Landasan Hukum Bank Syariah Identifikasi Transaksi yang Dilarang

34 Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau respon terhadap ketidakpuasan, yaitu: voice response misalnya : memberikan rekomendasi negatif kepada pihak-pihak lain seperti keluarga dan teman, third-party response mengambil tindakan hukum 19 .

C. Definisi Bank Syariah

Menurut Karim Business Consulting dalam Clasical Training Pelaksana Operasional Kantor Cabang Permata Syariah 2004 adalah sebagai berikut : Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Sementara yang dimaksud dengan Prinsip Syariah menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3 dan 13 adalah : Aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam Alquran dan Assunah antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, penyertaan modal, jual beli, sewa menyewa, pengiriman uang dan berbagai jasa bank lainnya.

1. Landasan Hukum Bank Syariah

Adapun evolusi Perundang-undangan Perbankan di Indonesia mengenai Perbankan Syariah sebagai berikut 20 : 19 Susanto Margono Handoyo. Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikas i, Bandung; Remaja Rosda, 2005 h. 95 20 Sunarto Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim. 2003 ; 76 35 a. UU Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967 “Tidak dimungkinkan adanya Bank tanpa bunga, karena pemerintahlah yang berwenang menentukan tingkat suku bunga yang jumlahnya tentu bukan 0 seperti halnya yang diberikan Bank Syariah” b. Deregulasi di Bidang Perbankan Tanggal 1 Juni 1983 “Bank bebas menentukan tingkat suku bunga, sehingga pendirian Bank Syariah dimungkinkan, namun izin untuk mendirikan bank belum ada”. c. Deregulasi di Bidang Perbankan Paket Oktober 1988 “Bank bebas menentukan tingkat suku bunga dan telah adanya izin untuk mendirikan bank baru, sehingga di tahun 1989 muncul permohonan untuk mendirikan BPRS Bank Perkreditan Rakyat Syariah pertama di Lombok Nusa Tenggara Barat BPR Islam Al-Azhar. d. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. “Telah diakomodir adanya bank tanpa bunga dengan sistem bagi hasil yang kemudian dilengkapi dengan PP No. 72 tahun 1992 dimana pada regulasi ini peran penting Dewan Pengawas Syariah secara tegas diakui”. e. UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. “Bank Syariah mendapat landasan hukum yang sangat kuat, terlebih lagi dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No. 322UPPB dan SK DIR Bank Indonesia No. 3234KEPDIR tentang Bank Umum Syariah serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 324UPPB dan SK DIR BI No. 3236KEPDIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Syariah”. 36

