Migrasi Bangsa Mongol SERBUAN BANGSA MONGOL KE BARAT
memberangkatkan pasukannya menyerbu Rusia, Polandia, Bulgaria, dan MagyarHongaria di Eropa Timur. Sesampainya di pintu gerbang Eropa tersebut
hasratnya tak kunjung padam, ia mengarahkan pandangan untuk menaklukkan Konstantinopel. Namun begitu, agaknya ia harus memendam cita-citanya. Ia
mangkat sebelum pasukannya menyentuh kota itu.
55
Salah satu episode perang yang menarik adalah ketika tentara berkuda Mongol pimpinan Ogodei dihadang oleh kawanan kavaleri gajah Turki-
Khawarizm, sebagaimana yang diceritakan oleh Juvaini Juwaini?:
56
And when the path of combat was closed to them, and the two parties had become entangled on the chess board of war, and the valiant
knights were no longer able to manoeuvre their horses upon the plain, they threw in their elephants; but the Mongols did not turn
tail, on the contrary, with their King-checking arrows they liberated those who were held in check by the elephants until broke up the
ranks of the infantry. When the elephants had received wounds ami were of no more use than the foot soldiers of chess, they turned back,
tramping many people underneath their feet. ketika jejak pertempuran menghampiri mereka, pergerakan dua
pasukan menjadi seperti perang di papan catur. Manuver berkuda prajurit Mongol tertahan dan hanya mengitari tanah datar, mereka
memanahi gajah-gajah tersebut. Mongol tidak terpengaruh dengan mengekor pasukan musuhnya. Malahan, dibawah kendali raja
mereka, serangan panah dialamatkan ke gajah sehingga menyebabkan kerusakan bagi infantri musuh. Pasukan gajah
tersebut menghancurkan infantri catur. Pasukan bergajah berbalik menuju prajurit musuh dan mencederai banyak orang yang dilewati
sang gajah.
Bagaikan menjalankan bidak catur, ketika mengetahui pergerakan pasukan berkuda terhenti oleh dominasi pasukan gajah Khawarizm, alih-alih mengadakan
serangan mengekor, yakni melalui belakang, pasukan Mongol yang kala itu dipimpin oleh Jochi, memilih menghujani pasukan gajah dengan panah. Ketika
55
Hamka, Sejarah Umat Islam jilid III Bukittinggi: N. V. Nusantara, 1961, hlm. 24.
56
Stephen Turnbull, Gengghis Khan, hlm. 21-22.
gajah-gajah panik, para pawangnya tidak bisa mengendalikannya dan sang gajah berbalik menghancurkan infantri Khawarizm.
Setelah memperoleh kemenangan yang gilang gemilang di Khawarizm, pasukan Mongol melanjutkan penaklukan atas seluruh Persia. Bukan hanya
kawasan landai, pasukan Mongol juga menghampiri dataran tinggi Mesopotamia dan menghancurkan kekuatan-kekuatan yang menentangnya. Gruzia Georgia
pun ditundukkan dan Anatolia dihancurkan. Semua pemuka wilayah serta rakyatnya menyatakan tunduk di depan Mongol. Tak berhenti sampai di situ.
Pintu gerbang Eropa pun didobrak, yakni ketika Rusia digempur, Polandia dijajah dan Hongaria dibuat menderita. Iring-iringan Mongol pun sampai di pintu
gerbang Wina Austria. Namun, kelanjutan penaklukan Eropa nyatanya belum terpenuhi ketika Ogodei berpulang. Eropa pun mengelus dada tanda selamat dari
petaka pasukan Mongol. Sebagai bentuk pengakuan atas kehebatan Mongol menyentuh Eropa, Paus Innocent IV memberi izin kepada Universitas Paris untuk
membuka program bahasa asing, yaitu Arab dan Tatar. Selain itu, Paus juga mengirimkan duta-dutanya secara berkala ke istana Qara Qum, sehingga seorang
rahib dari ordo Frasiskan bisa mengikuti upacara penahbisan raja Mogol Mongulistan, Goyuk. Mogol atau Moghulistan merupakan pecahan dari keluarga
Chagatay. Sepeninggal Ogedei, tampuk kepemimpinan sempat diserahkan kepada
istrinya yang bernama Toregene dan tak lama kemudian tahta tersebut diserahkan kepada Guyuk. Sesuatu yang nantinya menimbulkan ketegangan di antara
keluarga Mongol.
Batu pemimpin
Golden Horde,
menyatakan
ketidaksepakatannya dengan pengangkatan Guyuk.
57
Sama seperti kakeknya, Batu juga dikenal sebagai penakluk ulung. Golden Horde merujuk pada pengikut Jochi
yang berarti Gerombolan Emas.
