Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook Dan Minat Beli (Studi Korelasional Antara Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook Dengan Minat Beli Siswi SMA Negeri I Medan)

(1)

WOMEN'S APPAREL SALES PROMOTION AND INTEREST BUY ON FACEBOOK

(Correlational Study Between Women's Clothing Sales Promotion On Facebook With Interest in Buying Students SMA Negeri I Medan)

ISABELLA DELIANA SIMAMORA

080904113

DEPARTMENT OF SCIENCE COMMUNICATION SCIENCE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook Dan Minat Beli (Studi Korelasional Antara Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook

Dengan Minat Beli Siswi SMA Negeri I Medan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di

Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang digunakan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen kemudian apabila ada maka seberapa erat hubungannya, dan berarti atau tidak hubungan tersebut. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 696 orang. Penarikan sampel menggunakan rumus Taro Yamane dan didapat sampel populasi dalam penelitian ini berjumlah 87 orang. Untuk memilih populasi yang 87 orang tersebut, dipakailah teknik penarikan Sampling yang sesuai yaitu Proportional Stratified Sampling yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dan dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu, sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogeny. Kemudian teknik yang terakhir digunakan ialah Simple Random Sampling. Teknik sampling ini merupakan sampel acak sederhana dengan mengambil sampel dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dan diundi setiap kelasnya. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu melalui literatur dan sumber bacaan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesis. Dari uji hipotesis koefisien korelasi tata jenjang (Rank-Order Corelation) Spearman diperoleh hasil 0.281 dan skala Guilford digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan kedua variabel tersebut. Hasil 0.281 berada pada skala 0.20-0.39 yang menunjukkan hubungan rendah tapi pasti antara promosi penjualan dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan. Pengujian tingkat signifikansi pengaruh menggunakan rumus Kp = (rs)² x 100%, dimana rs = 0.281 sehingga besarnya faktor hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di

Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan sebesar 7.9%, dan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih, dan karunia yang diberikanNya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Peneliti juga menyampaikan terima kasih yang luar biasa kepada orang tua Bapak tercinta Hercules Simamora, dan Ibunda tercinta Remedi Sagala S.Pd yang memberikan kasih sayang, cinta, semangat, nasehat, serta doa yang tulus kepada peneliti. Semua itu merupakan hadiah yang tidak terukir betapa berharganya kebahagian yang diberikan ke pada peneliti. Rasa terima kasih juga peneliti sampaikan kepada kakak tercinta Sarah Betty Tiomsi Simamora, SE.Par, Adik tercinta Jerry Hanna Simamora, dan Agatha Natami Simamora. Terima kasih atas dukungan, semangat, cinta, dan doanya, semoga kita dapat melanjutkan kesarjanaan kita ketingkat yang lebih tinggi dan bermanfaat bagi Kemuliaan nama Tuhan dan sesama.

Pada kesempatan ini, peniliti juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan meluangkan waktunya diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU.

2. Ibu. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.


(4)

3. Ibu. Dra. Inon Beydha, Phd, selaku Dosen Wali penulis yang telah membantu selama masa perkuliahan

4. Ibu Yovita Sabarina Sitepu, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis tercinta yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan bimbingan yang luar biasa, serta meluangkan waktu, tenaga, kesabaran, dan kekompakan seperti kakak dan adek dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen di Departemen Ilmu Komunikasi terima kasih atas ilmu dan pengajarannya kepada peneliti.

6. Seluruh Pegawai administrasi FISIP USU, Kak Ros, Kak Maya, Kak Cut, Bang Ria atas semua bantuannya dalam mengurusi administrasi.

7. Keluarga besar Simamora, dan keluarga besar Sagala beserta sepupu, Hotman Manullang ST, Alfida Silaban, Tika Hutagalung, kakak, dan abang semua dimana saja, terima kasih atas doanya selama ini.

8. Ibu Kepala Sekolah SMA Negeri I Medan Dra. Hj. Rebekka Girsang atas bimbingan dan pengarahannya kepada peneliti.

9. Seluruh bapak dan ibu guru SMA Negeri I Medan khususnya bapak Drs. Hasibuan kordinator BK atas bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam membantu kuesioner pada saat dilapangan.

10.Terima kasih kepada adik siswi-siswi SMA Negeri I Medan atas kerjasamanya sehingga kuesionernya dapat diisi dengan baik.

11.Untuk yang terkasih Immanuel Elyas Pehulisa Bukit S.Sos, yang menjadi seorang sahabat, dan abang selama 5 tahun lebih dalam membimbing,


(5)

memberikan arahan, serta diskusi khususnya diskusi politik. Semoga ilmu yang kita dapat berguna bagi KemuliaanNya, bangsa, dan sesama kita.

12. Seluruh teman-teman Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya stambuk 2008 yang terbaik Frianto Naibaho S.Sos yang telah meluangkan mengajariku dan masukan yang berarti, Sertina Waruwu makasih buat dukungannya, Jeffry Susanto Bangun S.Sos, Fadillah Sonia dan semua yang telah mendukung. 13.Kepada teman-teman SMA ku Speak Maroeq Wistin Monica Gulo alias

Ntien, Kartika Fidesia Purba, Mariana Florensia Naibaho, dan khusunya Dewi Sartika Ginting, atas semua kesabaran, kesetiaan, dan masukan untuk penelitian ini. Terima kasih untuk semuanya, sukses buat kita semua ya sayang. Tuhan memberkati.

14.Kepada kakanda, abang, kakak, dan teman-teman mahasiswa Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) FISIP USU, biarlah kita semua satu adanya. Terima kaih untuk dukungan dan diskusi selama menjadi mahasiswi di FISIP USU. Ut Omnes Unum Sint, Syaloom.

15.Kepada teman-teman kecilku di Jl. Bunga Ester II., teman-teman TK. Kembang Jaya II, teman-teman SD Methodist I Medan, teman-teman SMP Negeri I Medan, dan Teman-teman SMA Negeri I Medan khususnya kelas XII IPA 5 stambuk 2008, Paduan Suara Sola Gratia SMA Negeri I Medan khusunya angkatan X, dan senior terpercaya Nobel Silitonga S.Sos.

16.Kepada teman-teman di Naposobulung HKBP (NHKBP) Kemenangan, yang telah bersama-sama memberikan talenta bernyanyi untuk Tuhan, dan doa serta dukungan yang besar kepada peneliti.


(6)

17.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu. Terima kasih atas doa dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini, Tuhan memberkati kita semua.

Medan, Juni 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak……….i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...vi

Daftar Tabel...ix

Daftar Gambar...xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah...1

I.2 Perumusan Masalah...5

I.3 Pembatasan Masalah...5

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian...5

I.4.2. Manfaat Penelitian...6

I.5 Kerangka Teori………...7

I.5.1. Komunikasi Massa, Media Baru, dan Media Sosial...7

I.5.4. Komunikasi Pemasaran...13

I.5.6. Teori AIDDA...15

I.5.7. Minat Beli...16

I.6 Kerangka Konsep...18

I.7 Model Teoritis...20

I.8 Operasional Variabel...20

I.9 Defenisi Operasional...22


(8)

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Massa, Media Baru, dan Social Media.

