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala
kesederhanannya. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya surat kabar dan radio
siaran, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya untuk memperoleh informasi. Elvinaro, 2007: 137
Universitas Sumatera Utara
5. Film
Gambar bergerak film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televise dan
film video laser setiap minggunya. Di Amerika Serikat dan kanada lebih dari satu juta tiket film terjual setiap tahunnya Agee, et. al., 2001: 364.
Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi
imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika keindahan yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang
memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistic film itu sendiri Dominick. 2000: 306.
Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 19271928
Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Conat dan Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu
dan diusahakan oleh orang-orang Belanda dan Cina. Film bicara yang pertama berjudul Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R, Mochtar berdasarkan naskah seorang
penulis Indonesia Saerun. Elvinaro, 2007: 144 Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin
memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun
1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building
Effendy, 1981: 212.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2.2 Media Massa Modern