Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi

50 memperoleh sertifikasi ISO menjadi 6,7762 sesudah memperoleh sertifikasi ISO. Standar deviasi juga mengalami peningkatan sebesar 1,0487 yaitu dari 7,30169 menjadi 8,35039. Uji statistik deskriptif untuk Sales Growth SG, nilai minimum pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 44,55 yaitu dari -49,18 menjadi -4,63. Nilai maximum mengalami penurunan sebesar 26,23 yaitu dari 57,32 menjadi 31,09. Nilai rata-rata SG mengalami penurunan sebesar 0,641 yaitu dari 12,9938 menjadi 12,3528. Untuk standar deviasi mengalami penurunan sebesar 10,50256 yaitu dari 19,06781 menjadi 8,56525.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak Priyatno, 2011:77. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas akan menentukan metode uji hipotesis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Paired sample t-test dilakukan jika datanya berdistribusi normal, dan Wilcoxon signed rank test dilakukan jika data tidak berdistribusi normal. Menurut Priyatno 2012:136 pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi Asymp. Sig 0,05 maka data berdistribusi normal 51 b. Jika nilai signifikansi Asymp. Sig 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Hasil uji normalitas untuk data perusahaan yang bersertifikasi ISO 9001:2008 dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008 Variabel Kolmogorov- Smirnov Z Asymp. Sig Keterangan distribusi data NPM sebelum 1,492 0,023 Tidak normal NPM sesudah 1,168 0,131 Normal ROI sebelum 1,027 0,242 Normal ROI sesudah 0,865 0,443 Normal Sales growth sebelum 0,966 0,308 Normal Sales growth sesudah 0,580 0,890 Normal Sumber: data sekunder yang diolah Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa untuk variabel NPM pada periode sebelum memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 data tersebut tidak berdistribusi normal Asymp. Sig 0,05 dan untuk periode sesudah memperoleh ISO 9001:2008 data berdistribusi normal Asymp. Sig 0,05, maka pengujian variabel NPM menggunakan Wilcoxon signed rank test. Selanjutnya untuk data ROI dan Sales growth baik periode sebelum maupun sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008, data berdistribusi normal Asymp. Sig 0,05, sehingga pengujian variabel menggunakan Paired sample t-test. 52