2. Identifikasi Transaksi yang Dilarang

a. Hukum Asal Ibadat VS Muamalat Ibadat adalah cabang syariat Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya hubungan vertikal, contohnya adalah shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan muamalat adalah cabang syariat Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesama manusia hubungan horizontal, contohnya aturan dalam bidang ekonomi, pernikahan, hubungan sosial, dan sebagainya. Dalam ibadat kaedah hukum yang berlaku adalah bahwa semua hal yang dilarang kecuali yang ada ketentuannya berdasarkan Al-Quran dan Al-hadits. Sedangkan dalam muamalat hukum asal sesuatu adalah diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Ini berarti ketika suatu transaksi baru muncul dimana belum dikenal sebelumnya dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat implikasi dari dalil Qur’an dan hadist yang melarangnya secara eksplisit maupun implisit. Jadi dalam bidang muamalat, semua transaksi dibolehkan kecuali yang diharamkan 21 . Penyebab terlarangnya haram sebuah transaksi perdagangan adalah haram karena zatnya dan haram bukan karena zatnya. 21 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.2001 h.12 37 b. Haram Karena Zat-nya Transaksi dilarang karena obyek barang danatau jasa yang ditransaksikan juga dilarang. Misalkan minuman keras, bangkai, daging babi, dan sebagainya. Jadi transaksi jual beli minuman keras adalah haram, walaupun akad jual-belinya sah. Dengan demikian, bila ada nasabah yang mengajukan pembiayaan pembelian minuman keras kepada bank dengan menggunakan akad murabahah, maka walaupun akadnya sah tetapi transaksi ini haram karena obyek transaksinya haram 22 . c. Haram Selain Zat-nya 23 1 Melanggar prinsip “An Taraddin Minkum” Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak sama-rama ridha. Mereka harus mempunyai informasi yang sama complete information sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangiditipu karena ada suatu yang unknown to one party keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut juga assymetric information . Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut juga tadlis penipuan dan dapat terjadi dalam empat hal yakni : 22 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.2001 h.12 23 Ma’ruf Amin. Undang-Undang Perbankan Syariah. Dalam Sharing No. 20: 11. Jakarta: PT. Tribuwana Cahya Ananta.2008, h.74 38 a Kuantitasnya contoh pedagang yang mengurangi takarantimbangan barang yang dijualnya. b Kualitasnya contohnya pedagang yang menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya. c Harga contohnya adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar dengan menaikkan harga produk di atas harga pasar. 2 Waktu Penyerahan. Contohnya adalah pedagang buah menjual buah di luar musimnya padahal si pedagang tahu bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang dijanjikannya itu pada waktunya. a Melanggar prinsip “La Tazhlimuna wa la tuzhlamun” Yakni prinsip jangan menzalimi dan jangan dizalimi. Praktek- praktek yang melanggar prinsip ini diantaranya: i Rekayasa Pasar Rekayasa pasar bisa terjadi dalam supply dan dalam demand. Rekayasa pasar dalam supply terjadi bila seorang produsenpenjual mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply agar harga produk yang 39 dijualnya naik. Sedangkan rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang produsenpembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual produk itu akan naik. ii Gharar Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Gharar ini terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti certain menjadi tidak pasti uncertain 3 Riba Dalam ilmu fikih dikenal tiga jenis riba yaitu 24 ; a Riba Fadl yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya, sama kuantitasnya dan sama waktu penyerahannya. Pertukaran semisal ini mengandung gharar yaitu ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing-masing barang yang dipertukarkan. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan tindakan zalim terhadap salah satu pihak, kedua pihak dan pihak- pihak lain. Dalam perbankan konvensional, riba fadl dapat ditemui 24 Ma’ruf Amin. Undang-Undang Perbankan Syariah. Dalam Sharing No. 20: 11. Jakarta: PT. Tribuwana Cahya Ananta.2008, h.75 40 dalam transaksi jual beli valuta asing yang tidak dilakukan dengan cara tunai spot. b Riba Nasi’ah yaitu riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama resiko dan hasil usaha muncul bersama biaya. Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban menanggung beban, hanya karena berjalannya waktu. Dalam perbankan konvensional, riba nasi’ah dapat ditemui dalam pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan, giro dan lain-lan. c Riba Jahiliyah yaitu hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan Usmani, 2001 Riba jahiliyah dilarang karena terjadi pelanggaran kaedah “Kudlu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa Riba” setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba. Dalam perbankan konvensional, riba jahiliyah dapat ditemui dalam pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya.

3. Tidak sahlengkap akadnya

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

3 52 119

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBEDAKAN NASABAH DAN NON-NASABAH DALAM MEMILIH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JEMBER

0 4 19

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBEDAKAN NASABAH DAN NON-NASABAH DALAM MEMILIH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JEMBER

0 8 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENGGUNAKAN TABUNGAN RENCANA MANDIRI PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK CABANG LUMAJANG

0 3 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Boyolali).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Boyolali).

0 3 16

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Penabung Bank Mandiri Cabang Surakarta Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Penabung Bank Mandiri Cabang Surakarta.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK MANDIRI SYARIAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah Cabang Pembantu Universitas Airlangga).

0 0 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK MANDIRI SYARIAH KOTA SURABAYA.

0 0 104

PENGARUH PERSEPSI NASABAH DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CILEDUG Yeni Irawati

0 0 14