Analisis Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan (sales Growth) Sebelum dan Sesudah Bersertifikat ISO 9001:2008 pada Perusahaan Manufaktur di BEI

(1)

ANALISIS PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH BERSERTIFIKASI

ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

ZAHRA SEPTIANINGSIH

NIM. 109082000083

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Zahra Septianingsih

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 6 September 1991

3. Alamat : Jl. Depsos Raya Kav. H. Nazier RT 003/01

No. 65 Bintaro Jakarta Selatan 12330

4. Telepon : 021-7374513 / 08567275218

5. Email : zahraseptianingsih@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD N Kebayoran Lama Selatan 02 Petang Tahun 1997-2003

2. SMP N 29 Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA N 47 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Oxford Course Indonesia Bintaro Jakarta, English for Children and Adults, 2001-2005

2. Program Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2008-2009

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Paskibra SMP Negeri 29 Jakarta, 2003-2004

2. Anggota Language Club SMA Negeri 47 Jakarta, 2007-2008

3. Divisi Konsumsi JAMSIS (Jambore Siswa) SMA Negeri 47 Jakarta, 2008

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.


(7)

vii

2. Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” dalam acara

Insurance Goes to Campus, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Mei 2010.

3. Workshop Komputer Akuntansi dengan menggunakan Zahir Accounting Edisis Standar 5.1 oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 17 Maret 2012.

4. Seminar Public Speaking and Effective Presentation Skill bersama Meutya Hafid, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 23 Mei 2013.

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Maulana Hasanudin

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 April 1963

3. Ibu : Iim Yuningsih

4. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 2 November 1968

5. Alamat : Jl. Depsos Raya Kav. H. Nazier RT 003/01 No. 65 Bintaro Jakarta Selatan 12330

6. Telepon : 021-7374513


(8)

viii ABSTRACT

PROFITABILITY AND SALES GROWTH ANALYSIS BEFORE AND AFTER ISO 9001:2008 CERTIFICATION OF MANUFACTURING

COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The main objective of this research is to find the impact of stipulation of ISO 9001:2008 series for companies profitability and sales growth before and after companies getting ISO 9001:2008 certification.

The research population is the manufacture firm which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) and had received ISO 9001:2008 certification. The research sample is taken with purposive sampling method which are 29 companies that complete sample selection criteria. The research period are from two years prior certification to 2012.

The research find that there’s no significant difference in profitability (net profit margin and ROI) and sales growth between before and after the companies getting ISO 9001:2008 certification.

Keyword: Profitabilty, Net Profit Margin, Return On Investment, Sales Growth, ISO 9001:2008 certification


(9)

ix ABSTRAK

Analisis Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2008 Pada Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 tehadap profitabilitas dan sales growth perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008.

Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Sampel penelitian diperoleh melalui metode purposive sampling dimana terdapat 29 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Periode penelitian dari dua tahun sebelum sertifikasi sampai dengan tahun 2012.

Penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada profitabilitas (net profit margin dan ROI) dan sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008.

Kata kunci: Profitabilitas, Net Profit Margin, ROI, Sales Growth, Sertifikasi ISO 9001:2008


(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Kedua orang tua yang paling dan sangat saya cintai yaitu Ayahanda Maulana

Hasanudin dan Ibunda Iim Yuningsih yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, bimbingan, nasihat, dukungan serta doa tiada henti kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Rini, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

6. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.


(11)

xi

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Kawan-kawan kelas Akuntansi C angkatan 2009, kalian adalah sahabat terbaik yang telah memberikan pengalaman berharga selama masa kuliah. Semoga tali persahabatan kita tidak akan pernah putus sampai kapanpun. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi

rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan bersama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2013


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... viii

Abstrak ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel ... 9

1. Sejarah ISO ... 9

2. Definisi dan Sejarah ISO 9001:2008 ... 16

3. Profitabilitas ... 22

4. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) ... 26

5. Hubungan Kualitas Barang/Jasa dengan Profitabilitas ... 28

6. Hubungan Kualitas Barang/Jasa dengan Penjualan ... 31

B. Penelitian Sebelumnya ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 36


(13)

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

B. Metode Penentuan Sampel ... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 39

D. Metode Analisis Data ... 40

1. Statistik Deskriptif ... 40

2. Uji Normalitas ... 41

3. Uji Hipotesis ... 42

a. Paired Sample T-Test ... 42

b. Wilcoxon Signed Rank-Test... 43

E. Operasional Variabel Penelitian ... 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

B. Analisis dan Pembahasan ... 48

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 48

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 48

b. Hasil Uji Normalitas ... 50

c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya ... 33

3.1. Operasional Variabel Penelitian ... 44

4.1. Rincian Perolehan Sampel Penelitian ... 47

4.2. Data Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 47

4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 49

4.4. Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008 .... 51

4.5. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 ... 52

4.6. Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel ROI Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 ... 55

4.7. Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel Sales Growth Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 ... 58


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1. Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas ... 29 2.2. Hubungan Kualitas dengan Penjualan ... 32 2.3. Kerangka Konseptual ... 37


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Sampel ... 71 2. Hasil Output SPSS ... 76


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan berjalannya waktu, dilihat dari kondisi masyarakat dan di zaman globalisasi saat ini, kebutuhan seseorang semakin meningkat dan bervariasi, ini dikarenakan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan selera konsumsi yang selalu berubah-ubah. Hal tersebut menciptakan kesadaran seseorang dalam memilih produk yang berkualitas dengan lebih teliti dan cermat. Pelanggan yang pintar pastinya selalu membandingkan kondisi suatu produk dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain untuk mendapatkan produk yang bermutu. Apabila mutu suatu produk yang diinginkan tidak terpenuhi dengan baik maka mereka akan mengkonsumsi produk lain yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumsi.

Tantangan global yang dihadapi dunia di era globalisasi saat ini tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta. Hal ini menuntut seluruh pelaku bisnis untuk mempersiapkan diri agar mampu bertahan

(survive) dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat diantara pelaku bisnis nasional maupun internasional (Psomas, 2009:128).

Kondisi tersebut menyadarkan perusahaan akan pentingnya mutu dan usaha untuk meningkatkan daya saing dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus menerus agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Mutu itu sendiri merupakan keseluruhan corak dan


(18)

2

karakteristik dari produk ataupun jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi (Heizer & Render, 2010:190).

Menurut Simmons (1999:2), “Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Peningkatan kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan kualitas”. Cara lain untuk menghadapi persaingan adalah menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Loyalitas konsumen sangat berperan agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik agar dapat membuat konsumen tetap loyal pada produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan (Astri, 2011:1).

Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya.

Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan, sekarang yang menjadi acuannya jelas yaitu ISO 9001:2008 yang merupakan seri-seri dari ISO 9000 yang diakui secara global, yang merupakan standar layanan internasional (Pardede, 2009:3). ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur sistem manajemen mutu (Quality Management System) dan


(19)

3

sering disebut sebagai ISO 9001: QMS. Adapun 2008 menunjukkan tahun revisi, sedangkan ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu hasil revisi tahun 2008. Sistem tersebut merupakan revisi terbaru yang diterbitkan bulan Desember tahun 2008. Organisasi pengelola standar internasional ini adalah

International Organization for Standardization, bermarkasdi Genewa Swiss, didirikan pada 23 Februari 1947, dan beranggotakan 147 negara di mana setiap negara diwakili oleh badan standarisasi nasional. Badan standar yang dimaksud tersebut di Indonesia dikenal sebagai Komite Akreditasi Nasional (Setyawan, 2008:1).

Standar dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menitikberatkan pada efektivitas proses pengembangan berkelanjutan dengan pilar utama pola berpikir PDCA (plan/merencanakan, do/melaksanakan, control/mengawasi, act/menindaklanjuti). Pada setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, melakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai, dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi (Setyawan, 2008:3).

Syafrizal (2008:23) menyebut terdapat enam proses bisnis dalam prosedur ISO 9001:2008 yang wajib ditetapkan dan terdokumentasi, yaitu: 1) pengendalian dokumen; 2) pengendalian rekaman; 3) pengendalian produk yang tidak sesuai; 4) audit internal; 5) tindakan koreksi; 6) tindakan pencegahan. Jadi, untuk setiap bidang kegiatan mulai dari tahap perencanaan


(20)

4

sampai kepada evaluasi harus mengikuti prosedur dalam melaksanakan pekerjaaannya, agar semua kegiatan dapat dipantau dengan baik.

Dalam praktiknya, aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Pemenuhan kepuasan konsumen atas produk yang diberikan oleh perusahaan akan berdampak positif pada loyalitas konsumen dan meningkatkan penjualan perusahaan yang akhirnya juga akan meningkatkan laba (profit) perusahaan (Astri, 2011:2).

Aspek finansial adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000. Penerapan ISO 9000 harus menjadi stimulus untuk perbaikan proses operasi dan sistem kerja. Perolehan sertifikat ISO harus diikuti efisiensi biaya operasi dan overhead cost secara signifikan karena dengan terdokumentasi setiap aktivitas organisasi, setiap proses operasi adalah proses yang bernilai tambah sekaligus mereduksi proses tak bernilai tambah yang tidak efisien dan tidak efektif (Pardede, 2009:3).

Perolehan dan penerapan sertifikat ISO dapat memicu perolehan pendapatan perusahaan yang lebih tinggi karena terjadinya proses

improvement dalam sistem kerja dan sistem operasi. Menurut penelitian yang dilakukan PT. Sucofindo dan PUSTAN Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000, ditemukan fakta perolehan sertifikat ISO 9000 memicu terjadinya beberapa dalam beberapa parameter operasi antara lain: peningkatan dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih antar unit kerja, fokus kepada pelanggan, mengurangi


(21)

5 scrap/rework, peningkatan produktivitas, concern terhadap kualitas pelanggan, peningkatan penjualan, alat promosi yang efektif, mengurangi komplain pelanggan dan peningkatan share pasar (Pardede, 2009:4).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 membawa dampak yang sangat baik bagi perusahaan yang diantaranya peningkatan kualitas pelanggan, peningkatan penjualan, dan efisiensi biaya yang akan berdampak pada peningkatan profit dalam jangka panjang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Pardede, 2009:4). Selain itu juga dengan memperoleh sertifikat ISO 9001, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pendapatan perusahaan, melalui peningkatan nilai penjualan produk yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif, dimana setelah memperoleh sertifikat ISO, tingkat penjualan perusahaan dapat lebih meningkat atau menurun.

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmar dan Pujiati (2003) dengan mengambil sampel 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, 16 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1995, 12 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1996, 9 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1997, dan hanya 1 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1998. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga variabel yaitu ROA, gross profit margin, dan sales growth. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan gross profit margin

antara satu tahun sebelumnya dan tiga tahun sesudah sertifikasi ISO seri 9000 pada perusahaan manufaktur di BEJ.


(22)

6

Namun penelitian yang dilakukan Cendrawati dan Melinda (2011) dengan sampel 30 perusahaan untuk kelompok ISO maupun kelompok Non-ISO dan 15 perusahaan untuk sampel kelompok Non-ISO baru menghasilkan kesimpulan bahwa sertifikasi ISO 9000 tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan ROI.