II.1.1. Defenisi Komunikasi Massa...25

II.1.2. Defenisi Media Baru...26

II.1.3. Social Media (Facebook).....27

II.2. Komunikasi Pemasaran II.2.1. Sejarah Komunikasi Pemasaran...30

II.2.2. Defenisi Komunikasi Pemasaran...32

II.2.3. Proses Kegiatan Pemasaran...34

II.2.4. Unsur Komunikasi Pemasaran...36

II.2.5. Bauran Pemasaran...37

II.2.6. Kegunaan Komunikasi Pemasaran...39

II.2.7. Promosi Penjualan………...40

II.2.8. Tujuan Promosi Penjualan...41

II.2.9. Bauran Promosi (Promotional Mix)...42

II.2.10. Alat-alat Promosi Penjualan...43

II.3. Teori AIDDA...44

II.4. Minat Beli...46

BAB III Metodologi Penelitian III.1. Metodologi Penelitian III.1.1. Metode Penelitian ...49

III. 1.2. Lokasi Penilitian...50

III.2. Populasi dan Sampel II.2.1. Populasi...50


(9)

II.3. Teknik Penarikan Sampel

III.3.1. Proportional Stratified Sampling...52

III.3.2. Simple Random Sampling...57

III.4. Teknik Pengumpulan Data...58

III.5. Teknik Analisis Data...58

III.6. Deskriptif Lokasi Penelitian III.6.1. SMA Negeri I Medan...61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pengumpulan Data ...68

IV.2 Teknik Menganalisa Data...69

IV.3. Analisa Tabel Tunggal IV.3.1. Karakteristik Responden...71

IV.3.2. Variabel Bebas (X)...75

IV.3.3. Variabel Terikat (Y)...89

IV.4. Analisa Tabel Silang...103

IV.5. Hasil Uji Hipotesis...113

IV.6. Pembahasan...115

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan...119

V.2. Saran...120 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

I.1 Operasional Variabel...21

III.1 Daftar Populasi Siswi SMA Negeri I Medan...51

III.2 Penarikan Sampel...54

III.3 Daftar Nama Kepala Sekolah...63

III.4 Kondisi Siswa SMA Negeri I Medan...66

IV.1 Kelas...71

IV.2 Usia...72

IV.3 Uang Saku...73

IV.4 Frekuensi Belanja Online di Facebook.......74

IV.5 Tampilan Contoh Produk Sesuai Barang Asli...75

IV.6 Tampilan ContohProduk yang disukai...76

IV.7 Tampilan Contoh Produk Sesuai Ukuran...77

IV.8 Tampilan Contoh Produk Sesuai Warna...78

IV.9 Tampilan Contoh Produk Sesuai Harga...79

IV.10 Tampilan Contoh Produk Sesuai Harga...80

IV.11 Pemberian Diskon pada Event Tertentu...81

IV.12 Pemberian Diskon Pada Saat Cuci Gudang...82

IV.13 Pemberian Diskon Jika Membeli Lebih dari Satu...83

IV.14 Pemberian Diskon Sesuai Produk Yang Di Jual...84

IV.15 Pemberian Hadiah Pelanggan...85

IV.16 Hadiah Pelanggan Sesuai Produk yang Dijual...86

IV.17 Hadiah Pelanggan dan Ketertarikan Pembeli...87

IV.18 Pemberian Imbalan Bagi Pelanggan Yang Setia...88 IV.19 Memperhatikan Produk Yang Dibagikan Ke Akun FB


(11)

Pribadi...89

IV.20 Memperhatikan Produk yang Ditandai Ke Akun FB Pribadi...90

IV.21 Memperhatikan Produk yang Ditandai ke Akun FB Teman...91

IV.22 Rasa Ingin Tahu Melihat Produk Yang Dibagikan KeAkun FB Pribadi...92

IV.23 Rasa InginTahuMelihatProduk Yang Ditandai KeAkun FB Pribadi...93

IV.24 Rasa InginTahu MelihatProduk Yang DitandaiKeAkun FB Teman...94

IV.25 Motivasi Untuk MencariI nformasi...95

IV.26 Produk yang Ditawarkan Sesuai Kebutuhan...96

IV.27 Tertarik Membeli Karena Dorongan Teman...97

IV.28 Tertarik Membeli Karena Dorongan Kerabat...98

IV.29 Berbelanja Online Melalui Handphone.....99

IV.30 Berbelanja Online Melalui Internet...100

IV.31 Belanja Online Karena Menghemat Waktu...101

IV.32 Belanja Online Karena Menghemat Tenaga...102

IV.33 Uraian Silang Antara Tampilan Contoh Produk yang disukai Dengan Produk yang ditawarkan sesuai kebutuhan...104

IV.34 Uraian Silang Antara Pemberian Diskon Dengan Rasa Ingin Tahu Melihat Produk Yang Dibagikan Ke Akun FB Pribadi...106

IV.35 Uraian Silang Antara Hadiah Pelanggan Sesuai Produk Yang Dijual Dengan Motivasi Untuk MencariI nformasi...109


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

I Model Teoritis...20 II Struktur Organisasi SMA Negeri I Medan...65


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook Dan Minat Beli (Studi Korelasional Antara Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook

Dengan Minat Beli Siswi SMA Negeri I Medan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di

Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang digunakan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen kemudian apabila ada maka seberapa erat hubungannya, dan berarti atau tidak hubungan tersebut. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 696 orang. Penarikan sampel menggunakan rumus Taro Yamane dan didapat sampel populasi dalam penelitian ini berjumlah 87 orang. Untuk memilih populasi yang 87 orang tersebut, dipakailah teknik penarikan Sampling yang sesuai yaitu Proportional Stratified Sampling yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dan dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu, sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogeny. Kemudian teknik yang terakhir digunakan ialah Simple Random Sampling. Teknik sampling ini merupakan sampel acak sederhana dengan mengambil sampel dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dan diundi setiap kelasnya. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu melalui literatur dan sumber bacaan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesis. Dari uji hipotesis koefisien korelasi tata jenjang (Rank-Order Corelation) Spearman diperoleh hasil 0.281 dan skala Guilford digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan kedua variabel tersebut. Hasil 0.281 berada pada skala 0.20-0.39 yang menunjukkan hubungan rendah tapi pasti antara promosi penjualan dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan. Pengujian tingkat signifikansi pengaruh menggunakan rumus Kp = (rs)² x 100%, dimana rs = 0.281 sehingga besarnya faktor hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di

Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan sebesar 7.9%, dan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Aktivitas ekonomi jual-beli merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat kita elakkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari kita menjumpai kegiatan jual-beli, baik kita sebagai pelakunya ataupun orang-orang di sekitar kita. Terkadang kita berperan sebagai penjual dan terkadang kita juga berperan sebagai pembeli.

Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dimana jumlah penduduknya mencapai 200 juta yang terdiri dari berbagai suku budaya dan bahasa yang berbeda. Melihat dari jumlah penduduknya yang cukup padat bahkan menduduki peringkat ke 4 negara dengan penduduk terbanyak di dunia (http://www.uniknya.com/2011/04/20/5-negara-penduduk-terbanyak-di-dunia/), maka tidak heran Indonesia merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan bagi pedagang dalam maupun luar negeri. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia mendapat julukan sebagai masyarakat dengan budaya konsumerisme yang cukup tinggi.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka cara yang digunakan dalam proses jual-belipun semakin berkembang. Dimulai dari sistem barter yang dilakukan dengan tukar menukar barang secara tatap muka, berkembang menjadi sistem penjualan dengan menggunakan proses pengiriman


(15)

yang memudahkan kegiatan jual-beli tidak hanya dalam lokasi yang sama. Hingga penjualan melalui internet atau yang biasa disebut Bussines Online.

Internet merupakan teknologi yang menghubungkan berbagai mesin komputer yang mengolah informasi di dunia ini, baik berupa server, komputer pribadi,

handphone, komputer genggam, PDA, dan lain sebagainya. Masing-masing mesin ini bekerja sesuai dengan fungsinya, baik sebagai penyedia layanan atau server maupun sebagai pengguna layanan atau client (Febrian, 2007:2).

Internet adalah suatu kumpulan jaringan komputer dari berbagai tipe, yang saling berkomunikasi dengan menggunakan suatu standar komunikasi. Saat ini ada jutaan sistem komputer dengan puluhan juta pengguna di seluruh dunia yang telah tergabung dengan internet (Andi, 2003:1). Selain sebagai layanan penyedia infomasi yang lebih mudah dan cepat, internet juga digunakan para penggunanya sebagai media sosial, seperti Friendster, Blog, Twitter, E-mail, Facebook, dan sebagainya. Selain sebagai tempat berinteraksi para penggunanya, media sosial juga dimanfaatkan sebagai tempat promosi penjualan baik secara kelompok maupun individu. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menjadikan media sosial Facebook sebagai penelitian promosi penjualan terhadap minat beli penggunanya, dikarenakan Facebook adalah media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia.

Facebook atau disingkat FB adalah suatu situs jejaring sosial yang populer yang diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, yang merupakan seorang mahasiswa Harvard University. Pada awalnya

Facebook ini sendiri keanggotaanya hanya dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard

saja, karena banyak yang tertarik dengan jejaring sosial ini, maka beberapa tahun kemudian berkembang hingga sampai ke belahan dunia. Berdasarkan situs online


(16)

yang dinamakan socialbackers.com menganalisa bahwa sampai saat ini, Facebook

masih menduduki peringkat pertama mengalahkan Texas Holdem Poker di peringkat kedua dan Youtube di peringkat ketiga. Situs tersebut juga mencatat pengguna Facebook di Indonesia tercatat sebanyak 42.919.780 orang. Persentasenya meningkat 0.76% menjadi 17.66% (http://merdeka.com/teknologi/indonesia/).