c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi

1 Pengujian Hipotesis Pertama Rumusan hipotesis untuk pengujian pertama adalah: H : Tidak terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI H a1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI Pengujian hipotesis pertama untuk variabel Net Profit Margin NPM menggunakan wilcoxon signed rank test karena data tidak berdistribusi normal. Melalui pengujian wilcoxon signed rank test maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian wilcoxon signed rank test untuk NPM dapat dilihat dalam tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 Test Statistics a NPM_sesudah - NPM_sebelum Z -1.589 b Asymp. Sig. 2-tailed .112 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. Sumber: data sekunder yang diolah 53 Hasil perbandingan pada rasio Net Profit Margin NPM antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diperoleh Z hitung sebesar -1,589 dan signifikansi sebesar 0,112 yang lebih besar dari tingkat si gnifikansi 0,05 α 0,05. Dengan demikian H diterima dan H a1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan NPM antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin NPM sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Biatna D. T dan Thedy Janitra 2011, serta R. Wilopo dan Agung Priyambodo 2008. Tidak adanya perbedaan NPM sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 dikarenakan adanya kemungkinan bahwa sertifikasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga mempengaruhi laba pada periode perolehan sertifikasi ISO 9001:2008, dengan demikian dampak biaya yang tinggi tersebut ikut mempengaruhi kenaikan biaya operasional perusahaan sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum mampu menekan biaya-biaya operasionalnya, khususnya biaya untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Jika 54 dilihat dari perolehan NPM perusahaan untuk tiap tahunnya, sebagian perusahaan mempunyai nilai yang masih dibawah rata-rata NPM tiap tahun dari keseluruhan data. Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena sertifikat ISO itu sendiri sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa. Seperti kita ketahui, setiap perusahaan baik itu perusahaan berskala besar atau kecil pastinya harus mengutamakan kualitas dalam hal apapun dan adanya jaminan dari kualitas yang dihasilkan. Jaminan kualitas dengan sertifikat ISO sudah sangat biasa dan menjadi kurang istimewa di mata masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sertifikat ISO 9001:2008 hanyalah sebagai sarana artifisial bagi manajemen perusahaan untuk menunjukkan kepada masyarakat, khususnya kepada investor bahwa manajemen perusahaan telah melakukan upaya perbaikan kualitas manajemen, meski belum atau tidak diikuti dengan perbaikan kinerja perusahaan R. Wilopo dan Agung Priyambodo, 2008:292. 2 Pengujian Hipotesis Kedua Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5 0,05. Adapun rumusan hipotesisnya adalah: H : Tidak terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 900:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI 55 H a2 : Terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI Pengujian hipotesis kedua menggunakan paired sample t-test karena data berdistribusi normal. Melalui pengujian paired sample t- test maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui ROI sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian paired sample t-test dapat dilihat dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel ROI Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 ROI_sebelum - ROI_sesudah -1.51621 5.17720 .96138 -3.48551 .45310 -1.577 28 .126 Sumber: data sekunder yang diolah Hasil perbandingan pada rasio Return On Investment ROI antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diperoleh t hitung sebesar -1,577 dan signifikansi sebesar 0,126 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 α 0,05. Dengan demikian H diterima dan H a2 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh 56 sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan “Terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam profitabilitas yang diukur dengan Return On Investment ROI sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cendrawati dan Melinda Haryanto 2011, Biatna D. T dan Thedy Janitra 2011, Inaaki Heras 2002, serta R. Wilopo dan Agung Priyambodo 2008. Adanya ketidak-signifikan menurut penelitian Cendrawati dan Melinda, dalam segi penelitian dapat disebabkan oleh berbagai keterbatasan penelitian, seperti jumlah sampel yang terlalu sedikit, jangka waktu pengamatan yang kurang panjang, serta diabaikannya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ROI perusahaan. Sementara itu, dari segi praktisi, hal ini dapat juga dijelaskan oleh kegagalan dalam implementasi ISO 9001 pada beberapa perusahaan. Kegagalan dalam implementasi ISO dapat berdampak negatif bagi kinerja perusahaan. Selain itu tidak adanya perbedaan ROI sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 mencerminkan bahwa kurangnya efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Di samping itu perusahaan juga sebaiknya memperhatikan kualitas produk yang 57 dihasilkan agar mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Perolehan sertifikasi sistem manajemen mutu ini hendaknya oleh perusahaan harus dijadikan sebagai peningkatan yang berkesinambungan kinerja perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi kepuasan pelanggan. 3 Pengujian Hipotesis Ketiga Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5 0,05. Adapun rumusan hipotesisnya adalah: H : Tidak terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 900:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI H a3 : Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI Pengujian hipotesis ketiga menggunakan paired sample t-test karena distribusi data normal. Melalui pengujian paired sample t-test maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian paired sample t-test dapat dilihat dalam tabel 4.7. 58 Tabel 4.7 Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel Sales Growth Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 SG_sebelum - SG_sesudah .64103 17.18094 3.19042 -5.89425 7.17632 .201 28 .842 Sumber: data sekunder yang diolah Hasil perbandingan pada rasio sales growth antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diperoleh t hitung sebesar 0,201 dan signifikansi sebesar 0,842 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 α 0,05. Dengan demikian H diterima dan H a3 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan “Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmar dan Kurnia tanpa tahun, Biatna D. T dan Thedy Janitra 2011, R. Wilopo dan Agung Priyambodo 2008, Inaaki Heras 2002, namun tidak mendukung hasil penelitian 59 Divesh S. Sharma 2005, Corbett et al., 2004, dan Mokhtar 2012. Menurut Ahmar dan Kurnia, adanya ketidak-signifikan dalam sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diduga disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adanya kemungkinan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan penjualan dan tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini, seperti dominasi pengaruh kondisi ekonomi dan politik dalam dunia perdagangan. Faktor lain yang menyebabkan tidak adanya perbedaan ini menurut Ahmar dan Kurnia tanpa tahun antara lain dibutuhkan suatu persiapan yang matang untuk memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, sehingga ada kemungkinan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian telah menerapkan sistem mutu sesuai ISO seri 9000 jauh sebelum sertifikat diperoleh. Selain itu dapat disebabkan oleh rendahnya komitmen manajemen, hal ini menyebabkan penerapan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 menjadi terbengkalai, padahal penerapan sistem manajemen kualitas ini menuntut adanya komitmen dan tanggung jawab yang besar. Sikap mental juga diduga memiliki pengaruh yang cukup dominan karena diketahui bahwa terdapat perusahaan-perusahaan yang dalam mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO, dilakukan dengan motivasi yang tidak sehat yaitu hanya untuk mengikuti tren semata untuk mengejar prestise sehingga 60 menyebabkan kemalasan yang nantinya akan menghambat jadwal kerja yang telah ditentukan dalam penerapan sistem manajemen kualitas Juni Ima, 2003. Adanya persaingan bisnis yang kompetitif di era globalisasi ini yang menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga menyebabkan konsumen cenderung untuk menggunakan produk lain yang memiliki tingkat kualitas yang hampir sama dengan produk yang diproduksi oleh perusahaan bersertifikasi ISO 9001:2008 tetapi harganya lebih terjangkau. Selain itu alasan lain yang timbul adalah karena masyarakat kurang mengerti perbedaan beberapa sertifikasi ISO yang selama ini beredar. Masyarakat kurang mengetahui secara pasti masing-masing perbedaan ISO yang dikeluarkan dari tahun ke tahun, mulai dari isi, manfaat, tujuan, kegunaan, dampaknya terhadap segala aspek, dan lain sebagainya. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 47 78

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1 34 77

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

1 31 116

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, SALES GROWTH, dan CASH FLOW TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013 dan 2014)

2 27 21

ANALISIS PERBANDINGAN GROSS PROFIT MARGIN,OPERATING RATIO DAN SALES GROWTH SEBELUM DAN SESUDAH MENERAPKAN SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 21 33

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 2 12

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahanaan Manufaktur di BEI).

0 0 9

ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 1999-2002 (Studi Empiris Berdasarkan Laporan Keuangan SAK

0 1 13

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 0 11

1 ANALISIS PROFITABILITAS SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI)

0 0 89