78
tunggal Bus besar lantai
ganda Bus
templeartikulasi tunggal
Bus besar lantai ganda
Bus templeartikulasi
Bus sedang Bus kecil
MPU hanya roda empat
Sumber : SK Dirjen Perhubungan 6872002
2.5 Penelitian Terdahulu yang Terkait 1. Analisis Waktu Tempuh Angkutan Perkotaan Terminal Amplas
– Terminal Sambu Di Kota Medan
Kesimpulan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kecepatan perjalan, mendapatkan kerapatan, kecepatan, tundaan dan tingkat pelayanan
dari angkutan Perkotaan.
2. Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Bis Patas dan Ekonomi Jurusan
Surabaya Malang oleh Khrisna Varian K. Hera Widyastuti, Ir., M.T., PhD, Intitut Teknologi Sepuluh November.
Kesimpulan dari penelitian ini dilihat dari waktu tempuh rata-rata untuk bus patas pada hari rabu ialah 308,5 dan hari sabtu ialah 315 menit, sedangkan
untuk bus ekonomi pada hari rabu 325 menit dan hari sabtu 332,5 menit.
79
Sehingga diambil kesimpulan lebih besar volume lalu lintas pada hari sabtu dari pada hari rabu; dilihat dari
load factor
rata-rata untuk bus patas pada hari rabu ialah 0,27 dan hari sabtu 0,71 sedangkan untuk bus ekonomi pada hari
rabu 0,41 dan hari sabtu 0,87. Sehingga diambil kesimpulan bahwasannya bus untuk jurusan Surabaya-Malang berlebih jumlah armadanya, dilihat dari nilai
load factor
yang diperoleh karena dikatakan seimbang jika nilai
load factor
kendaraan adalah 70; dilihat dari
delay
tundaan untuk bus patas pada hari rabu 44,5 menit dan hari sabtu 46 menit, sedangkan untuk bus ekonomi pada
hari rabu 52 menit dan hari sabtu 51,5 menit; dilihat untuk kebutuhan lima tahun yang akan datang pembebanan untuk bus patas pada hari rabu 0,62 dan
hari sabtu 0,64 sedangkan untuk bus ekonomi pada hari rabu 0,83 dan hari sabtu 0,86 sehingga dari data
load factor
diatas dapat disimpulkan kapasitas penumpang masih memenuhi dan armada masih mencukupi. Sehingga dari
kesimpulan keseluruhan didapat bahwa bus tersebut berlebih dan untuk lima tahun kedepan jumlah bus masih mencukupi untuk memenuhi keinginan
pengguna. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan
adalah menganalisis
demand
dan
Load Factor.
3. Kajian Teknis kerja Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi
Studi Kasus : Daerah Istimewa Yogyakarta
Kesimpulan dari penelitian ini mengetahui kinerja pelayanan angkutan AKDP tersebut agar tetap stabil dan tidak terjadi penurunan baik kuantitas jumlah
maupun kualitas kepastian pelayanan dan membandingkan jalur trayek pada
80
tahun 2012 dengan cara mengetahui
headway,
jarak tempuh,
load factor
, waktu tempuh, kecepatan, waktu tunggu penumpang dan jumlah armada.
4. Evaluasi Jumlah Armada dan Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Lainnya Antar Kota Antar Provinsi.
Studi Kasus : CV.LARIS Trayek Medan-Kuala Simpang
Kesimpulan dari penelitian ini untuk memberikan evaluasi armda angkutan umum yang telah beroperasi pada trayek tersebut, guna mencapai angkutan
umum yang efisien ditinjau dari jumlah armada dan tingkat operasional. Medan-Kuala Simpang dikatagorikan sebagai angkutan luar kota yang
panjang perjalanannya 137 km dengan kecepatan perjalanan rata-rata untuk keberangkatan dari kuala simpang 12,756 mdetik 45,922 kmjam dan untuk
keberangkatan dari medan 12,859 mdetik 46,292 kmjam tidad memenuhi standar sebesar 70 kmjam.
5. Evaluasi Pelayanan Dan Kelayakan Trayek Angkutan Umum Perkotaan Di Kota Semarang, oleh Alfa Narendra, Universitas
Diponegoro.
Kesimpulan dari penelitian ini didapat perilaku operator yang selalu menyesuaikan jumlah kendaraan yang beroperasi dengan besarnya permintaan
dan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna maka frekuensi 1 kendaraan diatur 10 menit khusus kendaraan bis, trayek dengan rasio jumlah
penumpang pada jam sibuk dan harian 0,2 lebih menjamin pengoperasian trayek hal ini dapat terpenuhi bila proporsi perjalanan bukan untuk bekerja
81
melainkan untuk berbelanja dan bisnis, AUP lebih cocok melayani trayek dengan jumlah penumpang 4.000 penumpang per hari, secara keseluruhan
tarif yang dikenakan tidak mampu menutupi biaya operasional angkutan umum khususnya bis Damri dan semakin banyak kendaraan yang
dioperasikan maka operator akan semakin merugi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan
adalah mengetahui kebutuhan angkutan aktual pada saat jam sibuk dan jam sunyi
peak dan off peak
sehingga operator dapat menghemat biaya yang dibutuhkan.
6. Studi Kebutuhan Angkutan Umum Penumpang Perkotaan Di Kota Palu Studi kasus: Trayek Mamboro-Manonda, oleh Ana Febrianti,
Universitas Tadulako Palu
Kesimpulan dari penelitian ini dilihat dari waktu
sirkulasi
pada jam sibuk didapat nilai sebesar 140,30 menit; dilihat dari waktu antara diketahui bahwa
waktu antara yang didapat pada jam sibuk di luar dalam rentang
H
ideal
hal ini disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah armada yang dioperasikan pada
trayek ini atau tidak adanya pengaturan keberangkatan armada di dalam terminal; dilihat dari jumlah armada perwaktu
sirkulasi
pada trayek ini didapat jumlah angkutan dari hasil perhitungan 160 unit maka disimpulkan terdapat
kelebihan jumlah armada angkutan yang beroperasi sebesar 64, persentasi kelebihan armada didasarkan pada jumlah armada angkutan kota dari dinas
perhubungan dan informatikan kota Palu sehingga dapat dikatakan bahwa penambahan ijin trayek ini sudah tidak dibutuhkan; dilihat dari kebutuhan
82
jumlah armada yang beroperasi pada periode sibuk sebesar 187 kendaraan sehingga untuk mencapai keseimbangan antara permintaan dan
supply
maka jumlah armada yang beroperasi selama jam sibuk harus diatur penjadwalan
keberangkatan disetiap terminal sebagai awal dan akhir perjalananya; dilihat dari predeksi jumlah armada tahun 2015 untuk kebutuhan armada sebesar 245
kendaraan sedangkan jumlah armada yang didapat dari Dinas Perhubungan informatika kota Palu didapat 440 kendaraandan yang beroperasi hal ini
meyimpulkan bahwa tahun 2015 tidak diperlukan penambahan armada angkutan pada trayek ini.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan adalah untuk melihat keseimbangan
supply
dan
demand
pada suatu karakteristik angkutan umum pada saat jam sibuk.
83
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penilitian
Jalan Medan-Sidikalang merupakan bagian dari jalur transportasi darat Trans Sumatera, Oleh karenanya berstatus jalan Nasional. Pelaksanaan penilitian ini
dilakukan di Loket PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang. Pemilihan lokasi ini didasari atas alasan bahwa persoalan-persoalan yang dikaji
oleh peniliti ada dilokasi tersebut.
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian