LATAR BELAKANG MASALAH Peran rohis dalam meningkatkan sikap keberagaman siswa di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan
Aktivitas lembaga pendidikan seharusnya menekankan kepada pembinaan, pendidikan, dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi generasi yang
mampu membangun masa depan yang lebih baik sesuai dengan tujuan nasional itu sendiri yaitu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia dan berbudi luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan merupakan proses pembinaan yang dilakukan terus-menerus
kepada anak dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia, bertanggung jawab dan berlaku jujur. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu
tidak cukup dengan pendidikan formal saja melainkan diperlukan juga bimbingan yang terarah di luar jam sekolah untuk menunjang dan menambah
pengetahuan yang didapat di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu wadah untuk menyalurkan minat
dan bakat siswa. Dengan demikian siswa dapat menggali potensi yang ada dalam diri mereka sehingga ketika keluar dari intstitusi sekolah, mereka telah
menjadi pribadi yang mengenal potensi dan bakat mereka masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler dapat mengajarkan siswa tentang pendidikan
keorganisasian, kerja sama, sosialisasi, serta tanggung jawab yang perlu ditanamkan dalam diri siswa sehingga mereka tidak hanya mendapatkan ilmu
sercara teoritis saja melainkan lebih kepada hal-hal yang bersifat priktis, yang tentu saja dibutuhkan siswa ketika mereka berada di dalam lingkungan
masyarakat. Kegiatan ekstakurikuler tidak hanya menuntut siswa untuk berkreasi
sesusai dengan bakat mereka saja, tetapi lebih dari itu. Karena walaupun hanya kegiatan ekstrakurikuler saja, kegiatan tersebut mempunyai andil besar dalam
perkembangan siswa khususnya dari segi psikomotorik. Setiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti, pramuka, PMR,
Futsal, Basket, Pencak silat, Rohis dan lain sebagianya. Hal ini dapat membuktikan bahwa sekolah-sekolah sekarang ini sudah memahami bahwa
perlunya penyaluran bakat dan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Di antra banyaknya kegiatan ekstrakurikuler tersebut bahkan dapat mengukir
prestasi yang bisa menjadi kebanggaan sekolah. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya kegiatan biasa saja melainkan memiliki
dampak yang cukup besar dalam perkembangan siswa. Setiap guru dan kepala sekolah berharap siswa-siswanya mampu
memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti dengan sebaik- baiknya sehingga hal ini dapat memperkecil kemungkinan siswa-siswanya
melakukan tindakan yang kurang baik. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang akan penulis teliti adalah Rohis.
Berbicara tentang Rohis, tentu akan berkaitan dengan pendidikan agama. Pendididikan agama sekarang telah diakui oleh pemerintah sabagi salah satu
mata pelajaran yang diharuskan dalam institusi sekolah, hal ini tertuang dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang ditegaskan
bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pedidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Hal
ini dengan jelas memposisikan pendidikan agama sabagi salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan apa pun. Di samping itu, menurut undang-
undang ini keberadaan pendidikan Islam diakaui secara jelas, hanya saja yang menjadi persoalan bagaimana pendidikan Islam itu sendiri menempatkan dirinya
pada posisi yang tepat dan strategis, sehingga dapat menunjukan eksistensinya.
1
Dibentuknya Rohis di sekolah diawali dengan kesadaran bahwa transformasi ilmu Agama Islam yang ada pada kurikulum sangatlah kurang
dalam upaya pembinaan mental dan ahklak. Hal ini terlihat pada alokasi waktu yang diberikan untuk mata palajaran Pendidikan Agama Islam adalah 2 jam
minggu, hal ini tentu akan menghasilkan kompetensi siswa yang tidak memuaskan karena kerebatasan penyampaian materi-materi tersebut.
