Profitabilitas Teori yang Berkenaan dengan Variabel

22 6 Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008. 7 Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data bukti implementasi sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008. 8 Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier bukanlah ‘pembantu’, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan. Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Sumber: Dikutip dari Wawan Setyawan “Prinsip Dasar ISO 9001:2008”

3. Profitabilitas

Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Syafri 1997:304, “Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan, dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.” 23 Menurut Brigham dan Houston 2009:107, profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio-rasio yang telah dibahas sejauh ini dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio profitabilitas profitability ratio akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Menurut Almilia 2007:5, “Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu- satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.” Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investment ROI yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Sedangkan menurut Hanafi 2005:42, “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan profitabilitas pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu”. 24 Almilia 2007:5 mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu: a. Profit Margin Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya ukuran efisiensi di perusahaan pada periode tertentu Hanafi, 2005:42. Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut: Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. b. Return On Investment ROI Return On Investment ROI sering juga disebut sebagai Return On Asset ROA. ROI mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Hansen dan Mowen 2003:98 mendefinisikan ROI sebagai laba yang dihasilkan per 25 dolar investasi. ROI merupakan ukuran kinerja yang paling umum digunakan dalam evaluasi kinerja pusat investasi. Hal ini didasari pemikiran bahwa penggunaan laba sebagai ukuran kinerja akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset. Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut. c. Return On Equity ROE Pada akhirnya, rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” bottom line, adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang diukur sebagai tingkat pengembalian ekuitas saham biasa return on common equity – ROE Brigham dan Houston, 2009:109. Return On Equity ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan Syamsuddin, 2000:64. Return On Equity ROE dihitung dengan rumus sebagai berikut: 26

4. Pertumbuhan Penjualan Sales Growth

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 47 78

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1 34 77

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

1 31 116

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, SALES GROWTH, dan CASH FLOW TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013 dan 2014)

2 27 21

ANALISIS PERBANDINGAN GROSS PROFIT MARGIN,OPERATING RATIO DAN SALES GROWTH SEBELUM DAN SESUDAH MENERAPKAN SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 21 33

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 2 12

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahanaan Manufaktur di BEI).

0 0 9

ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 1999-2002 (Studi Empiris Berdasarkan Laporan Keuangan SAK

0 1 13

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 0 11

1 ANALISIS PROFITABILITAS SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI)

0 0 89