Untuk membuktikan sekali lagi mengenai pengaruh sertifikasi ISO terhadap profitabilitas dan sales growth, maka penelitian kali ini mencoba mengkaji dan menguji pengaruh adanya sertifikasi ISO versi terbaru yaitu ISO 9001:2008. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2008 Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cendrawati dan Melinda Haryanto (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Variabel dependen yang digunakan peneliti sebelumnya hanya berupa rasio return on investments, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti lebih mengembangkan pada permasalahan profitabilitas dan sales growth. 2. Sampel yang digunakan peneliti sebelumnya yaitu perusahaan manufaktur

yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1999-2007 yang belum dan telah memperoleh sertifikat ISO 9000, sedangkan pada penelitian kali


(23)

7

ini peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012 yang belum dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008.

3. Versi ISO yang digunakan peneliti sebelumnya adalah ISO seri 9000 versi lama, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti menggunakan ISO seri 9001 versi tahun 2008.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan profitabilitas yang diukur melalui net profit margin dan ROI sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang:

1. Untuk mengetahui perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.


(24)

8

2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi peneliti dan akademisi, sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan dalam menganalisis pengaruh perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap tingkat profitabilitas dan pertumbuhan penjualan (sales growth) pada perusahaan manufaktur di BEI. Penelitian ini juga bermanfaat untuk pengimplementasian teori-teori yang telah dipelajari oleh peneliti selama perkuliahan.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan informasi bagi perusahaan dalam menentukan dan menerapkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan laba perusahaan.

3. Bagi pihak eksternal, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para investor, pemegang saham, kreditor, dan pemerintah sebagai acuan pengambilan keputusan.

4. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis dan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai pengaruh penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap profitabilitas dan pertumbuhan penjualan (sales growth).


(25)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel 1. Sejarah ISO

ISO (International Organization for Standardization) adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi yang berkantor pusat di Jenewa, merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM atau NGO =

Non-Governmental Organization) penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap negara yang bekerja sama telah menghasilkan lebih dari 17.000 standar internasional untuk bisnis, pemerintahan dan masyarakat umum.

Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS dalam bahasa Inggris (International Organization for Standardization) atau OIN dalam bahasa Perancis (Organisation Internationale de Normalisation) sebelum akhirnya ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa Yunani isos yang berarti sama. Didirikan pada 23 Februari 1947 di Jenewa, Switzerland. ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standarisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang


(26)

10

wakil anggotanya dari 170 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (Technical Committee).

Meski ISO adalah organisasi non-pemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.

a. ISO 9000

ISO 9000 merupakan kumpulan standar Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang dikeluarkan dan dipelihara oleh ISO/TC 176 kemudian diselenggarakan oleh badan akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya suatu organisasi atau perusahaan yang telah mendapat sertifikasi ISO 9000 ini akan diperbolehkan menyatakan dirinya kepada publik sebagai “ISO 9001:2000 certified” atau “ISO 9001:2000 registered”. ISO 9000 terdiri dari standar-standar berikut:

1) ISO 9000:2005, SMM – Landasan dasar dan kosa kata, meliputi dasar-dasar mengenai apakah SMM itu dan juga berisi istilah dan kosa kata yang digunakan dalam standar ISO seri 9000.

2) ISO 9001:2000, SMM – Persyaratan-persyaratan, berisi segala ketentuan dan persyaratan standar yang harus dipenuhi oleh suatu


(27)

11

organisasi yang ingin menerapkan dan mengadopsi SMM-ISO 9000 tersebut.

3) ISO 9004:2000, SMM – Pedoman untuk peningkatan kinerja, meliputi langkah-langkah melakukan peningkatan berkesinambungan.

Masih ada standar-standar lain dalam kelompok ISO 9000 yang kodenya tidak diawali dengan angka ISO 900x, sebagai contoh: ISO 10007:1995 – mengenai manajemen konfigurasi, dimana untuk kebanyakan organisasi ini hanyalah satu bagian dari suatu sistem manajemen yang lengkap.

b. Sejarah ISO 9000 Pre ISO 9000

Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan mensyaratkan pabrik untuk mendokumentasikan prosedur serta menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang dituliskan. Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola proses pembuatannya. Pada tahun 1971, British Standard Institute menerbitkan standar Pemerintah Inggris yang pertama


(28)

12

untuk penjaminan kualitas, yaitu BS 9000, yang dikembangkan untuk industri elektronik. Pada tahun 1974, BSI menerbitkan BS 5179, yang merupakan petunjuk untuk jaminan kualitas.

Sekitar tahun 1970-an, BSI mengadakan pertemuan dengan industri untuk menciptakan standar umum. Hasilnya adalah BS 5750 pada tahun 1979. Banyak industri yang sepakat untuk mengganti standar miliknya dengan standar yang berlaku. Tujuan dari BS 5750 adalah memberi dokumen kontrak umum bagi industri, mendemonstrasikan bahwa produksi industri dapat dikontrol. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan ISO untuk mengadopsi BS 5750 sebagai standar internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000.

Versi 1987

ISO 9000:1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu organisasi:

1) ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk baru.

2) ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk baru.


(29)

13

3) ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja.

ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur ketimbangan proses manajemen secara keseluruhan.

Versi 1994

ISO 9000:1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak perlu.

Versi 2000

ISO 9001:2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran,


(30)

14

pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, ketimbang hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke administrator junior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan.

Versi 2008

ISO telah me-release edisi terbaru dari standar ISO 9001, yaitu ISO 9001:2008, Quality Management System-Requirements, pada tanggal 14 Nopember lalu. ISO 9001:2008 tidak ada persyaratan baru. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam standar ISO 9001 versi terbaru ini, yaitu:

1) Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2008, organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah diterapkan secara efektif.

2) Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2008. Bukan dokumentasi yang menentukan proses.


(31)

15

3) ISO 9001:2008, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas SMM.

4) Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan Documented Quality Management System, and not aSystem of Documents.

5) Selain itu juga disampaikan bahwa dalam masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation Forum) menyetujui sebuah implementation plan

diantaranya:

a) ISO 9001:2008 telah dipublikasikan pada 14 Nopember 2008

b) Satu tahun setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat akreditasi yang diterbitkan (baru maupun resertifikasi) harus mengacu pada ISO 9001:2008

c) 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku.

Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya. Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000, sebaiknya


(32)

16

berpikiran bahwa sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008 pada masa transisi.

Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan Lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumentasi dan perubahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008. (Sumber: indonesia-qms-forum@yahoo.com)

2. Definisi dan Sejarah ISO 9001:2008

ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang awam mengira ISO berasal dari International Standard of Organization, sama sekali BUKAN. ISO 9001 merupakan standar international yang mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System), oleh karena itu seringkali disebut sebagai “ISO 9001, QMS” adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008.


(33)

17

Pertanyaan berikut yang muncul, apakah ISO sering mengalami revisi? Jawabnya: YA. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan pengelolaan sistem manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Versi 2008 ini adalah versi terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 lalu. Organisasi pengelola standar international ini adalah

International Organization for Standardization yang bermarkas di Genewa – Swiss, didirikan pada 23 Februari 1947, kini beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana setiap negara diwakili oleh badan standardisasi nasional (Indonesia diwakili oleh KAN). Marilah kita

setback sebentar pada bagaimana sejarah ISO 9001 ada hingga revisi terakhir tahun 2008.

Sejarah ISO dimulai dari dunia militer sejak masa perang dunia II. Pada tahun 1943, pasukan Inggris membutuhkan sekali banyak amunisi untuk perang sehingga untuk kebutuhan ini dibutuhkan banyak sekali supplier. Sebagai konsekuensinya, maka demi kebutuhan standarisasi kualitas, mereka merasa perlu untuk menetapkan standar seleksi supplier. Selanjutnya, 20 tahun kemudian perkembangan standarisasi ini menjadi semakin dibutuhkan hingga pada tahun 1963, Departemen Pertahanan Amerika mengeluarkan standar untuk kebutuhan militer yaitu MIL-Q-9858A sebagai bagian dari MIL-STD series. Kemudian standar ini diadopsi oleh NATO menjadi AQAP-1 (Allied Quality Assurance


(34)

18 Publication-1) dan diadopsi oleh militer Inggris sebagai DEF/STAN 05-8. Seiring dengan kebutuhan implementasi yang semakin kompleks, maka DEF/STAN 05-8 dikembangkan menjadi BS-5750 pada tahun 1979. Atas usulan American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada tahun 1987 melalui International Organization for Standardization, standar BS-5750 diadopsi sebagai sebuah standar international yang kemudian dinamai ISO 9000:1987. Ada 3 versi pilihan implementasi pada versi 1987 ini yaitu yang menekankan pada aspek Quality Assurance, aspek QA and Production dan Quality Assurance for Testing. Concern utamanya adalah inspection product di akhir sebuah proses (dikenal dengan final inspection) dan kepatuhan pada aturan system procedure yang harus dipenuhi secara menyeluruh.

Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994, karena kebutuhan

guaranty quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh ditekankan perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada proses yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk. Namun demikian versi 1994 ini masih menganut system procedure yang kaku dan cenderung document centre dibanding kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan proses internal organisasi. Pada ISO 9000:1994 dikenal 3 versi, yaitu 9001 tentang design, 9002 tentang proses produksi, dan 9003 tentang services.

Versi 1994 lebih fokus pada proses manufacturing dan sangat sulit diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena banyaknya prosedur yang


(35)

19

harus dipenuhi (sedikitnya ada 20 klausa yang semuanya wajib di dokumentasikan menjadi prosedur organisasi). Karena ketebatasan inilah, maka technical committee melakukan review atas standar yang ada hingga akhirnya lahirlah revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan dari ISO 9001, 9002, dan 9003 versi 1994.

Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20 klausa wajib, tetapi lebih pada proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi sekecil apapun bisa mengimplementasi sistem ISO 9001:2000 dengan berbagai pengecualian pada proses bisnisnya. Maka dikenal istilah BPM atau Business Process Mapping, setiap organisasi harus memertakan proses bisnisnya dan menjadikannya bagian utama dalam quality manual

perusahaan, walau demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6 prosedur yang harus terdokumentasi, yaitu procedure Control of Document, Control of Record,Control of Non-Conforming Product, Internal Audit, Corrective Action, dan Preventive Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh organisasi bisnis manapun.

Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektifitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses


(36)

20

yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control process outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001 ini.

a. 8 Prinsip Manajemen

Seperti dijelaskan di atas bahwa ISO 9001 versi 2000 dan versi 2008 lebih mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan sehingga hampir semua jenis usaha bisa mengimplementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 ini. Sistem ISO 9001:2008 fokus pada efektifitas process continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA (plan/merencanakan, do/melaksanakan, control/mengawasi, act/menindaklanjuti), dimana dalam setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.

Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah delapan prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu effective continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah: 1) Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi


(37)

21

2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap elemen organisasi.

3) Keterlibatan semua orang : Semua elemen dalam organisasi terlibat dan

concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas, pada fungsinya sebagai office boy. 4) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti

alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui proses bisnis. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan.

5) Pendekatan Sistem ke Manajemen : Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah.


(38)

22

6) Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008.

7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008.

8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier bukanlah ‘pembantu’, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.

Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. (Sumber: Dikutip dari Wawan Setyawan “Prinsip Dasar ISO 9001:2008”)

3. Profitabilitas

Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Syafri (1997:304), “Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan, dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”


(39)

23

Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio-rasio yang telah dibahas sejauh ini dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi.