Oleh karena itu keberadaan Rohis sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler agamis, diharapkan dapat melengkapi dan menyempurnakan
1
Hasbullah,Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996, hal.1
pembelajaran yang diperoleh siswa di kelas dan tentu saja aplikasi Rohis melalui kegiatan-kegiatannya yang dapat membantu siswa untuk lebih
memahami ajaran-ajaran Agama Islam dengan lebih baik, serta memiliki kecerdasan intelektual dan emosional spiritual serta kepribadian tangguh
berdasakan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Hal ini karena Rohis mempunyai kegiatan-kegiatan yang cukup banyak, di
antaranya adalah bakti sosial, marawis, serta kreativitas siswa melalui madding. Selain itu, siswa juga dididik dan dibina dengan ilmu-ilmu agama yang
berlandaskan Al-Quran dengan melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan bacaan Al-Quran, peringatan hari besar Islam, pesantren kilat dan kegiatan-
kegiatan yang lainya yang dapat memotivasi siswa untuk dapat mengamalkan ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya. Supaya itu juga agar siswa menjaga
dalam hati agar iman mereka tidak mudah goyah dan hancur. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.
”
Dengan demikian pendidikan dapat dilalui dengan berbagai cara yaitu melalui proses pendidikan formal, informal dan non formal baik pendidikan
umum dan pendidikan agama. Sebagimana yang dinyatakan oleh Zakiyah Da
rajat “ Bahwa untuk memperoleh pendidikan Agama ada tiga jalur yang harus ditempuh yaitu : keluarga sebagi jalur pendidikan informal, sekolah sebagi
jalur pendidikan formal dan masyarakat sebagi pendidikan non formal”
2
2
Zakiyah Darajat, Kesehatan mental, Jakarta: PT Gunung Agung,2001, h.121
Keberadaan Rohis tentu meberikan imbas yang positif bagi siswa, karena mereka dapat memperoleh peajaran yang tidak hanya bersifat teoritis saja
melainkan lebih kepada hal-hal yang bersifat praktis dan diharapkan dengan kegiatan-kegiatan ini siswa dibekali kreativitas dan potensi yang baik sehingga
dapat membantu mereka ketika dalam lingkungan masyarakat. Peran Rohis dalam sekolah belum tentu menjamin para anggotanya
memiliki sikap keberagamaan yang cukup baik. Karena walupun proses dari suatau kegiatan itu amat baik namun apabila hasilnya tidak memuaskan, maka
dapat dipastikan bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki efek apapun. Hal ini berarti harus ada yang diperbaiki dari kegiatan-kegiatan tersebut sehigga dapat
menghasilkan potensi unggul yang sesuai dengan harapan dan tujuan. Di antara sikap-sikap yang perlu ditanamkan dalam diri siswa seperti
dijelaskan dalam buku Josephson Michael s, Val J Peter dan Tom Dowd yang berjudul “Menumbuhkan 6 sikap remaja idaman”, adalah sikap amanah, hormat,
tanggung jawab, adil, peduli, kasih sayang dan sebagainya
3
. Hal ini baru dari segi ahklak saja karena sikap keberagamaan harus memiliki aspek akidah,
ibadah dan ahklak tentunya. Akan tetapi, sikap keberagamaan tersebut tidak muncul dengan sendirinya,
malainkan perlu adanya pembiasaan dan pelatihan dalam diri siswa itu sendiri. Hal tersebut tentu saja hal tersebut diperoleh dari keikutsertaan mereka dalam
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Rohis. Dengan demikian kegiatan- kegiatan yang diadakan oleh rohis tersebut, maka diharapkan siswa-siswa dapat
bertindak, berprilaku dan bersikap baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna
mengetahui seberapa besar eksistenti Rohis dan peran rohis itu sendiri dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa.
Akhirnya, penulis menetapkan judul penelitian skripsi dengan judul
“Peran Rohis Dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan Pondok Ranji Ciputat
”.
3
Josephson, Michael s, Val J, Peter, dan Tom Dowd, Menumbuhkan 6 Sikap Remaja Idaman, Bandung: Kaifa, 2003, cet.1,hal.20-21