Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

sasaran anggaran tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja manajerial SKPD. Pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa pengawasan internal mempunyai efek moderasi dengan tingkat signifikansi 10 terhadap hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial SKPD, tetapi jika menggunakan tingkat signifkansi 5, pengawasan internal tidak dapat dikatakan memiliki efek moderasi.

5.6.1 Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial SKPD Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Partisipasi Penyusunan Anggara berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian Suhartono, Halim 2005 yang menyimpulkan Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD di Pemerintahan daerah. Sejalan dengan pernyataan Riyadi 1998 bahwa partisipasi penyusunan anggaran merupakan sarana bagi karyawan untuk dapat lebih mengerti terhadap apa yang mereka kerjakan. Selanjutnya, partisipasi penyusunan anggaran akan membantu karyawan untuk memperbaiki kinerja mereka dengan mengetahui target anggaran. Demikian juga dengan hasil penelitian Argrys 1952 dalam Kenis 1979 yang mengatakan kunci dari kinerja yang efektif adalah partisipasi dari bawahan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009

5.6.2 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

SKPD Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Kejelasan Sasaran Anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD. Hasil Penelitian ini berbeda dengan penelitian Suhartono dan Halim 2005 yang menyimpulkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial Pemda. Hasil penelitian tidak sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kenis 1979, bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Locke 1968 dalam Kenis 1979 menyatakan bahwa penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif dari pada tidak menetapkan tujuan spesifik. Hal ini akan mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Syafrial 2009, menyimpulkan bahwa kejelasan sasaran anggran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja managerial SKPD. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan ada perbedaan karakter dari individu dalam penyusunan anggaran satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Deli Serdang dengan di Kabupaten Saralangon. Dalam RKA_SKPD yang akhirnya akan dijadikan bahan dalam penyusunan anggaran Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009 SKPD, Kabupaten Deli Serdang, tidak begitu memperhatikan kejelasan sasaran anggaran. Indikator kinerja yang dibuat dalam RKA, masih bersifat tidak terukur. Setiap akhir periode, masing-masing SKPD menyusun laporan pertanggungjawab atas penggunaan anggaran dalam bentuk LAKIP. Pengukuran kinerja dalam lakip hanya berdasarkan aspek ekonomis, efektifitas dan efesiensi. Dimana pengukuran tersebut masih dianggap kurang tepat karena tidak memperhatikan apakah belanja yang telah dikeluarkan tersebut telah mencapai sasaran yang dicantumkan dalam RKA. Indikator kinerja yang digunakan selama ini oleh pemerintah daerah dalam pelaporan pertanggungjawabab keuangan daerah masih memiliki kelemahan karena indikator kinerja tersebut tidak terukur, dan tidak didukung oleh data yang valid dan handal. Indikator kinerja hanya membandingkan antara anggaran dan realisasi, sedangkan dalam penyusunan anggaran, penentuan besarnya nilai rupiah belanja untuk program dan kegiatan tidak berdasarkan suatu data yang valid dan dapat diandalkan. Misalkan dalam penentuan belanja untuk pemelihraan aktiva tetap sebesar Rp. 300.000.000 tidak didukung perincian yang logis dan data yang dapat di andalkan seperti data tentang jumlah asset tetap dan kondisi asset tetap tersebut yang perlu biaya pemeliharaan. Sehingga tidak jelas apakah asset tersebut hanya perlu belanja pemeliharaan ringan atau biaya pemeliharaan berat. Sehingga saat realisasi anggarannya ternyata hanya Rp. 250.000.000 juta dianggap pemerintah daerah sudah efesien. Jika dilakukan analisa lebih lanjutnya, ternyata belanja yang dikeluarkan Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009 seharusnya cukup Rp. 200.000.000 juta. Jadi ada keterkaitan antara proses penyusunan anggaran dan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah. Dengan adanya indikator kinerja tersebut terjadi kesenjangan antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam menilai kinerja yag telah mereka capai. Dalam satu sisi, masyarakat menganggap kinerja pemerintah daerah sangat rendahjelek tetapi berdasarkan indikator kinerja yang dibuat oleh pemerintah dalam laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah, pemerintah daerah tergolong memiliki kinerja yang baik. Hal ini disebabkan adanya pengukuran kinerja yang dianggap kurang tepat yang tidak memasukkan beberapa unsur yang berkaitan dengan masyarakat. Sistem pengukuran kinerja yang dapat mengindikasikan orientasi pemenuhan kepuasankebutuhan masyarakat adalah penetapan indikator dan target kinerja yang jelas dan terukur. Penetapan indikator dan target kinerja merupakan tahap penting yang harus dilakukan secara hati-hati. Penetapan indikator dan target kinerja penting untuk menentukan keberhasilan satuan kerja perangkat daerah dalam melaksanakan program dan kegiatan. Penetapan kinerja diharapkan tidak menimbulkan kesenjangan penilaian antara masyarakat dan pemerintah daerah. Locke 1968 dalam Kenis 1979 mengatakan kejelasan sasaran anggaran disengaja untuk mengatur perilaku karyawan. Ketidakjelasan sasarana anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Hal ini menyebabkan pelaksanaan anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009

5.6.3. Pengaruh Struktur Desentralisasi terhadap Kinerja Managerial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun

4 79 107

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dan locus of control terhadap kinerja manajerial

0 17 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA TERNATE)

5 57 131

PENGARUH KECUKUPAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 24

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi K

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan).

0 0 6

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 1 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 0 15

JURNAL MERIA SOLINA PDF PENGARUH AKUNTABILITAS PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR DESENTRALISASI PADA KINERJA MANAJERIAL PADA SKPD KOTA TANJUNGPINANG

0 1 49

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEMERINTAH SKPD (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 1 16