Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Studi
                                                                                data  tersebut  bisa  berbentuk  lisan  maupun  tulisan.
11
Melihat  obyek  penelitian yang  memang  telah  terjadi  pada  abad  13,  maka  data  primer  yang  paling
memungkinkan diakses adalah berbentuk tulisan. Sedangkan data sekunder bentuknya sama seperti data primer. Namun, yang
membedakannya  dengan  data  primer,  adalah  bahwa  data  sekunder  tidak  berasal dari sekitar atau paling tidak berdekatan waktunya dengan peristiwa yang menjadi
obyek  penelitian.  Penelitian  ini  sepertinya  tidak  menitikberatkan  pada pengambilan sumber primer melalui wawancara.
Pengumpulan data dilakukan dengan studikajian pustaka library research. Studikajian  pustaka  dilakukan  dengan  menelusuri  fakta  sejarah  secara  tertulis,
kemudian mengumpulan dokumen, baik berupa tulisan sezaman atau manuskrip- manuskrip yang berhubungan dengan peristiwa yang ditelaah. Guna mendapatkan
informasi  yang  valid  dan  otentik  penulis  menggunakan  sumber  primer  yang berasal  dari  dokumen  sezaman.  Salah  satu  dari  sumber  primer  yang  digunakan
adalah  karya  Ibnu  Atsir  berjudul  al-Kamil  di  Tarikh  Ibnu  al-Atsir.  Dalam  karya ini  diceritakan  mengenai  serangan  bangsa  Mongol  terhadap  negeri-negeri  Islam.
Di  mana  terdapat  bangsa  Mongol  maka  di  situ  terjadi  pembunuhan.
12
Selain  itu, penulis juga menggunakan sumber-sumber  sekunder  yang mempunyai  relasi  dan
relevansi dengan kajian materi pembahasan. Sumber  lain  untuk  melihat  kondisi  Baghdad  abad  pertengahan,  penulis
merujuk  kepada  kitab  Futuh  al-Buldan  karya  Abul  Abbas  Ahmad  bin  Jabir  al- Baladhuri.  Dalam  hal  ini  penulis  menggunakan  kitab  Futuh  al-Buldan  versi
11
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah Yogyakarta: Bentang, 1995.
12
Ibn  al-Atsir,  al-Kamil  fi  al-Tarikh;  Tarikh  Ibn  al-Atsir  Riyadh:  Baitul  Afkar  ad- Dauliyyah, tanpa tahun hlm.1914.
terjemahan bahasa  Inggris  oleh Francis Clark Murgotten.
13
Penulis mendapatkan kedua sumber itu dari perpustakaan rekan penulis, Johan Wahyudi.
Sumber  primer  mengenai  kehidupan  bangsa  Mongol  memang  masih  sulit ditemukan.  Namun  begitu  terdapat  sumber  sekunder  yang  cukup  otoritatif  yakni
buku yang ditulis oleh John Man berjudul Jenghis Khan Legenda Sang Penakluk dari  Mongolia  2009.  Walaupun  buku  ini  lebih  mengetengahkan  kisah  hidup
Jengis Khan, namun aspek kehidupan bangsa Mongol, terkait juga mengenai pola hidup  nomaden  serta  kegemarannya  akan  ekspansi  ke  negeri  lain  turut  pula
disampaikan. Sumber  sekunder  lainnya  yang  cukup  informatif  adalah  berupa  kitab
berjudul  al-Muqaddimah  yang  ditulis  oleh  Ibn  Khaldun.  Penulis  menggunakan Muqaddimah berbahasa Indonesia terjemahan Ahmadie Thaha.
14
Dalam buku ini, peristiwa serangan bangsa Mongol ke Baghdad disinggung walaupun tidak secara
komprehensif. Sedangkan untuk sumber lainnya, terutama untuk sumber sekunder, penulis
mendapatkannya  lewat  hasil  penjelajahan  di  Perpustakaan  Utama  Universitas Islam  Negeri  Syarif  Hidayatullah.  Selain  itu,  penulis  juga  mendapatkannya  di
Perpustakaan  Fakultas  Adab  dan  Humaniora.  Beberapa  sumber  lainnya  yang didapat, juga berasal dari pribadi, dan dari teman penulis.
3.  Analisa Data
13
Lebih lanjut lihat Ibn Jabir al-Baladhuri, Kitab Futuh aAl-Buldan of al- Imam Abul ‘Abbas
Ahmad  ibn-Jabir  al-Baladhuri  Part  II  transl.  Francis  Clark  Murgotten  New  York:  Columbia University, 1924.
14
Lebih  lanjut  lihat,  Ibn  Khaldun,  Muqaddimah;  Abd  al-Rahman  bin  Muhammad  ibn Khaldun terj. Ahmadie Thaha Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986.
                                            
                