Melihat dari jumlah pengguna diatas maka banyak orang yang memanfaatkan Facebook menjadi tempat pemasaran ataupun promosi berbagai jenis barang. Misalnya saja barang-barang elektronik, kendaraan bermotor, perhiasan hingga sampai penjualan pakaian. Tentu saja dengan adanya Facebook ini dapat memudahkan proses jual-beli yang dilakukan, karena barang-barang yang akan dipasarkan bisa langsung mencantumkan gambar sehingga mempermudah bagi calon pembeli untuk memilih barang yang sesuai.

Pakaian merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Dalam sehari-hari manusia selalu menggunakan pakaian dalam berbagai aktivitas. Pakaian berfungsi untuk menutupi aurat, memberikan kenyamanan, dan juga melindungi tubuh dari panas maupun dingin dan sebagai fungsi tambahan, pakaian juga digunakan sebagai alat mempercantik diri khususnya bagi para wanita.

Pakaian tidak hanya sebagai kebutuhan hidup manusia saja, tetapi sebagai

style atau gaya dalam memperindah penampilan. Dahulu ketika kita pergi untuk berbelanja pakaian yang dibutuhkan, kita dapat pergi membeli ke pasar atau toko-toko pakaian. Tetapi diera yang semakin canggih ini tidak sedikit juga, para


(17)

konsumen memanfaatkan teknologi canggih untuk berbelanja pakaian secara online

di internet, yang tidak menghabiskan tenaga dan waktu yang terlalu banyak.

Online shop atau belanja online adalah suatu bentuk perdagangan dimana konsumen langsung membeli barang atau jasa langsung dari penjual tanpa melalui perantara dengan dibantu media internet. Promosi penjualan pakaian wanita yang biasanya dilakukan hanya dengan cara memajang pakaian di etalase-etalase toko kini bertambah dengan dengan menggunakan media Facebook. Hal ini sungguh memudahkan para penjual untuk mempromosikan barang dagangannya. Dengan adanya penjualan melalui Facebook, kini siapapun bisa menjadi seorang pedagang pakaian tanpa harus memiliki sebuah toko.

Jenjang usia pengguna Facebook secara aktif yaitu antara 15 hingga 23 tahun, maka peneliti lebih meneliti pada usia remaja. Hal ini dikarenakan pada usia remaja lebih antusias dalam hal penggunaan pakaian, dan konsumtif dalam berbelanja khususnya pakaian. Sehingga dalam pengumpulan data yang dilakukanpun akan lebih bervariasi (http:\\checkfacebook.com).

Melihat dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook


(18)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : “Sejauhmanakah hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka dibutuhkan pembatasan masalah yang jelas dan spesifik. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian iniadalah :

1. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bersifat mencari dan menjelaskan hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook, dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.

2. Objek yang diteliti adalah promosi pakaian wanita di Facebook. 3. Subjek penelitian ini adalah siswi SMA Negeri I Medan kelas X-XII.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1. Tujuan Penelitian


(19)

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat beli siswi SMA Negeri I Medan.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat promosi penjualan pakaian wanita di Facebook pada siswi SMA Negeri I Medan.

I.4.2. ManfaatPenelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapakan dapat menambah dan memperkaya bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan di lingkungan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diterima penulis selama menjadi Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, dan menambah wawasan penulis mengenai Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook Dengan Minat Beli Siswi SMA Negeri I Medan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dan masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.


(20)

I.5. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu menyusun kerangka teori yang sesuai dengan penelitiannya. Karena kerangka teori merupakan kajian tentang hubungan teori dengan berbagai faktor dalam perumusan masalah tersebut. Hal ini juga berguna untuk, mempermudah peneliti menyusun penelitian dan hasil dari penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. Wilbur Schramm menyatakan teori yaitu, merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku (Effendy, 2003:241). Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Komunikasi Massa, Komuniksai Pemasaran, Teori AIDDA, dan Minat Beli.

1.5.1. Komunikasi Massa, Media Baru, dan Media Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat kita selalu berkomunikasi untuk menjalin sebuah hubungan. Karena dengan adanya komunikasi kita akan mengetahui tentang sesuatu hal masing-masing antara satu dengan yang lainnya.

Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Coummunis yang berarti sama atau menjadikan milik brrsama. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok kepada seseorang atau kelompok lain. Menurut Mulyana (2007:80), komunikasi dikategorikan berdasarkan tingkat


(21)

(level) yang lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi. Ada empat tingkat komunikasi yang disepakati oleh para pakar yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komuniaksi organisasi, dan komunikasi massa. Kegiatan komunikasi meliputi komponen – komponen seperti sumber, pesan, saluran, penerima, gangguan, proses penyampaian, arus balik dan efek.

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan – pesan komunikasi yang sama dan mengartikan massa sebagai semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran (Wiryanto, 2005:59).

Sedangkan ciri –ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (Wiryanto, 2005:62) adalah sebagai berikut:

a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis

b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi


(22)

c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim d. Mempunyai publik yang secara tersebar.

Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunikasi kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal. Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media.

Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.


(23)

Media Baru (New Media)

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Manfaat media adalah memudahkan seseorang untuk memperoleh pesan atau informasi secara cepat.

Media baru atau new media adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh dari media baru tersebut seperti internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD. Media baru bukanlah televisi, film, majalah, buku, atau publikasi kertas (http://new-media.kompasianna.com?2010/02/05/memahami-istilah-media-baru-new-media/).

Internet merupakan alat teknologi komunikasi yang banyak dipakai masayarakat pada saat ini. Media internet ini sangat melekat dimasyarakat, karena dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat dari dalam negeri hingga ke luar negeri tanpa batas, dan produsen juga dapat berbisnis untuk mempromosikan barang ataupun jasa yang ditawarkan kepada konsumennya.

Menurut Lee M dan Carla Johnson (2007:382-383), internet juga dirujuk sebagai ruang maya atau informasi super cepat (information superhigway), dan memungkinkan transfer informasi secara elektronik. Ini merupakan jaringan global


(24)

dari komputer-komputer yang saling terhubungkan dimana satu jaringan yang terhubung dengan sebuah jaringan, dari ribuan komputer lain, dan terhubungkan dengan berbagai jaringan. Tanpa tergantung dari sistem operasi jaringan yang lain atau komputer pribadi, internet menawarkan beberapa mode pertukaran informasi :

a. E-mail, merupakan sumber dominan lalu lintas dan sarana penyampaian yang mudah disesuaikan.

b. World Wide Web (WWW), merupakan anjungan multimedia pertama. Pada umumnya masyarakat mengetahui istilah ini sebagai website. (Misalnya:

www.facebook.com, www.yahoo.com, dan sebagainya).

c. IRC (Internet Relay Chat), merupakan percakapan berbasis teks secara langsung.

Media Sosial (Social Media)

Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Media sosial meliputi

blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial).

Media sosial meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk


(25)

berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka berada dan kapanpun, tidak perduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak perduli siang ataupun malam.

Media sosial memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan media sosial, begitupun sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan media sosial.

Apabila kita dapat memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, dan memperluas pertemanan. Apabila kita yang dimanfaatkan oleh media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata dan tidak dapat berinteraksi.

Jejaring sosial yang banyak digunakan adalah Facebook. Adapun fitur-fitur yang terdapat di dalam Facebook (Andi, 2008:44-58) ialah:

a. Profil

b. Wall/dinding c. Pertemanan d. Inbox/pesan e. Megunduh/berbagi f. Tag/ Menandai


(26)

I.5.2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi merupakan bagian yang terpenting dari kehidupan manusia. Ini dapat dilihat dari interaksi antar satu orang dengan yang lainnya. Dalam pengertiannya sendiri komunikasi ialah proses pertukaran pesan atau informasi, dari komunikator dengan komunikan. Seiring perkembangannya komunikasi telah menembus batasan geografis dan menjadikan seluruh titik dunia ini saling terhubung. Di era yang semakin modern ini, komunikasi tidak hanya dengan cara tatap muka saja tetapi dapat melalui teknologi yang canggih untuk dapat berkomunikasi dengan baik.