Menurut Almilia (2007:5), “Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.”

Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return

yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Sedangkan menurut Hanafi (2005:42), “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu”.


(40)

24

Almilia (2007:5) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu:

a. Profit Margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi, 2005:42). Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut:

Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. b. Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Asset (ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Hansen dan Mowen (2003:98) mendefinisikan ROI sebagai laba yang dihasilkan per


(41)

25

dolar investasi. ROI merupakan ukuran kinerja yang paling umum digunakan dalam evaluasi kinerja pusat investasi. Hal ini didasari pemikiran bahwa penggunaan laba sebagai ukuran kinerja akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut.

ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset. Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut.

c. Return On Equity (ROE)

Pada akhirnya, rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” (bottom line), adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang diukur sebagai tingkat pengembalian ekuitas saham biasa (return on common equity – ROE) (Brigham dan Houston, 2009:109).

Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2000:64).


(42)

26 4. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)

Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang (Barton et al. 1989:78). Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan pendapatan meningkat.

Menurut Indrawati dan Suhendro (2006:90), pertumbuhan perusahaan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Menurut Devie (2003:35), pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate) dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan menimbulkan konsekuensi pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan. Untuk meningkatkan angka pertumbuhan dilakukan penetapan akan angka jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Secara keuangan


(43)

27

tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan mendasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan. Tingkat pertumbuhan yang ditentukan dengan hanya melihat kemampuan keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri (internal growth rate) dan tingkat pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth rate). Internal growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa membutuhkan dana eksternal atau tingkat pertumbuhan yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan.

Sustainble growth rate adalah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal tetapi dengan memelihara perbandingan antara hutang dengan modal (debt to equity ratio).

Menurut Ratnawati (2007:8), pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh tergantung pada bagaimana dukungan aset terhadap peningkatan penjualan. Selain melalui tingkat penjualan, pertumbuhan perusahaan dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau dengan kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan investasi (investement opportunity set).

Murni dan Andriana (2007:6) menyatakan, pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada


(44)

28

masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total penjualan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjakan asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.

Ket : St = penjualan pada tahun ke t

St-1 = penjualan pada periode sebelumnya

5. Hubungan Kualitas Barang / Jasa dengan Profitabilitas

Menurut Puspitasari (2007:10), salah satu sertifikat ISO 9001:2000 adalah pengelolaan kualitas lebih baik, sehingga hasil penjualan dan profit meningkat.

Menurut Hadiwiardjo (2000:94), manfaat-manfaat umum sistem manajemen mutu yang efektif adalah:


(45)

29

1. Pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa yang lalu di produksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.

2. Biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil dari penghapusan ketidaksesuaian.

3. Daya saing dan profitabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang.

4. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisien. Menurut Nasution (2005:42), keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang atau jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, seperti tercantum pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas

P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki Posisi persaingan Meningkatkan Keluaran yang Bebas dari kerusakan

Harga yang lebih tinggi Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan penghasilan Meningkatkan penghasilan Meningkatkan penghasilan


(46)

30

Hubungan-hubungan dalam gambar 2.1. dijelaskan sebagai berikut:

1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu.

2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikan dalam hal kualitas.

3. Pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas daripada pesaingnya.

4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga relatif tinggi daripada harga pesaing.

5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi.

6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar.

7. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan lebih baik daripada para pesaing.

8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali. 9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas

akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing. 10.Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar,

dan biaya untuk menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan perusahaan.


(47)

31 6. Hubungan Kualitas Barang / Jasa dengan Penjualan

Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan (Ahmar dan Kurnia, tanpa tahun:9).

Menurut Ahmar dan Kurnia, perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.


(48)

32 Gambar 2.2

Hubungan Kualitas dengan Penjualan

P E R B A I K A N K U A L I T A S Memperbaiki posisi persaingan J A M I N A N K U A L I T A S Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan

Harga yang lebih tinggi Meningkatkan pangsa pasar Mengurangi biaya operasi Meningkatkan penjualan Meningkatkan laba

Sumber: Vincent Gasperz (2001) diolah

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh PT. Sucofindo dan Pusat Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh ISO 9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000 telah memicu terjadinya beberapa dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih baik, fokus terhadap konsumen, mengurangi

scrap product, peningkatan produktivitas, peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar. (Kompas, 2004)


(49)

33 B. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Cendrawati dan Melinda

Haryanto (2011)

Analisis Pengaruh Sertifikasi ISO 9000 terhadap Rasio Return On Investments

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Return On Investments

(ROI) dan ISO 9000

Sertifikasi ISO 9000 tidak berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan ROI.

2. Biatna D. T dan Thedy Janitra (2011) Dampak Standar ISO 9000 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Return On Asset (ROA),

profit margin on sales, sales growth, asset turnover, ISO 9000

Sertifikasi ISO 9001/2/3:1994 memberikan kontribusi yang cukup besar dan signifikan terhadap proses produksi perusahaan, tetapi tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perusahaan yang bersertifikasi ISO 9001:2000. 3. Nurmala Ahmar

dan Wiwik Kurnia (tanpa tahun) Analisis Perbandingan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Penjualan domestik (domestic sales growth), penjualan asing (foreign sales growth), ISO 9000

Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk domestic sales growth dan foreign sales growth

antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO seri 9000.

4. R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008) Analisis Kinerja Perusahaan dan Kinerja Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO

ROI, gross profit margin,

sales growth,

return saham, dan IHSG

Terdapat perbedaan signifikan dalam sales growth setelah satu tahun sertifikasi, tetapi tidak terdapat perbedaan setelah dua dan tiga tahun sertifikasi.

Tidak ada perbedaan yang

signifikan dalam ROA, GPM, dan IHSG.


