Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen

Sikap pada dasarnya merupakan suatu pola tindak yang dimiliki oleh setiap manusia dalam mengekspresikan sesuatu yang menjadi suatu keyakinan yang perlu dilakukan, namun sikap itu sendiri dapat mencerminkan hasil yang akan didapat atau akibat yang akan diperoleh. Dampak dari sikap yang terjadi ada yang dapat dilihat secara langsung, tetapi adapun akibat yang diterima memerlukan waktu yang tidak dapat ditentukan. Tetapi secara pasti bahwa sikap itu akan menghasilkan suatu produk yang bersifat abstrak dan nyata, dalam suatu kelompok misalnya apabila seseorang dapat tanggapan dari apa yang dilakukan, maka akan terlihat oleh kita bahwa orang akan menanggapi dengan beberapa reaksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Konsep mengenai sikap kerja tidak akan terlepas dari konsep sikap itu sendiri. sikap merupakan semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu 1 . Sehingga dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk beraksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. 1 Azwar Hartono, Metodologi Penelitian, Studi Kasus Pemasaran., CV Gunung Agung. Jakarta.202, h 219 19 20 Sedangkan menutut Susanto menyatakan bahwa sikap adalah tendensi untuk memberi reaksi yang positif menguntungkan atau negatif tidak menguntungkan terhadap orang objek atau situasi-situasi tertentu 2 . Karena itu sikap merupakan tendensi untuk memberi reaksi yang bersikap emosional dalam arah tertentu. Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap obyek baik memihak maupun tidak memihak dengan demikian sikap tidak menetap artinya dapat berubah atau dipengaruhi oleh lingkungan atau karena adanya rangsangan dari luar dirinya sehingga dapat memotivasi seseorang untuk berperilaku tertentu. Sebagaimana Rakhmat bahwa sikap bukan dibawa dari lahir melainkan diperoleh dari pengalaman, karena itu sikap dapat dipengaruhi atau sebaliknya dapat diubah 3 . Sikap memiliki berbagai jenis yang dapat diamati seperti yang dikemukakan oleh Frazier Moore bahwa jenis-jenis sikap itu terbagi atas : 1. Sikap positif 2. Sikap pasif 3. Sikap negatif 4 2 Susanto Margono Handoyo., Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi , Bandung; Remaja Rosda, 2004, h. 65 3 Djalaludin Rachmat, Komunikasi Pemasaran, Remaja Rosa. Bandung, 2002, h.20 4 Moor Frezer. Hubungan Masyarakat Prinsip, Kasus dan Masalah, , Alih Bahasa Djamaludin Malik. Remaja Karya, Bandung.2000, h. 59 21 Bila dikaitkan dengan sikap, maka sikap positif akan menyebabkan individu atau anggota organisasi bereaksi menyenangkan terhadap pekerjaan, sikap pasif akan menyebabkan individu atau anggota organisasi menjadi diam atau tidak melakukan pekerjaan, sedangkan sikap negatif akan menyebabkan individu atau anggota organisasi bereaksi tidak menyenangkan terhadap pekerjaan, dimana pekerjaan merupakan keseluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas jasmaniah yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu atau mengandung suatu maksud tertentu terutama yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya. 1. Perilaku Konsumen Berdasarkan konsep pemasaran dan konsep pemasaran sosial yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, para pemasar harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumen tersebut. Melalui pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun program-program pemasaran yang tepat guna memanfaatkan peluang-peluang yang ada terutama dalam mempengaruhi reaksi atau tanggapan konsumen pada barang danatau jasa yang ditawarkannya. Dharmesta memberikan definisi mengenai perilaku konsumen adalah interaksi yang dinamis antara kesadaranpengertian cognitf, perilaku, dan peristiwa lingkungan dengan mana manusia melakukan aspek pertukaran tentang 22 kehidupan mereka, masih menurut Sementara memberikan pengertian sebagai berikut adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan- tindakan tersebut 5 . Dari kedua pengertian di atas tersirat bahwa perilaku konsumen itu sangat kompleks dan selalu berubah-ubah baik secara individual, kelompok, maupun keseluruhan. Perilaku setiap individu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya akan berbeda karena adanya perbedaan dalam faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian suatu produk danatau jasa. Loudon dan Bitta mengakui bahwa mempelajari perilaku konsumen cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya variabel- variabel tersebut cenderung berinteraksi. Di samping itu seringkali terjadi ketidakkonsistenan pada konsumen, di mana mereka menyatakan kebutuhan dan keinginannya tetapi bertindak sebaliknya 6 . Misalnya ada sebagian konsumen yang memiliki kemampuan dan membutuhkan suatu produk, tetapi tidak membelinya. Di lain pihak ada konsumen yang tidak membutuhkan suatu produk, tetapi ia membelinya. Meskipun demikian, pemahaman terhadap perilaku konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan 5 Dharmesta Agustinus, Manajemen Strategik, “Pengantar Proses Berfikir Strategik”, Binarupa Aksara, Jakarta, 2001.h, 15 6 Loudon Bitta, and Sasser W., “An Examination of The Effect Performance on Bran Reputation”, Satisfaction and Loyalty, “European Jurnal di Marketing, .2000, h. 27 9 19-35. 23 yang menginginkan agar program-program pemasarannya dapat berhasil. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kotler bahwa perusahaan yang benar- benar memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan terhadap rangsangan pemasaran ciri produk, harga, periklanan, dan lain-lain akan meraih keuntungan lebih besar dari pada para pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumennya, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya 7 . Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif.

B. Definisi Perilaku Konsumen

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

3 52 119

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBEDAKAN NASABAH DAN NON-NASABAH DALAM MEMILIH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JEMBER

0 4 19

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBEDAKAN NASABAH DAN NON-NASABAH DALAM MEMILIH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JEMBER

0 8 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENGGUNAKAN TABUNGAN RENCANA MANDIRI PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK CABANG LUMAJANG

0 3 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Boyolali).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Boyolali).

0 3 16

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Penabung Bank Mandiri Cabang Surakarta Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Penabung Bank Mandiri Cabang Surakarta.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK MANDIRI SYARIAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah Cabang Pembantu Universitas Airlangga).

0 0 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK MANDIRI SYARIAH KOTA SURABAYA.

0 0 104

PENGARUH PERSEPSI NASABAH DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CILEDUG Yeni Irawati

0 0 14