Seiring berjalannya waktu, lompatan dan revolusi teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai hal, terutama dalam bidang pemasaran. Kata pemasaran tentunya sudah dikenal, dan juga sering didengar orang. Pengertian pemasaran yang paling populer adalah penjualan. Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan, promosi, atau penjualan secara eceran. Jika di masa lalu pemasaran dan promosi berjalan dengan sendiri-sendiri, sekarang semakin banyak perusahaan besar ataupun secara pribadi yang menyatukan pemasaran dan promosi ke dalam sebuah saluran komunikasi pemasaran.

Maksud dari hal tersebut ialah agar produk yang dilempar ke pasar bukan saja bertindak sebagai sarana membangun hubungan yang erat dan jika memungkinkan, adanya ikatan emosional yang baik dengan para produsen, supplier, pengecer, dan bahkan para pelanggan sebagai sarana mengukuhkan citra merek dan perusahaan itu sendiri (Morissan, 2010:12).

Pada dasarnya pemasaran mencakup segala kegiatan. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi merupakan kegiatan dari pemasaran Pemasaran bukanlah semata-mata dari kegiatan seperti menjual atau mempromosikan


(27)

saja tetapi, bagaimana seseorang memiliki ide yang kreatif, mental yang kuat, dan tentunya sikap yang berpikir untuk membimbing orang lain untuk melakukan inovasi gagasan yang memiliki nilai lebih.

Pengertian komunikasi pemasaran itu sendiri adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan ataumeningkatkan pasar sasaran atas perusahan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen.

Promosi Penjualan

Kata promosi tentunya sudah diketahui, dan sering didengar oleh orang-orang. Promosi biasanya dikaitkan dengan penjualan dalam memperkenalkan suatu produk, ataupun jasa yang dikemas secara menarik. Kata promosi digunakan dalam pengertian yang lebih luas, yang mengacu pada kegiatan pemasaran dari suatu organisasi dan perusahaan. Michael Ray mendefenisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan (Morissan, 2010:16).

Promosi penjualan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2004:660). Dalam promosi penjualan, ada beberapa bagian atau alat dalam mempromosikan penjualan yaitu:


(28)

a. Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk untuk percobaan.

b. Diskon (discount) adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu.

c. Imbalan kesetiaan (patronage award) adalah hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli kepada penjual atau kelompok penjual tertentu.

d. Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk atau jasa tertentu perusahaan.

I.5.3. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut juga A-A Procedure atau from attention to actionprocedure. AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian),

Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini adalah:

1. Perhatian (Attention), keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu.

2. Ketertarikan (Interest), perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatuhal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.

3. Keinginan (Desire), kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian.


(29)

4. Keputusan (Decision), kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal. 5. Tindakan (Action), suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan

ketertarikan terhadap sesuatu.

Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (Attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan tidak terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat (Desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hal ini belum cukup, untuk itu harus dilanjutkan dengan munculnya keputusan (Decision) yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan (Action) sebagaimana diharapkan komunikator. Dalam model AIDDA ini hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian dan minat komunikan, berhasil tidaknya hal tersebut tergantung oleh attractiveness (ketertarikan) dari komunikan karena perhatian tersebut adalah efek pada tahap permulaan dalam diri seorang komunikan (Effendy, 2003 : 305).

1.5.4. Minat Beli

Seorang komunikator dikatakan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikannya apabila komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengan komunikannya, yang dapat menimbulkan simpati komunikan


(30)

terhadapnya. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan lanjutan dari perhatian.

Minat adalah sikap yang dapat menimbulkan hasrat dan perhatian terhadap sesuatu dan timbul keinginan untuk membeli sesuatu. Pada dasarnya, minat dalam diri seseorang/konsumen memiliki unsur-unsur sebagai berikut (As’ad, 1991:54):

1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik.

2. Terdapat kontras yaitu antara hal yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

3. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud.

Menurut Reber (Muhibbin Syah, 1995:136), faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu, antara lain:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini terdiri dari empat unsur yaitu :

a. Pemusatan perhatian, suatu keadaan kreativitas jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, hal ataupun benda.

b. Keingintahuan, yaitu timbulnya inisiatif untuk mengumpulkan informasi agar dapat memperjelas perhatian yang hendak dituju.


(31)

c. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri untuk menetapkan tujuan dan mengambil tindakan terhadap suatu hal setelah mendapatkan informasi.

d. Kebutuhan, yaitu bagian dari dalam diri yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari luar diri. Faktor eksternal ini terdiri dari tiga unsur yaitu:

a. Dorongan dari teman (orang lain), yaitu adanya suatu dorongan maupun dukungan yang lebih mengarah terhadap suatu tujuan.

b. Fasilitas yang memadai, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai atau menunjang keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan.

c. Keadaan lingkungan, bagian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan individu terfokus melakukan suatu kegiatan.

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang


(32)

diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk berbagai fenomena yang sama (Kriyantono, 2006:149).

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan menggunakan variabel.

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan, atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah promosi penjualan pakaian wanita di Facebook.

b. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli siswi SMA Negeri I Medan.


(33)

1.7. Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabel-variabel yang ada telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:

Gambar I. Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Promosi Penjualan

Pakaian Wanita di Facebook

Variabel Terikat (Y) Minat Beli pada Siswa

SMA Negeri 1 Medan

1.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, diperlukan suatu operasional variabel terkait, yakni sebagi berikut:


(34)

Tabel I.1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Alat-Alat Promosi Penjualan

Alat-alat Promosi Penjualan a. Contoh Produk

(sample)

b. Diskon (discount)

c. Hadiah Pelanggan d. Imbalan Kesetiaan Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Siswi

1. Faktor Internal

a. Pemusatan perhatian b. Keingintahuan c. Motivasi d. Kebutuhan 2. Faktor Eksternal

a. Dorongan dari teman (orang lain)

b. Fasilitas yang memadai c. Keadaan lingkungan Karakteristik Responden a. Kelas

b. Usia c. Uang saku

d. Frekuensi belanja online di


(35)

1.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang lain yang menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel (X) Alat-Alat Promosi Penjualan, meliputi:

a. Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk untuk percobaan.

b. Diskon (discount) adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu.

c. Imbalan kesetiaan (patronage award) adalah hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli kepada penjual atau kelompok penjual tertentu. d. Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas

penggunaan regular produk atau jasa tertentu perusahaan. 2. Variabel Terikat (Y) Minat Beli, meliputi :


(36)

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini terdiri dari empat unsur yaitu :

a. Pemusatan perhatian, suatu keadaan kreativitas jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, hal ataupun benda.

b. Keingintahuan, yaitu timbulnya inisiatif untuk mengumpulkan informasi agar dapat memperjelas perhatian yang hendak dituju. c. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri untuk menetapkan tujuan

dan mengambil tindakan terhadap suatu hal setelah mendapatkan informasi.

d. Kebutuhan, yaitu bagian dari dalam diri yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari luar diri. Faktor eksternal ini terdiri dari tiga unsur yaitu:

a. Dorongan dari teman (orang lain), yaitu adanya suatu dorongan maupun dukungan yang lebih mengarah terhadap suatu tujuan.


(37)

b. Fasilitas yang memadai, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai atau menunjang keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan.

c. Keadaan lingkungan, bagian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan individu terfokus melakukan suatu kegiatan.

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan memuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bungin, 2005:75). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suyanto, 2005:43).

Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagaiberikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di

Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.

Ha : Terdapat hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di


(38)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Massa, Media Baru dan Media Sosial (Social Media)

II.1.1. Defenisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication), dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audiens yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Mulyana (2007:83), komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakannya, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.

Defenisi Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, (Rakhmat, 2004;188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta media yang digunakan. Dia mengemukakan defenisinya dalam dua bagian yaitu: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual.


(39)

Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis didefenisikan menurut bentuknya, televisi, radio, siaran, surat kabar, majalah, dan film (Effendy, 2003:26).

Tujuan dari komunikasi massa itu adalah untuk mempengaruhi orang lain dengan menggunakan berbagai media yang ada. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, komunikasi massa yang hanya dahulu menggunakan media cetak ataupun media elektronik, menjadi luas dalam memberikan informasi dan berkembang menjadi media baru atau new media.

