Konflik antar Khaniyah Mongol
                                                                                perbatasan Rumania. Di timur, pengaruhnya terpancang meliputi Khawarizm dan kota Urganch yang terkenal.
63
Walaupun  telah  mendirikan  pusat  kekuasaannya  sendiri,  api  pertikaian antara Batu dan Guyuk belum juga padam. Menurut Brockelmann, Guyuk terlibat
perang terbuka dengan Batu di Balkan, sesaat setelah dirinya ditahbiskan menjadi Khan Agung. Sekitar dua tahun berselang, Batu melancarkan serangan ke bagian
barat  kekuasaan  Guyuk.  Kebetulan  Guyuk  berada  tidak  jauh  dari  iring-iringan pasukan  Batu.  Didorong  oleh  api  kemarahan  yang  membakar,  Guyuk  memacu
kudanya  beserta  pasukannya  dan  terlibat  pertarungan  dengan  saudara  sepupunya itu. Pertempuran mencapai akhirnya ketika Batu berhasil membunuh Guyuk.
64
Setelah  Batu  mangkat  pada  sekitar  tahun  1255  atau  1258,  tampuk  khan Golden Horde diberikan kepada Berke, adiknya. Sang Khan baru mendirikan kota
baru  lainnya,  Saray  Baru,  yang  juga  berada  di  tepi  sungai  Akhtuba  di  sebelah timur  Volgograd.  Saray  Baru  dipilih  menjadi  ibukota  baru  ketika  khan
Gerombolan  Emas  ini  dijabat  oleh  Uzbek  yang  memerintah  mulai  tauh  1313 hingga 1341 yang juga menjadi puncak kegemilangan Golden Horde. Pada masa
itu, pasukan Golden Horde berhasil memukul mundur pasukan Mongol Chagatay sekaligus  memasukkan  wilayah  kekuasaan  Chagatay  ke  dalam  wilayah  Golden
Emas.  Di  wilayah  ini  terhampar  potensi  niaga  yang  besar  yakni  adanya  jalur perdagangan  yang  menghubungkan  Asia  dengan  Eropa.  Sekitar  tahun  1330,  Ibn
Battuta sempat mengunjungi kota ini dan menemukan sebuah kota kosmopolitan yang luar biasa dihuni oleh orang Mongol, Kipchak, Sirkassia, Rusia, dan Yunani,
63
Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 87.
64
Carl Brobkelmann, History of the Islamic, hlm. 249.
masing-masing  hidup  di  komunitasnya  sendiri.  Saat  itu,  di  Saray  Baru  sudah berdiri tiga belas gereja dan sejumlah masjid. Ibn Battuta mengatakan bahwa kota
ini mer upakan “salah satu kota terbaik yang sangat luas, terletak di dataran yang
dipenuhi dengan warga yang menyelenggarakan pasar besar, jalannya pun terlihat lebar.”
Sepeninggal  Uzbek,  tahta  kerajaan  diamanatkan  kepada  anaknya,  Janibeg, yang  mulai  berkuasa  pada  tahun  1337.  Di  masa  pemerintahannnya,  potensi
masyarakat  dan  daerahnya  dilemahkan  oleh  serbuan  Wabah  Hitam  yang membunuh  sekitar  80.000  orang  hanya  di  daerah  Crimea  saja,  dan  belum  di
daerah  lainnya.  Golden  Horde  pun  berada  di  masa  kemundurannya.  Serangkaian pertikaian  antar  bangsawan  keturunan  Batu  menyebabkan  keutuhan  kerajaan
semakin  tidak  terkendali  lalu  kemudian  terpecah  menjadi  wilayah-wilayah merdeka yang saling bermusuhan.
65
Konflik  internal  tidak  saja  melanda  Gerombolan  Emas,  namun  juga menghancurleburkan persatuan keluarga Mongol Chagatay. Sekitar akhir abad ke
13,  ketegangan  serius  mulai  muncul  di  wilayah  Chagatay.  Saat  itu,  terjadi perselisihan antara bangsawan Mongol yang memilih cara hidup menetap, baik di
kota maupun desa, sebagian besar berasal dari Ma wara ’a al-nahr, mereka adalah
Mongol  yang  Muslim  dengan  saudara  mereka  yang  mempraktikkan  pola  hidup militer  pengembara,  mendiami  wilayah  timur  dan  yang  masih  menyembah
berhala.  Bangsawan  pengembara  mencibir  Mongol  penetap  sebagai  bukan Mongol  sejati  melainkan  hanya  peranakan.  Sedangkan  Mongol  penetap
65
Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 87-90.
menganggap mereka yang masih hidup mengembara sebagai jete, perampok, atau jat.
Semakin  lama,  pertikaian  ini  semakin  sulit  dilerai,  malah  semakin menumbuhkan  kebencian  di  antara  kedua  Mongol  beda  profesi  ini.  Ketegangan
semakin membesar dengan adanya penerapan sistem keistimewaan yang diberikan kepada  kaum  militer  oleh  khan.  Keistimewaan  ini  membebani  masyarakat  yang
hidup di bawah kemiskinan. Mereka dipaksa memberikan makanan, pakaian, dan persenjataan bagi tentara.
66
Pun  di  bagian  Timur  Jauh,  kegemilangan  yang  dicapai  oleh  Kubilai, ternyata  mengundang  api  perselisihan  dengan  saudaranya  seperjuangan  dulu,
Aryq Boge. Sepeninggal Mongke, Aryg Boge ditengarai berambisi menjadi Khan Agung  menggantikan  kakaknya.  Hal  tersebut  diketahui  oleh  Kubilai  yang  juga
berhasrat menjadi Khan Agung. Jabatan ini tentu saja akan semakin meningkatkan reputasinya sebagai salah satu penguasa dunia yang berpengaruh. Selain menjadi
kaisar  atas  Cina,  negeri  yang  memiliki  peradaban  teragung  dan  tersohor  di balahan  dunia  manapun,  posisi  Khan  Agung  akan  semakin  menahbiskan  dirinya
sebagai satu-satunya penguasa tertinggi bagi seluruh orang Mongol, bangsa yang dikenal sejarah memiliki reputasi menakutkan sepanjang sejarah umat manusia.