58
Sepeninggal putra tertua Jengis Khan, Jochi, pada 1227, wilayahnya diwariskan kepada putra sulungnya, Orda. Daerah kekuasaannya yang meliputi
bagian barat sungai Irtish di Siberia, daerah yang paling jauh dari pusat pemerintahan Khan Agung di Qara Qum. Menurut sejarawan Persia abad 13,
Juwaini, daerah ini disebut juga “sejauh daerah yang pernah diinjak oleh kaki kuda Mongol”. Orda mendapat bagian Siberia barat dan koridor wilayah di antara
sungai Amu Darya dan Irtish yang dikenal sebagai “wilayah sayap timur ulus Jochi”. Setelahnya, daerah ini dikenal sebagai tempat berdiamnya Gerombolan
Putih White Horde dan Gerombolan Biru Blue Horde. Di kemudian hari, wilayah tersebut jatuh ke tangan Batu yang langsung mengonsolidasikan
kekuasaannya di daerah barat-cabang paling barat dari kekaisaran Mongol. Kedua gerombolan ini digabungkan menjadi suatu gerombolan baru bernama
Gerombolan Emas Golden Horde yang nantinya segera mengadakan ekspansi wilayah. Menginjak tahun 1235, Batu memperoleh kesempatan pertamanya untuk
mewujudkan mimpinya. Ogedei menunjuknya sebagai komandan pasukan Mongol sebesar 150.000 orang untuk menundukkan bangsa Bulgar di Sungai
Volga dan bangsa Kipchak. Bangsa Bulgar merupakan bangsa nomaden yang kebanyakan dari mereka telah memeluk Islam dan mendirikan negarakerajaan
dengan ibukotanya di Bulgar, terletak di pertemuan sungai Volga dan Kama.
57
Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 14.
58
Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 17
Mereka hidup di tenda dan menggantungkan kehidupannya dengan beternak, berdagang bulu binatang dan budak di pasar-pasar Ma wara
’a al-nahr yang nantinya ditukar dengan persenjataan dan barang manufaktur. Sedangkan bangsa
Kipchak merupakan konfederasi penggembala Turki yang kuat dan mendiami wilayah stepa bagian sebelah utara laut Kaspia, membentang dari Siberia barat
hingga sungai Danube. Ma wara’a al-nahr atau “tempat di balik sungai” dalam peta atlas modern
dimulai dari wilayah yang termasuk dalam bekas jajahan Uni Soviet yang kemudian membentuk negara-negera merdeka di Asia Tengah mulai dari
Uzbekistan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan terus membentang hingga mencapai Xinjiang barat laut di China. Daerah ini dikenal pula dengan nama
Transoxiana yang di tengah-tengahnya terdapat lorong daratan selebar 500 Km yang diapit dua sungai terbesar di Asia Tengah, Amu Darya dan Sir Darya, atau
nama klasiknya Oxus dan Jaxarte.
59
Lewat serangkaian serangan sistemastis bangsa Bulgar dapat ditaklukkan dan kotanya pun dihancurkan. Ketika pasukan sampai di wilayah Kipchak,
mereka sempat tertahan oleh gelombang aksi heroik pejuang Kipchak yang langsung dikomandoi oleh pemimpinnya Bachman. Namun keadaan tersebut tidak
bertahan lama, tembok pertahanan kokoh yang digalang pasukan Kipchak berhasil dijebol dan dengan cepat pasukannya ditundukkan. Batu melanjutkan serangannya
hingga mencapai sungai Ural pada tahun 1237, melintasi Rusia dan menghancurkan kota-kota besar seperti Moskow dan Kiev, yakni dengan
59
Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 12.
mengadu domba para pangeran Rusia yang telah terpecah belah. Pasukan terus berlanjut menaklukkan Polandia hingga Wina.
60
Di kemudian hari Golden Horde pimpinan Batu menjadi pasukan Mongol yang disegani baik di antara keluarga
maupun musuh-musuhnya. Di bagian timur jauh, keturunan Jengis Khan lainnya pun sedang
mengusahakan suatu dominasi atas Cina. Dimulai dari Mongke, putra Tului, yang mengusahakan kekuasaan atas negeri ini. Ambisinya terhenti dengan kematiannya
pada 6 September 1259. Cita-citanya diteruskan oleh adiknya Kubilai dan Aryg Boge. Setelah melewati beberapa peperangan penting Kubilai berhasil merebut
tahta tertinggi Cina dan menjadi kaisar sekaligus mendirikan dinasti baru, yakni dinasti Yuan. Pada perkembangannya, Yuan amat identik dengan tradisi dan
budaya Cina ketimbang Mongol.
61