Tabel 4.1. Populasi dan sampel penelitian
Jumlah No Keterangan
SKPD Populasi
Sampel 1 Badan
8 16
16 2
Dinas 17 34 34
3 Kantor
3 6 6 4
Sekretariat Daerah
1 2 2 5
Sekretariat Dewan
1 2 2 6
Inspektorat 1 2 2
T o t a l 31
62 62
4.4 Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer. Indriantoro dan Supomo 1999 menyebutkan data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode sensus di Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Untuk mendapatkan data dari responden
digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang akan diantar sendiri oleh penulis dengan 2 tahap yaitu tahap pertama akan dikirim sebanyak 62 kuesioner dan
ditunggu selama 10 hari, jika pengembalian kuesioner pada tahap pertama tidak mencukupi untuk di uji maka akan dikirim kembali sebanyak 62 kuesioner dan
ditunggu selama 10 hari, sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut maka
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009
kedua data responden tersebut terlebih dahulu akan dilakukan uji response bias karena ada perbedaan waktu pengumpulan data.
4.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
Ada lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1 Kinerja manajerial SKPD, 2 partisipasi dalam penyusunan anggaran, 3 kejelasan sasaran
anggaran, 4 struktur desentralisasi dan 5 pengawasan internal. Guna memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu
diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kinerja manajerial SKPD Y didefinisikan sebagai hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan dan penganggaran,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala interval dan
menunjukkan tingkat kinerja manajerial. Kuesioner ini diadaptasi dari Mahoney
1963 dengan mempertimbangkan fungsi-fungsi manajerial yang terdapat di Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006, dan sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test.
2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran X
1
adalah partisipasi manajerial SKPD dalam proses penganggaran daerah, seperti program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, keikutsertaan dalam menentukan target dan anggaran dan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009
sebagainya. Untuk mengukur variabel ini digunakan skala interval dan menunjukkan tingkat partisipasi aparat dalam penyusunan anggaran. Kuesioner
ini merupakan adaptasi yang dikembangkan oleh Milani 1975 dengan mempertimbangkan fungsi-fungsi menejerial yang terdapat di Pemerintahan
Daerah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 dan sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test.
3. Kejelasan sasaran anggaran X
2
adalah kondisi kinerja yang akan dicapai yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-
SKPD. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan menunjukkan kejelasan sasaran anggaran dalam penyusunan anggaran. Kuesioner
ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006.
4. Struktur terdesentralisasi X
3
adalah proses penentuan kegiatan, penentuan nilai, penentuan orang yang bertanggungjawab atas program dan kegiatan, menentukan
prioritas program dan kegiatan. Variabel ini diukur dengan skala interval untuk menunjukkan derajat otoritas yang didelegasikan orang-orang yang terlibat
langsung dalam penyiapan dan proses penyusunan APBD, kuesioner ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke Permendagri 13 Tahun 2006, dan
sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test. 5. Pengawasan Internal X4 adalah pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat
Kabupaten dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dalam hal ini dibatasi pada proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah
menjalankan rencana yang telah tertuang dalam APBD secara efisien dan efektif
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009
juga untuk menjamin agar penyusunan anggaran telah mempertimbangkan unsur efesiensi, efektifitas, dan ekonomis. Variabel ini diukur dengan instrumen yang
dibangun sendiri yang dikembangkan dari variabel ini diukur dengan skala interval, dan kuesioner untuk ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke
materi pemeriksaan sesuai Permendagri Nomor 23 tahun 2007. Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Indikator
Skala Penguk
uran
Dependen Variabel
Kinerja Manajerial
SKPD Y
Hasil dari proses aktivitas manajerial yang
efektif mulai dari proses perencanaan dan
penganggaran, penatausahaan,
pelaporan, pengawasan, dan staffing
Indikator kinerja terdiri dari:
1. Efektifitas Hasil
Perencanaan 2.
Efektifitas Hasil Penganggaran
3. Efektifitas Hasil
Penatausahaan
4. Efektifitas Hasil Pelaporan
5. Efektifitas Hasil Pengawasan
6. Efektifitas Hasil Staffing
Interval
Independen Variabel
Partisipasi dalam
penyusuna n
anggaran X
1
Partisipasi manajerial SKPD dalam proses
penganggaran daerah, seperti program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan, keikut
sertaan dalam menentukan target dan
anggaran dan sebagainya 1.
Melibatkan bawahan 2.
Memberi kesempatan bawahan
3. Informasi dari bawahan
4. Kontribusi bawahan dalam
anggaran SKPD
Interval
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, K e j e l a s a n S a s a r a n A n g g a r a n D a n S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel
Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2009