II.1.2. Defenisi Media Baru

Media baru belakangan ini, membuat khalayak mengembangkan bisnis, ataupun informasi, melalui media berteknologi canggih. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi ini.

Walaupun komunikasi massa biasanya merujuk pada surat kabar, video,

Cassette Display, ROM, dan radio dan melebar kepada media baru (new media). New Media yang terdiri atas teknologi berbasis komputer. Teknologi komunikasi ini termasuk e-mail, internet, televisi kabel digital, teknologi video seperti DVD, pesan instan, (instan messaging- IM) dan telepon genggam (West dan Turner, 2009:41).

Internet merupakan alat yang banyak dipakai masyarakat pada saat ini. Teknologi komunikasi ini banyak dipakai karena dapat digunakan di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan tentunya mudah digunakan. Media internet sangat melekat di masyarakat, karena dapat berkomunikasi dari dalam negeri hingga ke luar


(40)

negeri dan mengetahui informasi di belahan dunia, serta menjalin kerjasama untuk mempromosikan suatu produk ataupun jasa.

Menurut Lee M dan Carla Johnson (2007:382-383), internet juga dirujuk sebagai ruang maya atau informasi super cepat (information superhigway), dan memungkinkan transfer informasi secara elektronik. Ini merupakan jaringan global dari komputer-komputer yang saling terhubungkan dimana satu jaringan yang terhubung dengan sebuah jaringan, dari ribuan komputer lain, dan terhubungkan dengan berbagai jaringan. Tanpa tergantung dari sistem operasi jaringan yang lain atau komputer pribadi, internet menawarkan beberapa mode pertukaran informasi :

a. E-mail, merupakan sumber dominan lalu lintas dan sarana penyampaian yang mudah disesuaikan.

b. World Wide Web (WWW), merupakan anjungan multimedia pertama. Pada umumnya masyarakat mengetahui istilah ini sebagai website. (Misalnya: www.facebook.com, www.yahoo.com, dan sebagainya).

c. IRC (Internet Relay Chat), merupakan percakapan berbasis teks secara langsung.

II.3.3. Media Sosial (Social Media)

Media sosial atau social media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling


(41)

berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu (http://unpas.ac.id/pages/apa-itu-sosial-media/):

1. Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi (Facebook, Myspace, Hi5, Linked in, Bebo, dan sebagainya)

2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (Google Talk, Yahoo! M, Skype, Phorum, dan sebagainya) 3. Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video,

music (Youtube, Slideshare, Feedback, Flickr, Crowdstorm, dan sebagainya) 4. Publish, (Wordpredss, Wikipedia, Blog, Wikia, Digg, dan sebagainya)

5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama (Koongregate, Doof, Pogo, Cafe.com, dan sebagainya)

6. MMO (Kartrider, Warcraft, Neopets, Conan, dan sebagainya)

7. Virtual worlds (Habbo, Imvu, Starday, dan sebagainya)

8. Livecast (Y! Live, Blog tv, Justin tv, Listream tv, Livecastr, dan sebagainya)

9. Livestream (Socializr, Froendsfreed, Socialthings!, dan sebagainya)

10. Micro blog (Twitter, Plurk, Pownce, Ttwirxr, Plazes, Tweetpeek, dan sebagainya)

Media sosial tersebut merupakan bagian dari komuniksi massa yang dimana telah terjadi perkembangan teknologi. Social media seperti Facebook dapat dijadikan alat bagi produsen untuk mempromosikan barang ataupun jasa kepada konsumen. Produsenpun harus pintar, dalam menampilkan produknya dimana halaman Facebook


(42)

tersebut harus dibuat secantik dan semenarik mungkin, agar menarik perhatian dan adanya minat konsumen untuk membelinya.

Adapun fitur-fitur yang terdapat di dalam Facebook (Andi, 2008:44-48) ialah:

a. Profil

Profil merupakan halaman yang dapat dilihat oleh orang lain tentang keadaan kita di Facebook Semua hal mengenai yang orang ingin ketahui tentang kita dikehidupan nyata dapat disampaikan di profil Facebook yang kita miliki tersebut. Tetapi bukan berarti bertujuan mengubah diri kita, tetapi semata-mata hanya untuk mewakili diri kita. Profil yang dimaksud adalah, berbicara mengenai informasi tentang diri kita. Ini dapat dilihat, ketika seseorang membuka Facebook yang kita miliki dengan mengecek nama kita tersebut. b. Wall/dinding

Fitur yang terdapat dalam Facebook ini, sangat mempermudah berkomunikasi dengan kita. Dengan mengetik ke dinding akun Facebook yang dituju kita dapat mengirimkan pesan singkat, komentar, testimoni, bahkan dapat menyukai (memberikan tanda jempol) di wall/dinding tersebut.

c. Pertemanan

Pertemanan merupakan bagian yang dirancang untuk mencari rekan atau teman-teman, shooping online, sekolah, perusahaan, dan sebagainya dengan sistem jaringan yang terdapat di Facebook tersebut.


(43)

d. Inbox/pesan

Inbox atau pesan masuk, merupakan fitur untuk melihat pesan yang dikirim teman, mendapatkan informasi, atau pun dapat bernegosiasi harga dalam mempromosikan suatu barang ataupun jasa.

e. Megunduh/berbagi

Mengunduh merupakan bagian di Facebook yang merupakan berbagi informasi ataupun promosi penjualan yang dimiliki individu, ataupun perusahaan yang memakai jasa Facebook. Dimana orang lain yang sudah berteman di Facebook itu, dapat melihatnya ketika membuka Facebook.

f. Tag/ Menandai

Facebook mempunyai kelebihan di banding jejaring sosial yang lainnya. Fitur

tag atau menandai orang-orang yang ingin kita tandai di Facebook. Fitur tag

ini biasanya merupakan bagian dari penandaan foto atau pun gambar. Biasanya, untuk mempermudah mempromosikan sesuatu, kita dapat mengirimkan foto dan menandai siapa saja yang kita inginkan.

II.2. Komunikasi Pemasaran

II.2.1. Sejarah Komunikasi Pemasaran

Dalam sejarah yang pertama sekali mengadopsi konsepsi pemasaran dan riset-riset penjualan pada tahun 1906 adalah Butler, yang merupakan lulusan dari


(44)

ekonomi yang merupakan pemikiran teoritis dari Ricardo dan Adam Smith. Semenjak perkembangannya pada tahun 1949 pemasaran dianggap lebih luas, tidak hanya menyangkut unsur-unsur penjualan saja, berbagai unsur mulai masuk didalam konsep pemasaran tersebut. Lima belas tahun kemudian, Borden memperkenalkan konsep barunya marketing mix pada tahun 1964. Baru setelah itu, kajian komunikasi pemasaran sudah dipastikan dikenal banyak orang, setelah terdapat pengembangan dan penemuan-penemuan baru, kemudian diketahui bahwa komunikasi pemasaran itu bersifat multidispliner (Prisgunanto, 2006:28).

Di pertengahan abad ke-18, seorang pelaku pasar (marketer) yang bernama Josiah Wedgwood, membangun program perluasan promosi penjualan dengan mengirimkan semacam hadiah-hadiah pada acara makan malam ala negara China kepada raja-raja Eropa. Pada akhirnya kegiatan tersebut menjadi kegiatan rutin dan gaya sajiannya sama, yang diikuti oleh kalangan bangsawan dan kerabat istana saat itu.

Gaya promosi penjualan tersebut sebenarnya mengadopsi gaya program promosi penjualan Cina pada abad 600 SM, dimana para pengecor dan pengrajin logam pada saat itu berlomba-lomba memberikan hasil terbaiknya kepada Zhou, seorang kaisar yang berkuasa pada saat itu. Hasil yang diberikan para pengraji tersebut seperti pernak-pernik perunggu untuk acara keagamaan dan sebagainya.

Pada masa kekaisaran Zhou, pemberian karya logam tersebut bukanlah sebuah upeti pedagang logam dan pengrajin, melainkan salah satu bentuk strategi


(45)

komunikasi pemasaran yang ada, sebab dalam sistem feodal, sang pemimpin adalah segalanya dan merupakan trend gaya hidup mewah yang akan diikuti oleh kalangan bangsawan dan kerabat istana.

