Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Berdasarkan pasal 1 ayat 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimaksudkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut dengan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang harus disetujui bersama oleh pemerintah daerah dengan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyusunan APBD itu sendiri merupakan suatu proses yang panjang melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan penjaringan aspirasi masyarakat jaring asmara yang kemudian dibahas melalui Rapat koordinasi Pembangunan Rakorbang pada tiap tingkatan. Adapun Rakorbang pada tiap tingkatan mulai dari tingkat desa, Kecamatan dan Kabupaten adalah : 1. Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang DesaKelurahan diselenggarakan untuk mensinkronkan berbagai Program Pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari penjaringan aspirasi masyarakat di wilayahnya, menjadi usulan yang terpadu untuk dilaksanakan di desaKelurahan dan atau dibahas dalam forum Musrenbang Kecamatan. Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009 2. Musrenbang Kecamatan diselenggarakan untuk mensinkronkan hasil-hasil perencanaan partisipatif dari tingkat desakelurahan dalam satu wilayah Kecamatan, dengan rencana Pembangunan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten dilingkup Kecamatan yang bersangkutan sehingga menjadi suatu usulan yang terpadu untuk dibahas ke Musrenbang Daerah Kabupaten. 9 3. Musrenbang Kabupaten diselenggarakan untuk menghasilkan kesepakatan dan komitmen diantara para pelaku pembangunan Pemda, Masyarakat, Perguruan tinggi, Dunia Usaha atas programkegiatan dan anggaran tahunan daerah. Pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif dengan berpedoman pada perencanaan pembangunan daerah. Untuk penyusunan APBD tahun 2008 sebagaimana diamantkan dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2008 disebutkan Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam penyusunan APBD tahun anggaran 2008 yaitu : 1. Penyusunan Kebijakan Umum APBD KUA 2. Pembahasan dan penetapan kesepakatan bersama mengenai KUA antara Pemerintah Daerah dan DPRD. 3. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS 4. Pembahasan dan penetapan kesepakatan bersama mengenai Prioritas Plafon Anggaran PPA antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009 5. Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala Daerah tentang pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran-Satuan Kerja Pemerintah Daerah RKA-SKPD 6. Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD dengan SKPD. 7. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD. 8. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Terkait dengan penganggaran APBD, maka dalam penelitian ini pembahasan dibatasi pada penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD. Sesuai dengan surat edaran yang diterima dari kepala daerah, maka masing-masing SKPD menyusun RKA dengan menggunakan format sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 sebagai berikut : 1. RKA-SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan SKPD 2. RKA-SKPD 1 Rincian Anggaran Pendapatan SKPD 3. RKA-SKPD 2.1 Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung 4. RKA-SKPD 2.2 Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung menurut Program dan Kegiatan SKPD 5. RKA-SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan RKA-SKPD yang didukung oleh rinciannya yaitu RKA-SKPD 1 dan RKA- SKPD 2.1 dan 2.2 dihimpun oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD yang Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009 dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah untuk dibahas dan dinilai kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA dan PPA. Adapun Format RKA-SKPD sebagaimana dimuat dalam lampiran Permendagri No. 59 tahun 2007 antara lain berisi nama program, nama kegiatan, indikator kinerja, tolok ukur kinerja, target kinerja input, output dan outcome, objek belanja dan rincian objek belanja serta dilengkapi dengan nomor rekening Setelah RKA dari Seluruh SKPD dikompilasi oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD sebagai dasar penyusunan RAPBD, maka struktur APBD dapat disusun sebagai berikut : 1. Anggaran Pendapatan 2. Anggaran Belanja dan 3. Anggaran Pembiayaan Proses selanjutnya adalah TAPD mempersiapkan rancangan peraturan daerah tentang RAPBD, kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam sidang paripurna dan ditetapkan menjadi APBD dengan Peraturan Daerah tentang APBD.

2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun

4 79 107

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dan locus of control terhadap kinerja manajerial

0 17 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA TERNATE)

5 57 131

PENGARUH KECUKUPAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 24

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi K

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan).

0 0 6

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 1 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 0 15

JURNAL MERIA SOLINA PDF PENGARUH AKUNTABILITAS PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR DESENTRALISASI PADA KINERJA MANAJERIAL PADA SKPD KOTA TANJUNGPINANG

0 1 49

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEMERINTAH SKPD (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 1 16