Sistematika Penulisan Bab I
                                                                                sana.  Tempat  yang  semula  menjadi  lokasi  berkumpulnya  para  pendatang  Indo- Eropa,  menjadi  bentuk  awal  dari  gambaran  populasi  dan  bentuk  karakter  yang
khas di kawasan Asia Tengah hingga hari ini. Daerah ini didiami oleh dua bangsa yang hidup berdampingan yang memiliki beberapa ciri umum yang serupa, namun
berbeda  dalam  bahasanya.  Kedua  bangsa  ini  adalah  Turk  dan  Mongol.  Sejak dimulainya era Kristen, aktivitas kedua bangsa ini telah banyak ditemukan dalam
sumber-sumber  sejarah  Cina.  Mereka  dikenal  dengan  serbuan-serbuannya  yang bertujuan mendapatkan jarahan, sampai ketika bangsa Cina berhasil membangun
tembok  besar  Cina  The  Great  Wall  untuk  menghentikan  aksi  pengrusakan mereka.
21
Peneliti serta masyarakat luas dewasa ini, tentu amat sulit mendapatkan sumber  terpercaya  mengenai  peninggalan  arkeologis  bangsa  Mongol.  Menurut
Gulugjab  Tagghudai,  kelangkaan  ini  bukanlah  tanpa  sebab,  melainkan  bertalian erat dengan historisitas bangsa Cina yang pernah menduduki daerah yang semula
didiami oleh bangsa Mongol. Pada beberapa abad yang lalu, bangsa Cina banyak menghancurkan  artefak  yang  dipelihara  orang  Mongol  sejak  masa  Jengis  Khan.
Bahkan,  di  beberapa  wilayah  Cina  yang  terdapat  monumen  atau  suatu  pertanda yang  menghormati  Jangis  Khan  dihancurkan  pula.  Ironisnya,  di  seluruh  dunia
sejarah  Jengis  Khan  dan  bangsa  Cina  selalu  disebutkan  sebagai  suatu  masa keemasan peradaban Cina glorious China.
22
Seiring  berjalannya  waktu,  bangsa  Mongol  mulai  mendiami  kawasan  yang sangat luas mulai dari semenanjung Korea di timur melewati bagian utara dataran
21
Bertold Spuler, The Muslim World,  hlm.1.
22
Gulugjab  Tagghudai,  “General  Concept  in  Mongol  persona”,  hlm.2,  dari http:webcache.googleusercontent.comsearch?q=cache:AH3OObJL8M8J:silverhorde.viahistoria.
comGeneralConceptsInMongolPersona.pdf+cd=1hl=enct=clnk , diunduh pada tangal 14 Juli
2013, pukul 14.08.
tinggi  Cina  sampai  ke  wilayah  Kazakhstan.  Mereka  juga  mendiami  pegunungan Pemir dan danau Balkash di sebelah barat. Nama Mongol sendiri kemudian baru
dikenal sebagai salah satu bangsa utama dari banyak sebaran orang  yang berasal dari Mongolia pada abad 8 SM yang memiliki karakter etnologis tertentu.
23
Merujuk  pada  penjelasan  Badri  Yatim  yang  mengutip  dari  Ahmad  Syalabi yang  menyebutkan  bahwa  nenek  moyang  orang  Mongol  bernama  Alanja  Khan
yang  memiliki  dua  putra  kembar  bernama  Mongol  dan  Tatar.  Mongol  memiliki anak bernama Ilkhan yang di kemudian hari menjadi pemimpin bangsa Mongol.
24
Sedangkan  menurut  Hasan  Ibrahim  Hasan,  nama  Mongol  sendiri  memiliki kaitan  historis  dengan  istilah  Tatar.  Namun  begitu,  Hasan  lebih  condong  untuk
menggunakan  istilah  Tatar  untuk  menyebut  bangsa  Mongol.  Tatar  sendiri memiliki  m
akna  “suatu  tahun  di  mana  terjadi  beberapa  pergantian  masa”. Pemaknaan  ini  tidak  lain  lahir  dari  dua  kabilah  Tatar  yang  menghubungkan  diri
pada  penggambaran  Urkhun  Turki  yang  terdapat  pada  masa  abad  2  H  sekitar abad  8  M.  Pemaknaan  yang  sama  juga  ditujukan  pada  Mongol  secara
keseluruhan maupun bagi kabilah sejenis.
25
Ketika  memasuki  abad  13,  serbuan  pasukan  Mongol  ke  barat  di  bawah pimpinan  Jengis  Khan  menyebabkan  perkawinan  silang  antara  kebudayaan  dan
masyarakat  di  seluruh  benua  Asia.  Walaupun  pada  kenyataannya,  Jengis  Khan tidak  menghilangkan  Tatar  sebagai  suku,  orang  Mongolia  keturunan  Turk  juga
dikenal  dengan  sebutan  Tatar.  Namun,  bangsa  Eropa  menggunakan  istilah  ini
23
http:www.mongabay.comhistorymongoliamongoliaorigins_of_the_mongols_early_de velopment,_ca_220_bc-ad_1206.html
diunduh pada tanggal 15 Juli 2013 pukul 09.47.
24
Badri Yatim , Sejarah Peradaban Islam, hlm. 111.
25
Hasan Ibrahim  Hasan,  Tarikh al-Islam al-Siyasi wa al-Dini wa  al-Tsaqofi wa al- Ijtima’i
Juz 4 Kairo, Maktabah al-Nahdhlatul Misriyyah, 1968, hlm. 130.
                                            
                