sumbu Y . Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut ini.
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2
Re gres
sion S tuden
tized Re sidua
l
3 2
1 -1
-2 -3
Scatterplot Dependent Variable: KM
Gambar 5.4. Uji Heterokedastisitas 5.5 Pengujian Hipotesis
5.5.1. Pengujian Hipotesis 1
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda,
maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
Struktur Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD. Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009
Tabel 5.9. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1
R = 0,809
a
,054 ,344
,157 ,876
,290 ,111
,284 2,621
,012 ,580
1,725 ,141
,130 ,120
1,077 ,286
,551 1,814
,817 ,128
,690 6,376
,000 ,579
1,726 Constant
PART SA
DES Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: KM a.
Adjusted R
2
= 0,633 F = 32.102
Sig. F = 0,000 Sumber: Lampiran 6
Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian,
diperoleh nilai R sebesar 0,809, hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran dan struktur
desentralisasi mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja manajerial. Sedangkan nilai R square R
2
atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R
2
adalah diantara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum R
2
untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009
sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi.
Jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan varaibel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah
nilai adjusted R
2.
Nilai adjusted R
2
sebesar 0,633 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 63,3. Dengan kata
lain 63,3 perubahan dalam kinerja manajerial SKPD mampu dijelaskan variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan stuktur
desentralisasi sisanya sebesar 36,7 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi
menunjukkan bahwa ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD. Dari
uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi
terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka model penelitian adalah sebagai berikut:
Kinerja = 0.054 + 0.290 Part + 0.141 SA + 0.817 DES + e Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kejelasan
sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dan struktur desenttralisasi
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009
menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara variabel kejelasan sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dan struktur desentralisasi
dengan kinerja adalah positip yaitu semakin tinggi variabel kejelasan sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam penyusunan anggaran dan
struktur desentralisasi maka semakin tinggi kinerja mereka. Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap kinerja manajerial, maka dapat dilihat dari nilai signifikansi t hitung tersebut. Jika nilai signifikansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hasil pengujian data, maka dapat dinyatakan bahwa variabel kejelasan
sasaran anggaran tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD. Sedangkan variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dan
struktur desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja managerial SKPD.
5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua