28
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara temporer yang terjadi hanya untuk
beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian
belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan
makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya
sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan
belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
31
3. Faktor-faktor Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Yudi
31
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, Cet. 3, h. 15-16
29
Munandi mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
32
Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor internal 1 Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan
hasil belajar.
2 Faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan
dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis
yang diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
b. Faktor eksternal 1 Faktor lingkungan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan
hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
2 Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.
4. Fungsi Hasil Belajar
Menurut Arikunto secara sistematis dapat dikemukakan bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
a. Siswa sendiri Secara alamiah setiap orang selalu ingin tahu akibat dari apa yang telah
mereka lakukan, entah hasil itu menggembirakan atau mengecewakan. Jika
32
Yudi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, Cet. III, h. 24
30
siswa mendapat informasi bahwa jawabannya salah, maka lain kali ia tidak akan menjawab seperti itu lagi.
b. Guru yang mengajar Seperti halnya siswa yang ingin tahu akan hasil usahanya, guru yang
mengajar siswa itu pun ingin mengetahui hasil u saha yang telah dilakukan terhadap siswa. Dengan melihat pada catatan laporan kemajuan siswa, maka
guru akan dengan tenang mengamati hasil tersebut. Daftar nilai yang disimpan oleh guru masih merupakan catatan sementara, dan masih bersifat rahasia.
Tetapi laporan kemajuan siswa yang berupa rapor atau STTB Surat Tanda Tamat Belajar sudah merupakan laporan resmi yang bersifat tetap dan
terbuka.
Oleh karena laporan ini merupakan titik tolak bagi guru untuk menentukan langkah selanjutnya, maka laporan ini harus dibuat sejujur dan
setepat mungkin. c. Guru lain
Yang dimaksud dengan guru lain di sini adalah guru yang akan menggantikan guru yang mengajar terdahulu karena siswa tersebut sudah naik
kelas atau adanya perpindahan baik siswa yang pindah atau guru yang pindah ke tempat lain.
Apabila tidak ada catatan atau laporan mengenai siswa, maka guru yang menggantikan mengajar akan tidak tahu bagaimana meladeni atau
memperlakukan siswa tersebut.
d. Petugas lain di sekolah Siswa yang berada di suatu sekolah, sebenarnya bukan hanya
merupakan asuhan atau tanggung jawab guru yang mengajar saja. Kepala sekolah, wali kelas, dan guru pembimbing, ketiganya merupakan personal-
personal penting yang juga memerlukan catatan tentang siswa. Dengan demikian maka hasil belajar siswa akan diperhatikan dan dipikirkan oleh
beberapa pihak.
e. Orang tua
31
Secara alamiah, orang tualah yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap pendidikan anak. Akan tetapi karena berkembangnya pengetahuan
secara pesat, menyebabkan orang tua tidak mampu lagi menguasai seluruh ilmu yang ada.
Dengan menyerahkan ke sekolah ini tidak berarti bahwa orang tua dapat lepas pemikiran dan menyerahkan cita-citanya kepada guru. Orang tua
masih tetap merupakan penanggung jawab utama, dan masih pula menentukan cita-cita bagi anaknya. Itulah sebabnya maka orang tua masih ingin selalu
mengetahui kemajuan anak dari hari ke hari, yang dapat dilihatnya melalui laporan yang dibuat oleh guru.
33
33
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, Cet. I, h. 316-318
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasarminggu Jakarta Selatan yang
berlokasi di Jln. Asem Komp Pejaten Indah II Kebagusan Pasarminggu Jakarta Selatan.
2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari
sampai dengan selesai.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan atau gambaran
umum tentang suatu fenomena atau gejala yang dilandasi pada teori, asumsi atau andaian, dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola fikir yang menunjukkan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori
yang digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang hendak digunakan.
1
C. Populasi dan Sampel
Pengertian populasi menurut Singarimbun yang dikutip oleh Iskandar “adalah jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang
akan diduga”.
2
Populasi adalah unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas,
1
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi, 2013, Cet. 5, h. 17
2
Ibid., h. 69