Dikatakan  demikian  mengingat  Mongol  merupakan  bangsa  yang  tak pandang  bulu  menghancurkan  lawannya,  membunuh,  merampok  dan  hanya
menjadikan  hal  itu  sebagai  keharusan.  Setelah  melakukan  hal  itu,  mereka  tidak memiliki  cita-cita  untuk  membangun  wilayah  taklukkan  itu  kembali.  Baru  pada
66
Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 26.
keturunan  Mongol  berikutnya  yang  telah  berakulturasi  dengan  budaya  lain  sadar akan  pembangunan  peradaban.  Pada  akhirnya,  Kubilai  berhasil  memenangkan
perburuan gelar dan menjadi Khan Agung selanjutnya.
67
Di  balik  pertikaian-pertikaian  yang  terjadi  antar  pemuka  Mongol  ini, terdapat  benang  merah  yang  dapat  ditarik,  yakni  bangsa  Mongol  menjadi
penguasa  terbesar  di  seluruh  dunia.  Kendati  sebelumnya  lebih  banyak mempraktikkan  pola  hidup  pastoral  atau  nomaden,  beberapa  dari  mereka  mulai
tersadar  bahwa  untuk  melanggengkan  nama  serta  kerja  keras  yang  mereka lakukan  selama  ini  maka  membangun  suatu  peradaban  merupakan  langkah  yang
harus diwujudkan selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan berbagai ibukota yang menjadi sentral kekuasaan.
Batu  membangun  Saray  Lama,  Kubilai  Khan  meenjadi  penguasa  Cina  dan menandai kelahiran dinasti baru yakni Yuan. Di masa-masa setelahnya, kekuatan
bangsa pastoral  yang bukan saja berasal dari suku Mongol pun mampu membuat peradaban.  Negeri-negeri  Asia  Tengah  mulai  disanjung  karena  keindahannya
ketika  Timur  Leng  bertahta  di  Samarkand,  bahkan  bangunan  gaya  Timuriyah yakni  dengan  atap  menyerupai  kubah  dan  didominasi  oleh  warna  biru  menjadi
inspirasi  pembangunan  istana  Kremlin  Russia.
68
Belum  lagi  tentang  pasukan Turki  Seljuk  yang  menjadi  momok  menakutkan  bagi  kerajaan  Byzantium.
Kekalahan  pasukan  Salib,  pada  serentetan  Perang  Salib  juga  terjadi  ketika  tidak mampu  menandingi  manuver  tajam  pasukan  Seljuk.  Bahkan  dalam  pertempuran
Manzikert  yang  terjadi  tahun  1071,  Turki  Seljuk  berhasil  mengalahkan
67
Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 22.
68
Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 271.
Byzantium.
69
Perebutan  Konstantinopel  pada  1453,  oleh  Muhammad  II,  Sultan Turki  Usmani,  menjadi  pembuktian  bahwa  bangsa  stepa  memiliki  formula  jitu
sebagai penguasa dunia.
70
Selain  Mongol,  saudara  mereka,  bangsa  Turki  juga  sebelumnya  menjalani hidup sebagai bangsa berkuda yang mendiami kawasan Asia Tengah. Belakangan
ketika  mereka  telah  semakin  berkembang  karena  ditempa  pengalaman,  mereka kerapkali bersitegang dan saling berebut pengaruh. Ikatan persaudaraan ketika di
padang  rumput  dahulu,  agaknya  semakin  memudar  oleh  karena  agenda  politik masing-masing.
Kendati kerap terjadi silang pendapat dan tak jarang berakhir dengan perang saudara,  Mongol  telah  membuktikan  diri  sebagai  bangsa  besar  yang  sejarahnya
mampu  menandingi  penguasa  besar  lainnya  dalam  sejarah  manusia,  seperti Alexander  Agung,  Napoleon  Bonaparte,  Frederick  The  Great  atau  Harun  al-
Rasyid. Hanya saja perbincangan mengenai Mongol kerapkali lebih dikedepankan hanya  seputar  kesadisan  serta  “piramida  manusia”  yang  kerap  dibuatnya  ketika
menaklukkan suatu kota. Seakan  tak  mau  kalah  dengan  saudara-saudaranya  yang  dikenang  sejarah
sebagai  penakluk  besar,  Hulagu  Khan  memiliki  ambisi  pula  untuk  menjadi  khan yang  memiliki  jalannya  sendiri.  Sematan  Mongol  dalam  dirinya  serta  pasukan
berkudanya  belakangan  lebih  dikenal  dengan  Tatar.  Sebagaimana  telah disinggung  sebelumnya,  sebutan  Tatar  kerapkali  digunakan  secara  bergantian
69
Tim  Penulis,  Perang  yang  Mengubah  Sejarah;  Buku  Pertama:  dari  Pertempuran Megiddo  1457  SM  hingga  Blenheim  1704  Jakarta:  PT.  Elex  Media  Komputindo,  2013  hlm.
135.
70
Tim Penulis, Perang yang Mengubah, hlm. 184.
dengan  Mongol.  Hulagu  mengukir  sejarahnya  sendiri  sebagai  penakluk kekhilafahan  Baghdad  yang  juga  memiliki  peradaban  besar,  tak  kalah  dengan
Cina.
                