b Prinsip negatif merupakan pedomanan yang tidak boleh dilakukan oleh
seorang supervisor dalam pelaksanaan supervisi. 1.
Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya otoriter kepada orang-orang yang disupervisi.
2. Supervisi tidak boleh melakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, perkoan dan sebagainya. 3.
Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih
apa pun. 4.
Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih
apapun. 5.
Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter. 6.
Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahanya cita-cita muluk yang hampa.
7. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap
kritik dan saran dari bawahannya.
16
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan
korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan merasa
diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan objektivitas dalam pembinaaan dan pelaksanaan tugasnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan
simulasi pembelajaran. 1
Diskusi kelompok, Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga
16
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro…, hlm. 196- 198.
administrasi, untuk memecahkan berbagai masalah di sekolah, dalam mencapai suatu keputusan. Banyak masalah yang dipecahkan dalam
diskusi kelompok, seperti peningkatan kemampuan tenaga kependidikan, dan masalah hasil temuan kepala sekolah pada kegiatan observasi di
dalam atau di luar kelas. 2
Kunjungan kelas, Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah
sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung. Kunjungan kelas merupakan teknis yang sangat bermanfaat
untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan profesionalisme guru dalam melakukan tugas pokoknya
mengajar, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran,
serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta didik dalam pembelajaran, serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta
didik dalam menagkap materi yang diajarkan. 3
Pembicaraan individual, merupakan teknik bimbingan dan konseling
yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk memberikan konseling kepada guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun
masalah yang menyangkut profesionalisme guru. 4
Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi berbentuk
demontrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga guru dapat menganalisa penampilan yang diamatinya sebagai
instrospeksi diri, walaupun sebenarnya tidak ada cara mengajar yang paling baik.
17
Pada prinsipnya setiap tenaga kependidikan harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak maka
kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai
17
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet.IX, hlm. 113-114.
supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerjanya dan meningkatnya keterampilan
kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah perlu banyak kemampuan dan
pengalaman diantaranya sebagai pemimpin pendidikan ia harus menguasai teori pendidikan, perkembangan dan proses-proses kepala sekolah berperan
pula untuk mengembangkan kemampuan staf sekolah. Ia senantiasa harus bekerjasama dengan staf dalam memecahkan masalah maupun pembuatan
keputusan melalui hubungan tatap muka individual dan kelompok. Menurut buku Pedoman Penyelenggara Administrasi Pendidikan di
Sekolah, tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah: 1
Merancang, mengarahkan dan mengkoordinasi semua aktivitas agar sekolah berjalan dengan baik menuju tercapainya tujuan sekolah.
2 Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh
semangat dan kegembiraan. 3
Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib dan giat. 4
Menjaga suasana baik dalam sekolah, antara guru, murid, pegawai, kelas sehingga tercapainya suasana kekeluargaan.
5 Melaksanakan hubungan, baik ke dalam maupun ke luar.
6 Menjaga adanya koordinasi antar seksi organisasi sekolah dan
sebagainya.
18
Dari uraian di atas bahwa supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pegendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para kependidikan tidak
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
18
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah..., hlm. 73.
2. Jenis Supervisi Pendidikan