(50)

34 Tabel 2.1 (lanjutan)

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 9001:2000 (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Terdapat perbedaan yang signifikan dalam return saham setelah

sertifikasi ISO 9001:2000

5. Mohd. Zulkifli Mokhtar dan Mohd Shaladdin Muda (2012) Comparative study on performance measures and attributes between ISO and non-ISO certification companies ROA, ROE, ROS, Working Capital (WC), Tobin’s Q, EVA, Cash flow, ukuran perusahaan, company’s growth, struktur modal perusahaan, umur perusahaan, industry category

Terdapat perbedaan yang signifikan dalam ROA, ROS, WC, EVA, usia perusahaan, ukuran perusahaan dan

industry category antara perusahaan yang memiliki

sertifikasi ISO 9000 dengan yang tidak memiliki sertifikasi ISO 9000.

Sales growth dan ROE perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 lebih tinggi dibandingkan yang tidak memiliki sertifikasi ISO 9000.

6. Charles J. Corbett et al.,

(2004)

The financial impact of ISO 9000 certification in the US: An empirical analysis

ROA, ROS, Tobin’s Q,

Sales,

COGS/Sales,

Sales/Assets

Perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 memiliki peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangan setelah 3 tahun memperoleh sertifikasi ISO 9000.

7. Divesh S. Sharma (2005)

The association between ISO 9000 certification and financial

performance

Profit margin,

sales growth, dan EPS

Adanya peningkatan profit margin, sales growth, dan EPS yang

signifikan setelah memperoleh sertifikasi ISO 9000.

8. Dimitris

Tzelepis, Kostas Tsekouras, Dimitris Skuras dan Efthalia Dimara (2006)

The effects of ISO

9001 on firms’

productive efficiency

Fixed assets to the number of employees, fixed to total assets, total debt to equity (DBTA), total DBTA’s, profit margin, ROA

Penerapan ISO 9001 dapat mempengaruhi proses produksi sebagai masukan manajerial untuk proses produksi seperti modal dan tenaga kerja dan dapat

mempengaruhi proses produksi sebagai faktor pengurangan inefisiensi manajerial.


(51)

35 Tabel 2.1 (lanjutan)

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

9. Inaaki Heras, Gavin P.M. Dick, Martoa Casadesuas (2002)

ISO 9000

registration’s

impact on sales and profitability: A longitudinal analysis of performance before and after accreditation

Sales growth, ROA, dan ISO 9000

Tidak ditemukan bukti bahwa sertifikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas atau pertumbuhan penjualan. Yang terbaik yang dapat dikatakan

adalah bahwa biaya tambahan yang terkait dengan akreditasi telah ditemukan.


(52)

36 C. Kerangka Berpikir

Menurut Hamid (2012:15) mendefinisikan kerangka berpikir sebagai berikut:

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan”.

Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah ISO 9001:2008, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan (sales growth). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(53)

37 Gambar 2.3

Kerangka Konseptual

Quality Assurance

Sertifikasi ISO 9001:2008

Profitabilitas Sales Growth

Paired sample t – test (distribusi data normal) atau

Wilcoxon signed ranks test (distribusi data tidak normal)

Hasil pengujian & Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan, & Saran


(54)

38 D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa perbaikan kualitas mampu memberikan fundamental strategi bisnis yang lebih baik. Perbaikan kualitas yang diatributkan dengan sertifikasi ISO 9000 diharapkan akan mampu meningkatkan tingkat profitabilitas yang diukur dengan profit margin, ROI, dan juga meningkatkan pertumbuhan penjualan (sales growth).

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan lagi kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah

sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI.

Ha2 : Terdapat perbedaan return on investment antara sebelum dan sesudah

sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI.

Ha3 : Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi


(55)

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian deskriptif komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian diambil secara purpose sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tujuan, pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2006 : 78). Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1. Tidak sedang dalam proses delisting.

2. Telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 periode 2007-2012.

3. Tersedia laporan keuangan untuk satu, dan dua tahun sebelum dan satu, dua, dan tiga tahun sesudah sertifikasi.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk keperluan analisis data, maka peneliti memerlukan data pendukung yang berasal dari perusahaan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan cara pengumpulan data, yaitu:


(56)

40

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data bersumber dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2012 yang telah dipublikasikan secara lengkap. Data penelitian diperoleh dari situs BEI yaitu www.idx.co.id , website perusahaan, dan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for Windows 21.0. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard


(57)

41 deviation), varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan

skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:19). 2. Uji Normalitas

Uji normalitas data menjadi prasyarat pokok dalam analisis parametrik seperti korelasi, uji perbandingan rata-rata, analisis varian dan sebagainya, karena data-data yang akan dianalisis parametrik harus berdistribusi normal. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2011:77).

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test. One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah mengikuti distribusi secara teoritis (distribusi normal, poisson, uniform, atau exponential). Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ini biasanya digunakan untuk menguji normalitas data berskala interval atau rasio (Priyatno, 2012:132). Pengambilan keputusan didapat dari nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi data dinyatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi data dinyatakan tidak normal (Priyatno, 2012:136).

Pengujian normalitas data ini dilakukan untuk menentukan alat analisa yang akan digunakan dalam uji hipotesa. Jika data berdistribusi normal maka alat analisa yang digunakan adalah uji statistik yaitu paired sample t-test. Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka alat analisa yang digunakan adalah metode non-parametik Wilcoxon signed-rank test.


(58)

42

3. Uji Hipotesis

a. Paired sample t-test

Paired sample t-test atau uji t sampel berpasangan, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok sampel yang berpasangan atau berhubungan. Sampel yang berpasangan maksudnya subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda, seperti perlakuan sebelum dan sesudah (Priyatno, 2012:25).

