Supervisi dan Peningkatan Disiplin Kerja Guru

Pengendalian proses pembelajaran peserta didik merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Ada beberpa kemampuan yang dituntut dari guru agar dapat menumbuhkan minat, yaitu sebagai berikut: a. Mampu menjabarkan bahan pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara penyampaian b. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi. c. Menguasai berbagai cara mengajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya e. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesai dengan kebutuhan f. Terampil menggunakan model dan metode pembelajaran g. Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik h. Memahami sikap dan karakteristik peserta didik i. Terampil menggunakan sumber-sumber belajar j. Terampil mengelola kelas. 33 Kemampuan ini sangat menunjang sekali dalam meningkatkan kualitas sekolah dan peserta didik agar lebih terampil dan memiliki sikap yang positif.

4. Supervisi dan Peningkatan Disiplin Kerja Guru

Dari penejelasan sebelumnya supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada prilaku dan aktivitas keseharian guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi antara lain: 34 a. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. 33 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 28 34 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, hlm. 118. Lingkungan dimana sekolah berada, apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya. c. Tingkatan dan jenis sekolah. Setiap jenjang sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu. d. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Hal ini dilihat dari guru-guru bagaimana kehidupan sosial ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya. e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepala sekolah sebagai supervisor sangat perlu memperhatinkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi, hal ini untuk mengetahui bagamana pelaksanaan supervisi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Selanjutnya dalam peningkatan disiplin kerja guru dapat juga dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah supervisi, hal ini diterapkan dalam rangka membina disiplin kerja guru antara lain: 35 a. Merumuskan standar, standar tingkah laku disiplin haruslah dirumuskan oleh kepala sekolah sebagai Pembina, demikian juga standar disiplin kerja. Dalam merumuskan standar tersebut, sangat baik manakala guru diikutsertakan, sehingga guru akan merasa memiliki terhadap ketentuan- ketentuan yang dikenakan kepada dirinya. b. Mengadakan pengukuran, langkah selanjutanya pengawasan terhadap didiplin kerja guru adalah mengadakan pengukuran. Yang dimaksud pengukuran yaitu melihat secara nyata perilaku disiplin guru, dalam pelaksanaanya bias menggunakan alat ukur yang lazim dipakai berupa tes dan non tes. c. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar, hasil pengukuran disiplin kerja guru kemudian dibandingkan dengan standar. Jika berdasarkan pengukuran guru mempunyai perilaku disiplin yang sama atau lebih tinggi dari yang distandarkan, maka dapat dilakukan daur ulang dengan menetapkan standar baru yang lebih tinggi. Sebaliknya, kurang dari standar dilakukan perbaikan. d. Mengadakan perbaikan, perbaikan terhadap disiplin guru terutama dilakukan jika dalam perbandingan antara hasil pengukuran dengan standar yang telah ditetapkan ditemukan minus. Kepala sekolah haruslah mengadakan perbaikan meningkatkan disiplin berdasarkan kekurangan- kekurangan yang ada. Adapun berbagai cara perbaikan dalam meningkatkan disiplin kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Membuat guru punya rasa aman dan hidup layak b. Menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan c. Membuat guru merasa diikutsertakan d. Memperlakukan guru secara wajar e. Membuat guru merasa mampu 35 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995, hlm. 191. f. Memberikan pengakuan dan penghargaan atas sumbangan yang ia berikan g. Membuat guru merasa diikutsertakan dalam membuat kebijakan sekolah h. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mempertahankan self respect. 36 36 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia..., hlm. 195.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang. 2. Disiplin guru di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan- Tangerang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang yang beralamat Jln. Raya Mauk Km. 11 Komplek Masjid Awwabin Sepatan- Tangerang 15520. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 – April 2010. Tabel 1 Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April 1 Studi kepustakaan 2 Observasi pra penelitian 3 Penyusunan proposal No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April 4 Bimbingan bab 1, 2 dan 3

Dokumen yang terkait

Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor dalam implementasi metode pembelajaran di SMU Yaspita Tangerang

0 3 83

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang

0 6 137

Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin kerja guru pada SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus Jakarta Selatan

1 10 67

Persepsi guru terhadap profesionalisme kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru di MTS AL-AWWABIN DEPOK

0 4 54

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 14

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 18

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 19

PERAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL IJTIHAD BANDAR LAMPUNG

0 0 131

PERAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI MA MUHAMMADIYAH SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 114

PERAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MEMBINA PROFESIONALISME GURU DI MAN 2 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 145