Di sisi lain bagi para pengecor atau pengerajin logam (perunggu), kegiatan ini sangatlah menguntungkan karena dalam kerajaan sudah mengenal uang dan emas dalam kegiatan jual beli. Dengan demikian, mereka akan lebih leluasa dalam menentukan dan mengembangkan usaha. Tentu faktor ini sangat menguntungkan serta menggairahkan sistem penjualan dan perdagangan bagi pelaku pemasaran (Prigunanto, 2006:29).

II.2.2. Defenisi Komunikasi Pemasaran

Menurut AMA atau Asosiasi Pemasaran Amerika (The Marketing Association), mendefenisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi (Morissan, 2010:2-3). Dalam defenisi AMA meletakkan konsep pertukaran sebagai konsep sentral. Konsep yang sentral tersebut ialah suatu cara untuk saling berkomunikasi. Dalam hal ini, periklanan dan promosi memainkan peran penting dalam proses pertukaran tersebut, yaitu dengan menginformasikan konsumen mengenai barang atau jasa serta meyakinkan mereka mengenai kemampuan barang dan jasa itu dalam memuaskan kebutuhan atau keinginan mereka.


(46)

Dari uraian diatas, tentulah komunikasi dan pemasaran tidak dapat dipisahkan. Karena untuk melakukan kegiatan pemasaran diperlukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak dengan memiliki pesan yang berarti. Menurut Asosiasi Biro Iklan Amerika salah satu dari defenisi komunikasi pemasaran ialah suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran, yang mengakui nilai tambah dari satu rencana komprehensif, yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi-misalnya, iklan umum, respons langsung, promosi penjualan , dan hubungan masyarakat, dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang maksimal (Morissan, 2010:8).

Menurut Kotler (2003:9), komunikasi pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya ada individu dan kelompok, yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan, serta secara bebas mepertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen.

Tetapi pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu


(47)

memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (manfaat dan kegunaan produk, adanya produk baru, harga, tempat distribusi, dan sebagainya) ke konsumen.

Walaupun telah mengetahui informasi (well informed), belum tentu konsumen akan memilih atau membeli kembali produk perusahaan yang ditawarkan. Ini dapat terjadi karena belum bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis, adanya barang pengganti, harga yang terlalu mahal, atau kurang dapat memenuhi kebutuhan saat ini.

Dengan demikian produsen dapat membujuk dan mengingatkan konsumen agar bersedia membeli maupun memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi dengan berkomunikasi kepada konsumen. Karena pada dasarnya kegiatan promosi merupakan proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.

II.2.3. Proses Kegiatan Pemasaran

Setiap perusahaan harus memiliki peran yang baik dalam mengembangkan manajemen pemasaran. Pertama sekali yang dilakukan perusahaan adalah menganalisa konsumen secara hati-hati, dan dapat melihat peluang yang bisa


(48)

dimanfaatkan. Ini berkaitan dengan proses manajemen yang melibatkan konsumen dalam kegiatannya, agar sesuai dengan target yang dibutuhkan.

Adapun proses kegiatan-kegiatan pemasaran (Angipura, 1993:13-15) antara lain sebagai berikut:

a. Menganalisa peluang pasar

Setiap perusahaan mampu mengendalikan peluang-peluang baru yang ada di pasar. Tidak ada perusahaan yang dapat mengandalkan produknya yang sekarang untuk selama-lamanya. Perusahaan harus cermat menganalisa konsumen dan lingkungan supaya dapat terhindar dari ancaman dan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Agar dapat hidup terus-menerus mencari cara baru untuk menawarkan nilai kepada konsmen.

b. Menyeleksi konsumen sasaran

Beberapa perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik untuk melayani segmen pasar tertentu. Bagaimana setiap perusahaan harus mempelajari kelebihan yang dimiliki para pesaing. Hal ini mencakup empat langkah sasaran, yaitu, pengukuran dan peramalan permintaan, segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran dan penentuan posisi pasar.

c. Mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix)

Bauran pemasaran adalah himpunan atau perangkat pemasaran yang terkendali dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran tersebut tediri dari apa saja yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi permintaan produknya.


(49)

II.2.4. Unsur Komunikasi Pemasaran

Sutisna, (2003:270) menyatakan bahwa model komunikasi pemasaran meliputi

sender atau juga dapat disebut sumber. Sumber merupakan bagian dari pemasaran yang berarti, pihak produsenlah yang mengirim pesan pemasaran tersebut kepada konsumen. Selanjutnya setelah pesan itu disampaikan, maka terjadilah proses yang ada didalam pemasaran tersebut. Ada tiga unsur pokok dalam struktur pemasaran, yaitu:

1. Pelaku Komunikasi

Terdiri atas pengirim yang menyampaikan pesan dan penerima. Dalam konteks ini komunikatornya adalah produsen atau perusahaan sedangkan komunikatornya adalah khalayak seperti masyarakat umum.

2. Material Komunikasi

Beberapa material komunikasi pemasaran yang penting yaitu:

a. Gagasan, yang merupakan materi pokok yang hendak disampaikan pengirim.

b. Pesan, yang merupakan himpunan berbagai simbol baik verbal maupun non verbal dari suatu gagasan.

c. Media, yang merupakan wadah atau tempat dalam membawa pesan komunikasi tersebut

d. Respon, yang merupakan reaksi pemahaman atas pesan yang diterima khalayak.


(50)

e. Feedback, yang merupakan pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima.

f. Gangguan (noise), yakni segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi pemasaran

3. Proses komunikasi yakni, proses penyampaian pesan dari pengirim ke penerima maupun respon dari penerima kepada pengirim, yang juga memerlukan dua kegiatan yaitu:

a. Encoding, yaitu proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima.

b. Decoding, yaitu proses menguraikan simbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami.

II.2.5. Bauran Pemasaran

Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan pengamatan secara cermat, dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang terdiri dari empat komponen utama menurut Lee M dan Carla Jhonson (2007:14) yaitu :

a. Produk (product)

Produk adalah sebundel harga yang memenuhi harapan konsumen. Produk juga harus memiliki ciri-ciri khusus, yang akan membantu para konsumen memilih


(51)

produk atau jasa yang cocok dengan kebutuhan mereka. Penentuan khusus seperti merek dan pengemasan adalah dua karakter penting sebuah produk.

Untuk menerjemahkan karakteristik produk ke dalam sesuatu yang konkret, yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan yang lain.

b. Tempat (place)

Tempat juga disebut saluran distribusi. Sebuah saluran distribusi merujuk pada sekelompok individu dan organisasi yang mengarahkan aliran poduk dari para produsen ke para konsumen. Kegiatan-kegiatan distribusi menyertakan pengelolaan pengangkutan dan penyimpanan produk, pemrosesan pesanan, dan pencatatan stok.

c. Harga (price)

Harga adalah nilai yang dipertukarkan dengan produk - produk dalam sebuah transaksi pemasaran. Sebuah harga produk harus mencakup seluruh biaya yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan promosinya, demikian pula perkiraan laba. Sebagai tambahan harga dapat mendukung citra sebuah produk, merebut penjualan dari para pesaing, atau mempengaruhi orang untuk mengubah waktu pemesanan mereka.

d. Promosi (promotion)

Promosi, komunikasi pemasaran mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para konsumen dan calon potensial konsumen. Seiring dengan penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (publisitas), periklanan adalah komponen dari bauran promosi.


(52)

II.2.6. Kegunaan Komunikasi Pemasaran

Dalam komunikasi pemasaran memiliki dua kegunaan, yaitu kegunaan langsung dan tidak langsung, yang intinya dari sama. yaitu untuk mendekatkan pelanggan sehingga akan ada keputusan membeli atau adanya hasrat dan keinginan memberikan keputusan untuk membeli, walaupun dalam rencana jangka panjang. Menurut Prisgunanto (2006:59), dua kegunaan yang dimaksud yaitu:

a. Kegunaan Langsung (Direct Benefit)

Ini memiliki kegunaan agar dari hasil pertukaran pesan dan persuasi tersebut, tercipta gambaran yang mengarah pada hasrat atau keinginan membeli dan menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Artinya, upaya mengarahkan langsung kepada keputusan orang untuk membeli yang merupakan dasar pemikiran dari kegunaan pemasaran ini.

b. Kegunaan Tidak Langsung

Kegunaan tidak langsung, melakukan komunikasi pemasaran merupakan keinginan untuk mendapatkan suatu tambahan yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain mengarahkan sikap pembelian. Jadi, jelas bahwa alasan perusahaan merancang strategi pemasaran tidak hanya melihat perubahan sikap pelanggan, tetapi dapat juga membina hubungan antara pelanggan dengan perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan berupaya menggali nilai-nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka dari sisi hubungan masyarakat.


(53)

II.2.7. Promosi Penjualan

Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan ataupun pribadi dalam berkomunikasi dengan konsumennya. Tetapi para praktisi pemasaran dan iklan menggunakan istilah promosi yang sebenarnya mengacu kepada promosi penjualan yang merupakan kegiatan pemasaran yang tentunya memiliki nilai tamah, atau intensif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen, yang tentunya untuk meningkatkan penjualan. Adapun contoh dari promosi penjualan tersebut adalah potongan harga (discount) atau undian berhadiah.

Menurut Morissan (2010:25-26) promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumer-oriented sales promotion). Promosi ini ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya. Instrumen promosi semacam ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan nilai penjualan perusahaan dalam jangka pendek. b. Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan ditujukan kepada

pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran (marketing intermediaries),

yaitu: para pedagang eceran (retailer), pedagang besar dan distributor. Bentuk-bentuk promosi jenis ini antara lain berupa pemberian bantuan dana promosi, pengaturan, atau penyesuaian harga jual produk (price deal), kontes/


(54)

kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya yang semuanya bertujuan untuk mendorong pedagang untuk mempersiapkan stok dan mempromosikan produk bersangkutan.

II.2.8. Tujuan Promosi Penjualan

Adapun tujuan promosi penjualan tersebut (Morissan, 31-32) ialah :

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial

Menyebarkan informasi produk yang akan dijual yang dalam hal ini adalah pakaian wanita kepada target pasar penjualan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan calon pembeli melalui promosi yang telah dilakukan. 2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit

Dengan melakukan promosi, maka respon diharapkan adalah peningkatan pembelian terhadap produk yang dipasarkan sehingga meningkatkan keuntungan yang profit.

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan

Promosi yang dilakukan juga diharapkan untuk meningkatkan jumlah dari pelanggan yang melakukan pembelian dan juga tetap menjalin hubungan dengan pelanggan yang telah setia membeli produk dagangan tersebut.

4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

Promosi juga bertujuan untuk tetap menjaga kestabilan penjualan ketika pasar penjualan sedang mengalami penurunan minat pembeli.


(55)

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing

Memberikan kesadaran kepada pembeli tentang perbedaan dan kelebihan produk yang dijual dibandingkan produk lain yang dimiliki oleh pesaing. Hal ini biasa juga disebut dengan persaingan pasar. Akan tetapi penjual harus tetap menjaga sportivitas promosi penjualan, tanpa harus menjelek-jelekkan produk pesaing.

6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Menjaga citra positif atau nama baik dengan cara meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen.

II.2.9. Bauran Promosi (Promotional Mix)

Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi (Morissan, 2010:37) sebagai berikut :

1. Promosi dari mulut ke mulut dengan memaksimalkan hal-hal positif.

Promosi dari mulut ke mulut ini mudah dilakukan karena tidak berbayar, dapat dilakukan dimana saja, dan tentunya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan lawan kita bicara.


(56)

2. Penjualan personil (personal selling)

Dalam melakukan promosi tentunya ada kegiatan penjulan yang personal. Maksudnya ialah bagaimana seorang produsen melakukan pendekatan secara personal atau pribadi, dengan tatap muka atau pun dengan melalui media. Di era yang modren ini, promosi juga dapat dilakukan melaui media misalnya melalui telepon seluler, internet (Facebook, E-mail, dsb), media cetak, ataupun media elektronik.

3. Identitas produk (produck identity)

Merupakan identitas produk seperti, kualitas barang dan ciri-siri suatu produk yang akan dipromosikan.

II.2.10. Alat-alat Promosi Penjualan

Banyak alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dari promosi penjualan. Gambaran mengenai alat-alat promosi penjualan menurut Kotler Philip dan Gary Armstrong (2004:662) adalah sebagai berikut:

a. Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk untuk percobaan.

b. Diskon (discount) adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu.


(57)

c. Imbalan kesetiaan (patronage award) adalah hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli kepada penjual atau kelompok penjual tertentu.

d. Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk atau jasa tertentu perusahaan.

II.3. Teori AIDDA

Teori AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decicion, Action) adalah salah satu model hirarki respon yang cukup populer bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut (http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/11/teori-keputusan-pembelian-aida-html).

Teori keputusan pembelian dalm model AIDDA dijelaskan dalam lima tahap sebagai berikut :

1. Tahap Menaruh Perhatian (Attention) 2. Tahap Ketertarikan (Interest)


(58)

3. Tahap Berhasrat/Berniat (Desire) 4. Tahap Keputusan (Decision)

5. Tahap Memutuskan untuk aksi beli (Action)

Teori AIDDA (Djatnika 2007:149) yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention)

terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen akan mengambil keputusannya (Decision), setelah konsumen atau pembeli mengambil keputusan yang telah dipikirkannya, maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil tindakan memutuskan untuk membeli (Action) (http//tutorialkuliah.blogspot.com/2009/11/teori-keputusan-pembelian-aidda.html).

Akan tetapi pada penelitian ini, tidak sampai mengambil tindakan untuk membeli suatu barang ataupun jasa, karena penelitian ini hanya sampai meneliti minat membeli saja.


(59)

II.4. Minat Beli

Minat (Interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Slameto (2010:180) mendefenisikan, “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”.

Pengaruh minat sangat besar terhadap suatu tindakan yang akan dilakukan, karena bila tindakan yang dilakukan tidak berdasarkan minat maka tidak akan menimbulkan kesenangan. Minat dalam hal ini berarti adanya perhatian serta daya tarik khusus terhadap objek, kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan sehingga sampai memperoleh suatu kepuasan.

Di dalam menumbuhkan minat, seseorang harus membangkitkan perhatian agar tumbuh rasa minat tersebut. Menurut Gazali (Slameto, 2010:56), perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dengan begitu apabila perhatian telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, lalu dilanjutkan dengan timbulnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Komponen ini semua yang menjadi serangkaian unsur yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga minat tersebut memiliki ciri-ciri


(60)

tersendiri, dan mempunyai pengaruh dari beberapa faktor. Menurut Widjaja (2004:45), secara teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Minat tidak dibawa sejak lahir b. Dapat berubah-ubah

c. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek

d. Objek tersebut dapat merupakan sesuatu hal tertentu, tapi dapat juga merupakan dari hal-hal tersebut.

Menurut Reber (Muhibbin Syah, 1995:136), faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu, antara lain :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini terdiri dari empat unsur yaitu :

a. Pemusatan perhatian, yaitu suatu keadaan kreativitas jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, hal ataupun benda.

b. Keingintahuan, yaitu timbulnya inisiatif untuk mengumpulkan informasi agar dapat memperjelas perhatian yang hendak dituju.


(61)

c. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri untuk menetapkan tujuan dan mengambil tindakan terhadap suatu hal setelah mendapatkan informasi.

d. Kebutuhan, yaitu bagian dari dalam diri yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari luar diri. Faktor eksternal ini terdiri dari tiga unsur yaitu:

a. Dorongan dari teman (orang lain), yaitu adanya suatu dorongan maupun dukungan yang lebih mengarah terhadap suatu tujuan.

b. Fasilitas yang memadai, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai atau menunjang keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan.

c. Keadaan lingkungan, yaitu bagian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan individu terfokus melakukan suatu kegiatan.


(62)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 . Metodologi Penelitian

III.1.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antar dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.

Kelebihan dan kelemahan menggunakan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas, dan memudahkan untuk membuat rancangan penelitian experimental. Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan hubungan kausalitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat (Rakhmat 2004:43).


(63)

III.1.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini, terdapat di SMA Negeri I Medan. Jl. Cik Diktiro, No.1 Medan.

III.2. Populasi dan Sampel

III.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa –perisriwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian (Nawawi, 1995:141). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi perempuan SMANegeri I Medan, dari kelas X hingga kelas XII RSBI, dengan jumlah populasi sebanyak 696 siswi.


(64)

Berikut ini adalah tabel jumlah siswa laki-laki yang menjadi populasi dalam penelitian ini :

Tabel III.1

Daftar Populasi Siswi SMA Negeri 1 Medan Kelas RSBI/Internasional Populasi

X-RSBI/Internasional XI-RSBI/Internasional XII-RSBI/Internasional

214 181 301

Jumlah 696

Sumber: Data kesiswaan SMA Negeri I Medan 2011

III.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995:144). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2005:105), yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

N = Jumlah populasi n = Sampel


(65)

Dengan perhitungan sebagai berikut:

= 87,43= 87 orang

III.3. Teknik Penarikan Sampel

III.3.1.Proportional Stratified Sampling

Penarikan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik-teknik berikut: Proportional Stratified Sampling yaitu teknik penarikan sampel yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Sampel ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk masing-masing dipilih sebagai sampel. Setelah sampel dilakukan, kemudian diproporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap kelas dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2002:120), yaitu:


(66)

n = �1��2 � Keterangan:

n1= Jumlah siswi dalam kelas �2= Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

Setelah didapat data siswi yang akan diteliti, maka tersusunlah data tersebut dan dipakailah rumus penarikan sampel Proportional Stratified Sampling. Adapun data yang telah dibuat, tertera di tabel berikut:


(67)

Tabel III.2 Penarikan Sampel KELAS X- RSBI POPULASI SISWI/KELAS PENARIKAN SAMPEL ( n = �����

) Sampel X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 X-10 X- RSBI PLUS

20 22 20 18 18 20 19 23 22 21 11

n =20�87

696 = 2,5

n =22�87

696 = 2,75

n = 20�87

696 = 2,5

n = 18�87

696 = 2,25

n = 18�87

696 = 2,25

n = 20�87

696 = 2,5

n = 19�87

696 = 2,37

n = 23�87

696 = 2.8

n = 22�87

696 = 2,75

n = 21�87

696 = 2,6

n = 11�87

696 = 1

3 orang 3 orang 3 orang 2 orang 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang 3 orang 3 orang 1 orang


(68)

KELAS XI RSBI POPULASI SISWI/KELAS PENARIKAN SAMPEL

n = ����� �

SAMPEL

XI- IPA 1

XI- IPA 2

XI- IPA 3

XI- IPA4

XI- IPA 5

XI- IPA 6

XI- IPA 7

XI- IPA 8

XI- RSBI PLUS

XI- IPS 1

16 18 19 21 21 18 19 16 20 13

n = 16�87

696 = 2

n = 18�87

696 = 2,2

n = 19�87

696 = 2,3

n = 21�87

696 = 2,6

n = 21�87

696 = 2,6

n = 18�87

696 = 2,2

n = 19�87

696 = 2,3

n = 16�87

696 = 2

n = 20�87

696 = 2,5

n = 13�87

696 = 1,6

2 orang 2 orang 2 orang 3 orang 3 orang 2 orang 2 orang 2 orang 3 orang 2 orang


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.I Kesimpulan

Sebagai penutup, berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bagian-bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian sebagai berikut:

1. Siswi SMA Negeri I Medan pada umumnya mengetahui dan pernah melakukan pembelian pakaian wanita di akun Facebook masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswi SMA Negeri I Medan berpendapat bahwa online shop dimana mereka bergabung menampilkan contoh produk yang sesuai dengan barang asli yang mereka sukai hal ini di buktikan, dengan adanya pendapat yang setuju yaitu dari tabel IV.5 sampai IV.9 (indikatornya contoh produk).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, promosi penjualan yang ditawarkan di Facebook sesuai dengan kebutuhan siswi SMA Negeri I Medan. Ini terbukti dari yang berpendapat setuju sebanyak, 43 responden (dapat dilihat ditabel IV.26).

3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan peneliti, terdapat hubungan yang rendah tapi pasti (0.218) antara promosi penjualan pakaian wanita dengan minat beli. Sedangkan uji signifikansi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara Promosi


(2)

Penjualan Pakaian Wanita Terhadap Minat Beli Pada Siswi SMA Negeri I Medan.

V.II Saran

Adapun beberapa saran yang diajukan untuk penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Saran Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, siswi SMA Negeri I Medan menyarankan agar setiap konsumen yang ingin membeli pakaian wanita di Facebook hendaknya berhati-hati terhadap penipuan terhadap online shop yang marak belakangan ini, dan mencari informasi yang benar terhadap online shop tersebut. Penelitian seperti ini juga hendaknya sering dilakukan di SMA Negeri I Medan seiring menjalin silahturahmi dan siswi berpendapat bahwa mereka mempunyai manfaat dengan adanya penelitian yang dilakukan di sekolah mereka.

2. Saran dalam Kaitan Akademik

Penelitian ini ditujukan untuk mencari hubungan promosi penjualan dan minat beli. Secara akademis penelitian ini dapat memberikan masukan, dan menambah bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan dikalangan mahasiswakhususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat berlanjut dalam penelitian mengenai promosi


(3)

penjualan pakaian wanita di Facebook terhadap tingkat penjualan dikalangan produsen pakaian wanita.

3. Saran dalam Kaitan Praktis

Untuk mengetahui korelasi antara promosi penjualan dan minat beli, peneliti menyarankan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama, hendaknya peneliti kedepannya tidak meneliti minat beli saja, tetapi meneliti sampai tindankan membeli.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andi (ed). 2003. Promosi Efektif Dengan Web. Yogyakarta: Andi

Angipura, M.P. 1993. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Bulaeng, A.2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi. Bungin, B. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Effendy, O.U. 2003. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.

Febrian, J. 2007. Menggunakan Internet. Bandung: Informatika.

Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo.

________, dan Gary Armstrong. 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Lee, M dan Carla J. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif

Global. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Morissan, M.A. 2010. Periklanan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, H. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Prisgunanto, I. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi Dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia.


(5)

Rakhmat, J. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S Indonesia.

_____________, dan Sofyan Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Suyanto, B. dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan.

Jakarta: Kencana.

Suyanto, M. 2003. Strategi Periklanan Pada E-Commerce. Yogyakarta: Andi.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

West, R dan Lynn H. Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi : Analisisdan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Widajaja. 2004. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Bina Aksara.

Wiryanto. 2004. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasaran Indonesia.

Non Buku:

www.checkfacebook.com www.wikipedia.com

http://smansa-medan.sch.id/html/index.php

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/11/teori-keputusan-pembelian-aida-html http://unpas.ac.id/pages/apa-itu-sosial-media/


(6)

http://merdeka.com/teknologi/indonesia/

http://new-media.kompasianna.com?2010/02/05/memahami-istilah-media-baru-new-media/

http://www.uniknya.com/2011/04/20/5-negara-penduduk-terbanyak-di-dunia/

Direktori SMA Negeri I Medan Tata Usaha SMA Negeri I Medan


Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita Di Kampus Universitas Sumatera Utara)

0 52 117

Wacana Politik di Media Sosial (Studi Analisis Wacana dengan Paradigma Positivis mengenai Penerapan Ruang Publik di Facebook tentang Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013)

2 81 256

Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial Twitter pada “Coffee House Ulee Kareng”)

5 82 105

Pengaruh Iklan Online di Facebook Terhadap Minat Pembelian Pakaian Jadi Pada Karyawan Wanita PT. Infomedia Nusantara Medan

25 177 105

Upaya Peningkatan Penjualan Produk Pastry Di Hotel Traveller Suites Medan

12 80 65

Fashion Dan Wanita (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Fashion Majalah Cosmopolitan Indonesia Terhadap Imitasi Trend Fashion Oleh Wanita Di Komplek Perumahan Pondok Surya Di Kota Medan)

2 30 150

Bauran Promosi Dan Peningkatan Jumlah Hunian Kamar Hotel (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Bauran promosi ( periklanan & promosi penjualan) terhadap peningkatan jumlah hunian kamar hotel di Emerald Garden International Medan

6 62 90

Promosi Penjualan di Facebook Dan Minat Beli (Studi Deskriptif Tentang Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook dan Minat Beli pada Mahasiswi FISIP USU Medan)

1 47 112

Representasi Pemberitaan Wanita Pelaku Kejahatan di Media Massa (Analisis Karikatur dan Konten Berita Malinda Dee di Majalah TEMPO)

1 65 128

Hubungan Promosi Penjualan Dengan Minat Beli Konsumen Terhadap Pakaian Jadi Pada PT.Karya Anugerah Bandung.

0 0 19