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum

dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008

Ha : Ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan

sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008

2) Menentukan tingkat signifikansi, penelitian ini menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%

3) Memperoleh nilai signifikansi 4) Kriteria pengujian

H0 diterima jika signifikansi > 0,05

H0 ditolak jika signifikansi < 0,05

5) Membandingkan signifikansi 6) Menarik kesimpulan


(59)

43

b. Wilcoxon signed-rank test

Wilcoxon signed-rank test merupakan uji non-parametrik yang tidak mensyaratkan distribusi data normal yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan. Uji ini sering digunakan sebagai alternatif pengganti dari paired sample t-test jika data tidak normal (Priyatno, 2011:318).

Tahap-tahap wilcoxon signed-rank test adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum

dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008

Ha : Ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan

sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008

2) Menentukan taraf signifikansi, penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05

3) Pengambilan keputusan

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

4) Menarik kesimpulan

E. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat satu variabel independen dan dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sertifikasi ISO


(60)

44

seri 9001:2008. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan sales growth yang diukur melalui:

a. Profit Margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio profit margin yang diambil dalam penelitian ini yaitu Net Profit Margin (NPM). b. Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Asset

(ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.

c. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)

Sales growth mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan dari waktu ke waktu.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Rasio Rumus Skala

Net Profit Margin Laba bersih setelah pajak Penjualan

Rasio

Return On Investment Laba bersih setelah pajak Total Aset

Rasio

Sales Growth Salest – Sales t-1 Sales t-1

Rasio Sumber: diolah dari berbagai referensi


(61)

45

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Perusahaan manufaktur (manufacturing) merupakan satu dari tiga macam perusahaan selain perusahaan dagang (merchandising) dan perusahaan jasa (service) ditinjau dari jenis usaha dan cara mendapatkan laba. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Industri manufaktur tersebut memiliki beberapa sub bagian, yaitu industri kimia dasar, aneka industri, serta industri barang dan konsumsi. Adapun ketiga sub bagian tersebut terdiri dari beberapa jenis berikut:

1) Industri kimia dasar, terdiri dari: a. Semen

b. Keramik, porselen, dan kaca c. Logam dan sejenisnya d. Kimia

e. Plastik dan kemasan f. Pakan ternak


(62)

46

h. Pulp dan kertas

2) Aneka industri, terdiri dari: a. Otomotif dan komponen b. Pakaian dan tekstil c. Alas kaki

d. Kabel e. Elektronika

3) Industri barang konsumsi, terdiri dari: a. Makanan dan minuman

b. Pabrik rokok c. Farmasi

d. Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga e. Perkakas/perabot

Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan, annual report, dan website perusahaan manufaktur 2 tahun sebelum memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dan 2-3 tahun setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 yang tersedia melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website


(63)

47

adalah rincian perolehan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis.

Tabel 4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 di tahun 2009, 2010, dan 2011

42

Memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 setelah tahun 2010

(12) Tidak tersedia laporan keuangan tahunan per 31

Desember untuk 2 tahun setelah sertifikasi ISO 9001:2008

(1)

Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel (memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan 2010)

29

Sumber: data sekunder yang diolah, 2013

Berikut ini adalah tabel data sampel perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel

No. Nama Perusahaan Kode Tahun Sertifikasi

1 Polychem Indonesia Tbk ADMG 2009

2 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 2009

3 Berlina Tbk BRNA 2009

4 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 2009

5 Indofarma Tbk INAF 2009

6 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 2009

7 Lion Metal Works Tbk LION 2009

8 Mayora Indah Tbk MYOR 2009

9 Holcim Indonesia Tbk SMCB 2009

10 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 2009

11 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 2009

12 Unilever Indonesia Tbk UNVR 2009

13 Voksel Electric Tbk VOKS 2009

14 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS 2009

15 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 2010


(64)

48 Tabel 4.2 (lanjutan)

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel

16 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 2010

17 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 2010

18 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 2010

19 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 2010

20 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL 2010

21 Jembo Cable Company Tbk JECC 2010

22 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 2010

23 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 2010

24 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL 2010

25 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 2010

26 Bentoel International Investama Tbk RMBA 2010

27 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 2010

28 Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA 2010

29 Trias Sentosa Tbk TRST 2010

Sumber: data diolah

Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian

B. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian a. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Berikut ini akan dijelaskan mengenai analisis deskriptif yaitu menjelaskan deksripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:


(65)

49 Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPM_sebelum 29 -.13 .61 .0645 .11891 NPM_sesudah 29 -.04 .30 .0686 .07515 ROI_sebelum 29 -5.64 36.93 5.2600 7.30169 ROI_sesudah 29 -3.97 39.68 6.7762 8.35039 SG_sebelum 29 -49.18 57.32 12.9938 19.06781 SG_sesudah 29 -4.63 31.09 12.3528 8.56525 Valid N (listwise) 29

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa setelah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, nilai minimum Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 0,09 yaitu dari -0,13 pada periode sebelum memperoleh ISO 9001:2008 menjadi -0,04 sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Nilai maximum NPM juga mengalami penurunan sebesar 0,31 yaitu dari 0,61 menjadi 0,30. Nilai rata-rata NPM mengalami peningkatan sebesar 0,0041 yaitu dari 0,0645 menjadi 0,0686. Standar deviasi mengalami penurunan sebesar 0,04376 yaitu dari 0,11891 menjadi 0,07515.

Uji statistik deskriptif untuk Return On Investments (ROI), nilai minimum pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 1,67 yaitu dari -5,64 menjadi -3,97. Nilai maximum mengalami peningkatan sebesar 2,75 yaitu dari 36,93 menjadi 39,68. Nilai rata-rata ROI mengalami peningkatan sebesar 1,5162 yaitu dari 5,2600 sebelum


(66)

50

memperoleh sertifikasi ISO menjadi 6,7762 sesudah memperoleh sertifikasi ISO. Standar deviasi juga mengalami peningkatan sebesar 1,0487 yaitu dari 7,30169 menjadi 8,35039.

Uji statistik deskriptif untuk Sales Growth (SG), nilai minimum pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 44,55 yaitu dari -49,18 menjadi -4,63. Nilai maximum mengalami penurunan sebesar 26,23 yaitu dari 57,32 menjadi 31,09. Nilai rata-rata SG mengalami penurunan sebesar 0,641 yaitu dari 12,9938 menjadi 12,3528. Untuk standar deviasi mengalami penurunan sebesar 10,50256 yaitu dari 19,06781 menjadi 8,56525.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2011:77). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas akan menentukan metode uji hipotesis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Paired sample t-test

dilakukan jika datanya berdistribusi normal, dan Wilcoxon signed rank test dilakukan jika data tidak berdistribusi normal.

Menurut Priyatno (2012:136) pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal


(67)

51

b. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Hasil uji normalitas untuk data perusahaan yang bersertifikasi ISO 9001:2008 dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008 Variabel

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig Keterangan distribusi data

NPM sebelum 1,492 0,023 Tidak normal

NPM sesudah 1,168 0,131 Normal

ROI sebelum 1,027 0,242 Normal

ROI sesudah 0,865 0,443 Normal

Sales growth sebelum 0,966 0,308 Normal

Sales growth sesudah 0,580 0,890 Normal Sumber: data sekunder yang diolah

Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa untuk variabel NPM pada periode sebelum memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 data tersebut tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05) dan untuk periode sesudah memperoleh ISO 9001:2008 data berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05), maka pengujian variabel NPM menggunakan Wilcoxon signed rank test. Selanjutnya untuk data ROI dan Sales growth baik periode sebelum maupun sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008, data berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05), sehingga pengujian variabel menggunakan Paired sample t-test.


(68)

52 c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi

1) Pengujian Hipotesis Pertama

Rumusan hipotesis untuk pengujian pertama adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan

sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI

Ha1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan

sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI

Pengujian hipotesis pertama untuk variabel Net Profit Margin

(NPM) menggunakan wilcoxon signed rank test karena data tidak berdistribusi normal. Melalui pengujian wilcoxon signed rank test

maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian

wilcoxon signed rank test untuk NPM dapat dilihat dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008

Test Statisticsa

NPM_sesudah - NPM_sebelum

Z -1.589b

Asymp. Sig. (2-tailed) .112

a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.


(1)

76

LAMPIRAN 2

HASIL OUTPUT


(2)

77

UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPM_sebelum 29 -.13 .61 .0645 .11891

NPM_sesudah 29 -.04 .30 .0686 .07515

ROI_sebelum 29 -5.64 36.93 5.2600 7.30169

ROI_sesudah 29 -3.97 39.68 6.7762 8.35039

SG_sebelum 29 -49.18 57.32 12.9938 19.06781

SG_sesudah 29 -4.63 31.09 12.3528 8.56525


(3)

78

UJI NORMALITAS PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKAIS ISO 9001:2008

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPM_sebelum NPM_sesudah ROI_sebelum ROI_sesudah SG_sebelum SG_sesudah

N 29 29 29 29 29 29

Normal Parametersa,b Mean .0645 .0686 5.2600 6.7762 12.9938 12.3528

Std. Deviation .11891 .07515 7.30169 8.35039 19.06781 8.56525

Most Extreme Differences

Absolute .277 .217 .191 .161 .179 .108

Positive .277 .217 .191 .161 .133 .076

Negative -.190 -.121 -.146 -.123 -.179 -.108

Kolmogorov-Smirnov Z 1.492 1.168 1.027 .865 .966 .580

Asymp. Sig. (2-tailed) .023 .131 .242 .443 .308 .890

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

79

UJI WILCOXON SIGNED RANK-TEST NET PROFIT MARGIN (NPM)

PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

NPM_sesudah - NPM_sebelum

Negative Ranks 8a 15.38 123.00

Positive Ranks 19b 13.42 255.00

Ties 2c

Total 29

a. NPM_sesudah < NPM_sebelum b. NPM_sesudah > NPM_sebelum c. NPM_sesudah = NPM_sebelum

Test Statisticsa

NPM_sesudah - NPM_sebelum

Z -1.589b

Asymp. Sig. (2-tailed) .112

a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.


(5)

80

UJI PAIRED SAMPLE T-TEST RETURN ON INVESTMENT (ROI)

PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROI_sebelum 5.2600 29 7.30169 1.35589

ROI_sesudah 6.7762 29 8.35039 1.55063

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROI_sebelum & ROI_sesudah 29 .789 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 ROI_sebelum - ROI_sesudah


(6)

81

UJI PAIRED SAMPLE T-TEST SALES GROWTH PERUSAHAAN

SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 SG_sebelum 12.9938 29 19.06781 3.54080

SG_sesudah 12.3528 29 8.56525 1.59053

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 SG_sebelum & SG_sesudah 29 .434 .019

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 SG_sebelum - SG_sesudah


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 47 78

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1 34 77

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

1 31 116

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, SALES GROWTH, dan CASH FLOW TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013 dan 2014)

2 27 21

ANALISIS PERBANDINGAN GROSS PROFIT MARGIN,OPERATING RATIO DAN SALES GROWTH SEBELUM DAN SESUDAH MENERAPKAN SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 21 33

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 2 12

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahanaan Manufaktur di BEI).

0 0 9

ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 1999-2002 (Studi Empiris Berdasarkan Laporan Keuangan SAK

0 1 13

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 0 11

1 ANALISIS PROFITABILITAS SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI)

0 0 89